Rabu, 28 November 2012

Pelanggan Yang Loyal

Apa arti penting sebuah pelayanan ? Begitu kita sudah melakukan aktivitas jual beli sebagai pelanggan, apakah ada rasa kepuasan yang diperoleh atas bentuk pelayanan yang diberikan?

Pelayanan yang memuaskan (excellent service) adalah bagian dari aktivitas bisnis. Tanpa pelanggan yang puas terhadap pelayanan yang diberikan niscaya bisnis yang dijalankan akan runtuh.


Yang menjadi pertanyaan, karena keterbatasan kreatifitas kita untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan, lantas apa yang bisa diperbuat untuk pelanggan kita? Video ini memberikan inspirasi:


Dari contoh yang ditayangkan oleh video tadi, jelas sudah bahwa pelayanan yang unik tidak memerlukan biaya yang besar. Selain diperlukan ketulusan hati memberikan pelayanan, prinsip "memberi" mutlak diperlukan, konsistensi juga jangan dilupakan.

Semoga hari ini kita memberikan senyuman yang tulus kepada pelanggan, orang tua, kekasih, anak dan teman-teman kita ya ;)




10 Hal Dasar Tentang Pemasaran Di Social Media

Saat ini, banyak merek sudah terjun ke media-media percakapan, seperti Twitter dan Facebook. Aktivitas pemasaran pun melebar ke kanal-kanal sosial tersebut. Diyakini, dan sebagian sudah terbukti, bahwa membangun kekuatan konten dan social media marketing bisa membantu merek mengelola basis pelanggannya dengan lebih gampang.

Namun, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh pengelola merek ketika terjun ke media sosial. Tidak boleh disamaratakan dengan aktivitas di offline, meskipun keduanya saat ini terintegrasi.

 


 Susan Gunelius, kolumnis Entrepreneur.com, memaparkan ada 10 hal yang mendasar tentang praktik Social Media Marketing.

Berikut sadurannya:

1. Prinsip Mendengarkan
Dalam media sosial, percakapan harus diutamakan. Percakapan adalah proses interaktif antara pemilik merek dan audiensnya. Dalam percakapan, hal paling penting adalah mendengarkan. Di sini, diharapkan pemilik merek lebih banyak mendengarkan ketimbang lebih banyak bicara. Membaca apa yang menjadi topik utama pembicaraan di kalangan audiens cukup penting dan baru kemudian bergabung dengan percakapan mereka.

2. Prinsip Fokus
Lebih baik menunjukkan spesialisasi tertentu ketimbang ingin memberikan banyak hal tapi tidak fokus. Dengan demikian, posisi merek akan semakin kuat. Konten yang disajikan juga harus fokus.

3. Prinsip Kualitas
Kualitas lebih penting daripada kuantitas. Lebih baik bila memiliki 1.000 koneksi yang membaca, membagi, dan membincangkan konten Anda dengan audiens mereka daripada 10.000 koneksi yang kemudian menghilang setelah kontak dengan Anda untuk pertama kalinya.

4. Prinsip Kesabaran
Kesuksesan konten pemasaran dan media sosial tidaklah dibangun dalam semalam. Butuh kesabaran. Tidak boleh juga melakukan langkah-langkah instan, seperti mendapatkan follower banyak dalam sekejap karena hal itu akan bersifat kontraproduktif. Membangun relasi yang mendalam dengan koneksi tidaklah mudah dan butuh waktu untuk berproses.

5. Prinsip Integrasi
Bila Anda mempublikasikan sesuatu yang berkualitas, menarik, dan kemudian membuat audiens Anda membagikannya kepada audiensnya masing-masing, hal ini sangat menguntungkan. Apalagi mereka akan membagikannya di kanal-kanal sosial lainnya, seperti Twitter, Facebook, LinkedIn, blog, dan sebagainya. Dengan banyaknya sharing dari audiens dan juga diskusi tentang konten tersebut, membuat konten Anda memiliki keterbacaan lebih tinggi di mesin pencari, seperti Google.

6. Prinsip Pengaruh
Anda harus bisa dengan telaten memilih audiens yang memiliki daya pengaruh besar bagi audiens lainnya. Ini yang disebut dengan influencers. Perlu meluangkan waktu untuk menemukan mereka yang sungguh peduli dan minat pada produk, layanan, maupun bisnis Anda. Bangun komunikasi kontinu dengan mereka.

