Rabu, 15 Juli 2009

LOOK UP!

Oleh: Hingdranata Nikolay

Roger Banister adalah seorang pelari yang paling sering dipakai sebagai contoh bagaimana melewati batasan belief. Ia adalah orang yang pertama mematahkan berbagai anggapan bahwa adalah tidak mungkin untuk berlari 1 mil di bawah 4 menit. Pada jaman itu, John Landy, adalah seorang pelari yang juga sangat dikenal. Setelah Banister mematahkan rekor tersebut, Landy beberapa kali juga berlari di bawah 4 menit, seperti halnya pelari-pelari setelah masa mereka.

Bulan Agustus 1954, di British Empire Games di Vancouver, Kanada, Banister dan Landy bertemu dalam sebuah adu lari yang paling ditunggu pada masa itu. Dalam sebuah snap-shot yang diambil sepanjang 100 meter terakhir, terlihat bagaimana Landy, yang sudah memimpin, menoleh ke belakang untuk melihat di mana Banister, sementara Banister dengan cepat melakukan sprint melewatinya dari sisi yang lain. Banister memenangkan perlombaan tersebut.

Ada sebuah catatan menarik yang juga dipakai sebagai bahan refleksi buat kita dari duel ini. Sementara kita focus ke depan untuk melihat sesuatu yang menjanjikan, kadang melihat ke belakang bisa mempengaruhi momentum kita.

Kejadian ini mirip dengan saat saya menyaksikan sebuah balapan kuda di Maumere, Flores, sekitar tahun 80-an (saya lupa persisnya). Balapan itu paling membekas karena luar biasa! Di arena hanya ada 3 kuda sebagai babak akhir hari tersebut. Seekor kuda bernama Kuning Lupa Budi melakukan start dengan terlambat karena dia kaget dan tidak langsung berlari. Dia sampai tertinggal hampir 1 putaran di belakang 2 kuda lainnya. Saat itu joki-nya adalah seorang anak kecil yang gigih. Kuda terakhir dari kumpulan perlahan mulai disusul, dan saking paniknya melihat dia telah disusul dengan cepat dan diiringi oleh sorak sorai penonton yang ingin melihat keajaiban, joki dari kuda kedua lepas kendali dan jatuh. Masih tersisa satu putaran saat Kuning Lupa Budi bagai kilat melesat di samping kuda yang sedang memimpin! Saya masih ingat melihat joki kuda yang memimpin sibuk melihat di mana posisi Kuning Lupa Budi dan terus-menerus menoleh. Sampai saat dia sadar Kuning Lupa Budi sudah di sampingnya, dia pun sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi karena sekarang momentum ada di tangan lawannya! Perbedaan pencapaian dalam sebuah kompetisi antara yang fokus ke depan, dan fokus ke belakang!

Dalam sebuah program Goal Setting, Zig Ziglar bercerita mengenai seorang pelaut muda yang naik ke tiang layar untuk membenahi layar yang rusak diterpa angin kencang. Pada saat dia berada di tiang layar paling atas dan membetulkan dalam posisi melihat ke bawah, angin menerjang lagi. Dia pun segera kehilangan keseimbangan dan hampir jatuh. Melihat dia gontai, seorang pelaut yang lebih senior berteriak dari bawah: “LOOK UP, son! LOOK UP!” Dan dia pun melihat ke atas dan segera mengembalikan keseimbangannya.

Jepang adalah contoh bagaimana sebuah negara yang fokus ke atas, bukan ke bawah. Mereka kehilangan paling banyak angkatan muda setelah perang dunia ke-2. Untuk bangkit pun mereka sulit karena mereka tidak punya kekayaan sumber daya alam yang bisa membantu. Apa yang terjadi? Mereka memilih untuk menyusun visi dan misi ke depan, dan komit untuk maju. Bukannya melihat ke belakang dan meratapi kehancuran dan apa-apa saja yang mereka tidak punyai. Hasilnya? Secara berturut-turut mereka menggenggam dunia dari decade 50-an sampai hari ini, awalnya dimulai dengan produk tekstilnya, baja (walau di decade 60-an mereka harus mengimpor bahan bakunya dan mengekspor kembali hasil produk dan bersaing dengan negara yang memproduksi baja dengan sumber daya sendiri), sampai dengan otomotif, dan elektronika di decade 80-an! Sekarang? Mereka adalah salah satu pemberi hutang terbesar di dunia! The result of LOOKING UP can be remarkable!

Why I’m telling you all these?

Sejarah, pengalaman, masa lalu, dan semua yang sudah kita lewati adalah sesuatu yang sudah lewat. We can learn from them and improve, but don’t have to go back all the time and re-live it.

Ada perbedaan yang besar antara belajar dari kesalahan atau kekurangan, dengan hidup di masa lalu dan menghidupi kembali kesalahan atau kekurangan kita!

Kecuali, tentu saja, apabila Anda bekerja di pekerjaan yang tugas dan tanggung jawabnya adalah Anda malah harus mencari ke belakang atau melihat ke bawah, seperti audit, accounting, penelitian, dan sejenisnya.

Dalam NLP dipelajari eye accessing cue, yangmana apabila kita melihat ke bawah, aksesnya adalah ke perasaan dan self-talk. Ini seringkali menyangkutkan pikiran ke peninjauan kembali apa yang telah kita lihat, dengar, dan rasakan. Apabila ini untuk menganalisa sesuatu yang penting dan berguna, tentu baik sekali. Apalagi apabila kita ingin mengakses kembali perasaan yang bisa memberikan Motivasi tambahan. Tapi apabila ini untuk mengakses kembali perasaan-perasaan yang akan menarik kita untuk mundur atau kehilangan momentum, think again. When you look down, you feel down. When you feel down, you are unlikely to be at your best.

Apabila ini terjadi, segeralah LOOK UP! Ini akan membantu Anda mengakses langsung ke Visual Construct dan berpikir lebih jernih ke depan.

Tidak semua kita terlatih untuk bisa melihat ke bawah dan melihat berbagai kegagalan, kesedihan, kekecewaan, dan bisa kembali ke keadaan normal dengan cepat.

Jadi LOOK UP adalah salah satu cara untuk merusak pola mundur Anda, jika Anda ingin fokus untuk bergerak maju.

It’s too hard to access your FUTURE view if you always look down!

The FUTURE view is accessible when you LOOK UP!

There is a choice for you today to LOOK UP!


by http://www.inspirasiindonesia.com

0 komentar:

Posting Komentar