7. Prinsip Nilai
Bila Anda hanya membincangkan soal produk dan layanan Anda di media sosial, para audiens Anda kemungkinan besar akan meninggalkan Anda, cepat maupun lambat. Anda harus bisa memberikan nilai tambah dalam setiap percakapan. Jadikan akun Anda di media sosial sebagai sumber nilai bagi audiens Anda, apa pun jenis nilainya. Jangan lupa menggandeng para influencer Anda untuk memasarkan nilai-nilai tersebut.

8. Prinsip Pengakuan
Pengakuan itu penting dalam relasi di era media sosial seperti sekarang. Sebab itu, agar bisa diakui dalam komunitas online, Anda juga harus bisa memberikan kepercayaan kepada mereka. Selain itu, jangan sungkan-sungkan juga memberi pengakuan kepada siapa saja yang berhubungan dengan Anda di media sosial.

9.Prinsip Aksesibilitas
Aksesibilitas penting sebagai bukti Anda benar-benar hadir dalam komunitas audiens Anda. Jangan pernah mempublikasikan suatu konten lalu Anda menghilang. Tunjukkan dengan respons dan komunikasi interaktif dengan mereka. Selain itu, Anda harus bisa hadir dan menunjukkan

10. Prinsip Timbal Balik
Percakapan harus interaktif di media sosial. Saling mendengarkan dan berbagi. Percakapan tidak bisa lagi dilakukan secara satu arah seperti layaknya iklan-iklan di televisi. Interaksi menjadi penanda bahwa Anda peduli dengan audiens Anda dan tidak hanya memikirkan merek maupun bisnis Anda sendiri.

SUMBER

Jumat, 16 November 2012

Empati, Mi Instan & Harapan

"Hidup tak selezat mi instan..." - Anonym

Siapa yang tak suka dengan hal yang instan ? Contohnya, kaya mendadak karena lotre, dapat warisan entah darimana datangnya, atau menjadi artis idola lewat jalur kompetisi dan hal-hal instan lainnya yang tak bisa disebutkan semuanya.

Semua hal instan tersebutselain dapat menghemat waktu, tenaga, materi dan lain-lain, memang sudah menjadi bagian dari sifat manusia untuk menyukai proses instan.

Nah, siapa yang suka mi instan ? Saya juga suka kok. Selain mudah penyajiannya, aroma yang menggoda dan rasanya yang lezat memang sengaja dirancang agar membuat kita puas dengan mi instan. Tahukah Anda informasi kesehatan tentang min instan yang biasa beredar di pasaran ?

Saya pastikan Anda juga bisa mencari artikel tentang bahaya dari memakan mi instan secara intens. Dampaknya bisa memicu kanker, usus di potong, dan lain sebagainya.

Tapi di beberapa lapisan masyarakat khususnya ekonomi lemah, mi instan justru menjadi pelipur lara perut yang kosong. Bayangkan, dengan uang seribu Rupiah saja sudah bisa menikmati seporsi mi instan setara dengan sepiring nasi untuk mengganjal perut. Layaknya, mi instan hanyalah sebagai makanan darurat saja sebagai pengganti makanan utama.

Empati

Tidak bisa dipungkiri, sebenarnya mi instan lebih di asosiasikan dengan makanan si jelata. Jelata bagi keluarga kurang mampu, mahasiswa berkantong tipis, dan seperti saya yang harus berhemat untuk biaya hidup setelah akad nikah, hehehehehehe...

Mari kita berhitung dulu ya. Jika dalam sehari kita makan 3 kali sehari dengan hitungan per sekali makan habis uang Rp 10.000/ porsi/sekali makan dengan minum hanya air putih masak, maka dalam sebulan habis biaya makan hingga rata-rata Rp 900.000/bulan.

Jika dengan makan mi instan hanya habis biaya Rp2.500/ porsi/ sekali makan dengan asumsi sehari 3 kali makan dan minum air putih masak, maka dalam sebulan hanya habis Rp 225.000/ bulan. Bandingkan perbedaan angka 900.000 dengan 225.000. Perbedaan angka yang fantastis jika dilihat dari sisi rakyat jelata.

Harapan

Bukan tanpa alasan memindahkan kebiasaan sehat menjadi makan-makanan instan yang murah. Saya setuju dengan Anda dengan jawaban alasan PENGHEMATAN. Alasan klasik seperti gaji tanggal 1 sudah koma alias gaji sudah tak cukup untuk menutupi kebutuhan pokok padahal baru tanggal muda, alasan menabung untuk investasi masa depan, atau alasan-alasan yang lain.

Bukan berarti para mahasiswa harus dipaksa untuk tidak makan mi instan kalau toh juga biaya pendidikan makin mahal. Tapi itulah korelasinya jika biaya pendidikan makin tinggi, sudah seharusnya makin mengencangkan ikat pinggang dan memberi isi perut dengan mi instan.

Bukan berarti dengan paksaan ekonomi makin banyak warga pinggiran makin memfavoritkan makan mi instan dan traditional dry rice ( nasi aking) sebagai dampak makin sulitnya mendapatkan penghidupan yang layak di negeri sendiri.

Empati & Harapan

Apakah arti empati bagi kita semua jika ada tetangga di sebelah masih harus menahan lapar? Apakah kita masih sanggup menggantungkan harapan dari berseliwerannya mobil box mi instan yang sedang mendistribusikan mi instannya ? Atau, masihkah kita harus miskin dengan makanan pokok mi instan ?

Ditengah saudara-saudara kita yang masih mengkonsumsi pangan mi instan, masih ada harapan untuk perjuangan penghidupan layak , seperti pendidikan yang terjangkau, menjadi pasangan yang harmonis yang tak cekcok dengan masalah dapur keuangan, dan kesehatan yang layak walaupun  menapaki proses yang tak instan pula akan cita-cita masing-masing individu dan kolektif.

"Tulisan ini sebagai renungan sebelum liburan"



Senin, 05 November 2012

Secercah Kemandirian

Hari ini saya masih diberi kesempatan untuk menulis blog kesayangan yang satu ini. Alhamdulillah ya,hehehehe...

Sudah 26 tahun saya masih numpang di planet bernama bumi hanya untuk sekedar mencari pembenaran salah satu hal penting dalam hidup kita yaitu makna kemandirian.

Kita ambil contoh sederhana, seseorang yang rela untuk meninggalkan kampung halaman untuk merantau ke daerah lain untuk penghidupan yang layak bisa dipastikan akan lebih terpacu semangat bertahan hidup misal bekerja dengan sungguh-sungguh karena pekerjaan tersebut yang menjadi sumber penghidupan satu-satunya.

Apakah kita harus menjadi perantauan agar terbentuk mental mandiri ?

Tidak juga. Contoh lain seperti berusaha menjadi pedagang/ pengusaha di bumi tempat kaki berpijak juga termasuk langkah menuju kemandirian kok. Mandiri dalam hal finansial lho.

Terus, gimana dong supaya menjadi mandiri ? "Malu dong kalau mandi aja masih di mandiin ama emak.." celoteh anak-anak zaman sekarang. Makanya, baca terus artikel saya ini ya.

Menjadi Mandiri

Sedikit berbagi pengalaman saya berbincang dengan tukang becak bermotor langganan. Kita sebut saja pak Marbun namanya. Beliau semasa masih remaja sudah berprofesi menjadi tukang becak dayung. 30 tahun kemudian becaknya sudah memiliki mesin sehingga berprofesilah menjadi tukang becak motor yang setia mengantarkan para penumpangnya menuju alamat yang ditujukan. Ya, sekarang beliau di usia senja masih setia dengan profesinya sebagai veteran tukang becak ditemani seorang istri yang selalu setia dengan pak Marbun. Sampai sekarang tetap setia untuk menyisihkan sebagian pendapatan untuk pembangunan gereja ditempat pak Marbun biasa beribadah walaupun dalam nominal sangat kecil.

Cerita lainnya adalah kawan saya yang sudah bekerja sebagai pegawai swasta dengan posisi yang layak dan mendapatkan gaji yang pas untuk menghidupi dirinya sendiri, tapi masih terus saja mengeluh dengan setumpuk masalah kerjaan kantoran yang selalu mengganggu psikisnya dan terus menerus merasa tidak puas dengan gaji yang diterimanya tiap bulan. Alhasil, gajinya pun habis untuk sekedar entertainment/ liburan.

Ada juga seorang teman saya juga yang ditinggal meninggal kedua orang tuanya, kemudian terpuruk dalam kemiskinan. Berkat kemampuannya untuk bangkit dari keterpurukan mental, akhirnya sekarang sukses menjalani bisnis ponsel di kotanya, walaupun semasa masih merintis usaha ponselnya, saudara-saudaranya menganggap sebelah mata karena teman saya ini dianggap tidak kompeten berbisnis. Nyatanya, beliau sekarang termasuk dalam jajaran pengusaha yang patut diacungi jempol oleh berbagai kompetisi wirausaha seperti wirausaha muda mandiri. Setiap hari terus dibiasakannya untuk bersedeqah kepada yang berhak sebagai wujud empati susahnya hidup seperti yang pernah ia rasakan juga.

Nah, apa arti kemandirian dari ketiga cerita tadi ? Menurut saya adalah :

1. Totalitas

Totalitas / kesungguhan kita menjadikan diri sebagai pribadi yang sangat pantas akan profesi yang kita jalani saat ini adalah salah satu kunci utama kemandirian. Totalitas muncul jika kita mencintai pekerjaan/ kehidupan kita. Kesungguhan kita dengan pekerjaan saat ini, menunjukkan kita mandiri secara persepsi bahwa kita bekerja seolah-olah pekerjaan tersebut adalah perjuangan hidup dan mati. Andaikan besok Anda akan mati, tentunya hari ini Anda akan sangat bersungguh sungguh berbuat baik dengan sesama dan begitu khusyuk beribadah, bukan ? Dengan totalitas, kita dianggap loyal dan berdedikasi lho.

2. Persepsi yang benar

Pada cerita pegawai swasta di atas, menunjukkan bahwa dia mandiri secara finansial, tapi masih bermanja-manja dengan entertainment (hura-hura) sebagai pelampiasan ketidak puasan dengan kondisinya saat itu. Kita tidak harus menjadi mandiri semudah membalikkan telapak tangan. Perlu proses pembelajaran agar memiliki pandangan hidup (persepsi) yang benar seperti semula mandiri secara finansial, kemudian mandiri secara kejiwaan, naik tingkat lagi menjadi mandiri dalam hal berpikir objektif sehingga tercapai kemandirian secara utuh. Terus membenahi cara berpikir juga termasuk proses menuju kemandirian berpikir.

3. Berpikir cerdas

Pikiran adalah pelita harapan. Semboyan ini benar adanya. Bayangkan apabila suatu pekerjaan dikerjaan ala orang bodoh. Tentu hasilnya buruk bukan ? Meningkatkan kualitas diri melalui membaca, mengikuti forum diskusi hingga menjadikan diri pribadi yang layak disebut mandiri secara intelejensia.

4. Syukur

Nilai tertinggi bahkan (menurut saya) tidak semua orang bisa melakukannya adalah syukur. Lihatlah kekayaan alam Indonesia yang melimpah ruah tapi rakyatnya masih miskin. Ini adalah tanda kita masih belum mandiri karena kurang bersyukur kepada Tuhan yang Maha Memiliki. Arti syukur adalah kita mampu dekat dengan Tuhan seperti taat dengan aturan yang digariskan Tuhan sehingga apapun kehidupan yang dijalani tentunya menunjukkan kemandirian secara spiritual. Syukur juga dapat membentengi diri dari sikap gampang menyerah, karena dengan bersyukur kita menjadi optimis besok akan lebih baik daripada hari ini. Sudahkah kita bersyukur untuk hari ini karena masih diberi kesempatan membaca artikel blog saya ini ? hehehehehe

Kesimpulan

Menjadi pribadi yang mandiri adalah dambaan bagi orang-orang pemberani, dinamis dan siap menerima kesuksesan. Tak lagi berpangku tangan, mampu bekerja sendiri adalah definisi kuno tentang arti kemandirian. Mandiri adalah serangkaian sistem pendukungnya yang bekerja secara harmoni seperti totalitas, berpikir cerdas, memiliki persepsi hidup yang tepat dan rasa syukur.

Ini adalah definisi mandiri menurut saya. Bagaimana dengan Anda ?

"Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari http://www.bankmandiri.co.id dalam rangka memperingati HUT Bank Mandiri ke-14. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan.“







Sabtu, 06 Oktober 2012

Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi

Wong namanya juga negara masih berkembang di Indonesia, suatu saat yang lalu saya membaca sebuah artikel tentang bagaimana tingkatan korupsi di berbagai negara. Perhatian saya tertuju pada bagaimana keadaan suatu negara yang korup dapat dilihat dari siapa pihak yang paling korup dan dominan dalam korupsi.

Berikut ulasannya :
 
1. Negara paling miskin yang korup adalah para penguasa lokal yg miliki senjata. Contoh negaranya adalah Afrika pedalaman.

2. Negara terbelakang maka yang korup adalah rejim mi
liternya seperti Korea Utara.

3. Negara sedang membangun maka yang korup itu rejim kepolisian, aparat hukumnya. Indonesia lebih berada di titik ini.

4. Negara yang sudah berkembang maka yang korup adalah para politisinya. Negara Eropa Barat diluar Jerman, Skandinavia berada di titik ini seperti Italia atau Spanyol.

5. Negara maju maka yang korup adalah para top eksekutif MNC (Multi National Corporation), investment Banker serta pemilik pemilik modal greedy. Jerman, AS, Jepang ada di titik ini.
 
Nah, super power aparat kepolisian yang kabarnya dari Polda Bengkulu dan Metro Jaya lagi-lagi menunjukkan aksi "solidaritas" sangat salah arah dengan akan menangkap Wakil Ketua Satuan Tugas Penyidik Kasus Simulator SIM KPK, Kompol Novel Baswedan dan Yuri Siahaan, keduanya berasal dari POLRI. Kasus ini menyeret perwira tinggi POLRI, mantan Dirlantas Mabes POLRI, Irjen Djoko Susanto. (sumber)

Bukankah penanganan kasus korupsi sudah menjadi wewenang KPK? Dan bukan rahasia umum lagi jika korupsi di tubuh kepolisian RI sangat mudah ditemukan mulai dari level jalanan raya, pengurusan SIM, surat menyurat, dan lain lainnya?

#saveKPK sudah menjadi trending topic di twitter. Kekuatan netizen menunjukkan tajinya bahwasanya kebenaran akan fakta/ isu akan mudah menyebar melalui social media. Dan ini (lagi-lagi) menjadi bumerang kepolisian RI.

Social media memiliki peran penting untuk mendukung penuh jihad KPK melawan korupsi.

Selamatkan KPK. Hidup mulia dengan memberantas korupsi.




Jumat, 28 September 2012

Tips Dunia Ekspor (Bagian 1)

Pasar internasional adalah peluang sangat besar meraih untung setinggi-tingginya dari komoditi yang diperjual belikan. Yuk kita belajar ekspor dari blog saya ya ^^




Berikut tips dasar :

1. Setiap komodity untuk pasar ekspor, usahakan kualitas baik dan di jaga.

2. Usahakan kemasan juga harus menarik penampilannya dan tidak mudah pecah/ sobek.

3. Setiap komodity yang ingin di pasarkan untuk ekspor harus mempunyai hasil Lab Analisa dari institusi terpercaya , misalnya dari : SUCOFINDO, dan lain lain.

4. Calon Eksportir Sudah mempunyai perhitungan modal + profit = harga jual.

5. Calon Exportir sedikit banyak menguasai teknis/ cara pembuatan/ jenis/ dan lain lain dari barang yang akan di ekspor
.

SUMBER

Nantikan tips ekspor berikutnya ya ^^

Rabu, 26 September 2012

Pendatang Baru Bernama Tata Motor Indonesia

Sudah terobesi punya mobil baru tapi dana masih mencekik ? Mmm...jangankan Anda, saya pun juga punya keinginan memiliki mobil yang harganya sangat murah namun tetap berkualitas tinggi, ramah lingkungan, layanan purna jual yang mendukung dan sangat hemat bahan bakar.

Saya bisa memberikan alternatif mobil tersebut bisa dijawab oleh Tata Motor Indonesia.

Pasar otomotif mobil di Indonesia memang sangat ketat. Apalagi saat ini masih dipegang kuat oleh beberapa merk ternama yang merupakan pemain lama seperti Toyota, Daihatsu, Mitsubishi, Suzuki, Mercedez Benz, BMW, KIA, Hyundai dan sebagainya. Kehadiran brand baru seperti Tata Motor dengan merk ternama mereka -Tata- pasti menambah sengit perang di pasar otomotif Indonesia.

Kita sebut saja produk andalan mereka yang menjadi ikon mobil termurah di dunia yaitu Tata Nano.

Dengan spesifikasi :









Dimensi

Panjang keseluruhan 3.099 mm
Lebar 1.495 mm
Tinggi 1.652 mm
Wheelbase 2.230 mm
Ground clearance 180 mm
Kapasitas 4 orang
Berat 600-635 kg

Mesin

Tipe: 624 cc, 2 silinder, MPFI
Daya maksimum 35 hp pada 5.200 RPM
Torsi maksimum 48 Nm pada 3.000-3.500 RPM
Kecepatan maksimum 105 km/h
Konsumsi BBM 23,6 km per liter

Suspensi

Depan Independent, lower wishbone, McPherson Strut
Belakang, Independent, Semi Trailing arm with coil spring Ban
Ukuran ban depan 135/70 R 12
Ukuran ban belakang 155/65 R 12
(sumber)

Diperkirakan harga jual on the road sekitar 30 jutaan (sumber)

Bagaimana respon masyarakat terhadap mobil ini ? Tentu beragam tanggapan di lontarkan seperti yang dilaporkan salah satu portal berita di ajang IIMS 2012 (silahkan klik)

Strategi Tata
Menilik dari pernyataan Mr. Biswadev Sengupta, president director Tata Motors Indonesia sebagai berikut :

"Saat ini Tata masih berada pada tahap yang sangat awal. Saat ini kami sedang menyemai untuk menumbuhkan brand image di masyarakat Indonesia. Indonesia adalah pasar besar si kawasan dan berpotensi menjadi pasar utama di dunia. Populasi mobil masih 40 per 1000 penduduk, jauh dibawah Thai yang sudah 150 per 1000 penduduk. Indonesia masih terus akan berkembang. Didukung perkembangan ekonomi yang terus meningkat.  Membuat rakyat Indonesia punya uang. Hal itu melahirkan kebutuhan untuk memiliki properti, mobil, perhiasan dan lain sebagainya. Indonesia juga negara besar, bukan cuma  jabodetabek. Tata akan mengembangkan pasar ke seluruh Indonesia bukan cuma Jawa. Kami sangat serius untuk masuk Indonesia. Kami lakukan dengan sungguh-sunguh. Dan begitu kami masuk, kantor pusat kami akan benar-benar komitmen. Sebelumnya kami sudah lima tahun menjalankan bisnis di Thailand, kami sudah belajar tradisi bisnis dikawasan ini. " (sumber )

Sebagai pendatang baru, perlu tenaga yang ekstra keras untuk menggerakkan lokomotif Tata di pasar otomotif Indonesia. Apa brand image Tata yang ingin di bangun? Apa pula Authentic Brand Story yang akan dibangun untuk mengakselerasi promosi WOM oleh Tata ? Strategi apa yang akan dibangun mengalahkan Goliath Toyota dan merk-merk lainnya yang sudah lama di Indonesia? Jalur kanal promosi pemasaran manakah yang  efektif untuk segera memanen image ? Sudah siapkah sistem produksinya untuk menghindari indent panjang ? Bagaimana kesiapan layanan purna jualnya? dan segenap pertanyaan lainnya yang menghadang di depan Tata Motor Indonesia...

Sungguh pertanyaan yang singkat namun patut dipersiapkan langkah-langkah nyata sebagai pendatang baru.

Perlu Segalanya


Tak bisa dipungkiri, animo masyarakat akan mobil murah, ramah lingkungan dan hemat bahan bakar merupakan sinyal akan ceruk pasar yang sangat potensial untuk digarap. Tata motor mencoba menggarapnya dengan memperkenalkan produk Tata Nano sebagai solusinya. Bagaimana respon masyarakat kedepannya ? Perlu persiapan matang, apalagi pesaing utama Tata Nano kalau di lihat lebih teliti lagi, justru datang dari penjualan mobil bekas dengan sederet produk mobil dari merk-merk yang sudah sangat kuat.

Keraguan utama kebanyakan konsumen otomotif adalah kualitas. Apakah Tata Motor mampu menghadirkan kualitas produk yang handal layaknya produk Jepang? Saya pikir, perusahaan yang sudah go international seperti Tata Motor sudah menjamin keunggulan produknya. Nah, bagaimana mengubah persepi merk yang selama ini masih menjadi image merk kebanyakan konsumen agar segera beralih ke produk dengan merk Tata ?

Kita ambil saja contoh kasus merk sepeda motor dari India,  Bajaj Pulsar dengan mengusung teknologi twin spark yang mampu membuat kendaraan menjadi sangat hemat konsumsi bahan bakar fosil (BBM) dibanding sepeda motor merk jepang seperti Honda atau Yamaha. Kualitasnya mampu menyaingi merk-merk Jepang. Layanan purna jualnya juga mantap. Namun lihatlah kenyataan dilapangan, walaupun  Bajaj Pulsar yang mampu membuat rekor MURI sebagai kendaraan sport paling hemat masih harus tertatih-tatih melawan gempuran persepsi masyarakat " kalau naik kreta, ya naik Honda aja".

Begitulah stereotip masyarakat akan brand image. Susah lho mengubahnya untuk memilih merk yang lain.

Angin Segar

Konsumen Indonesia juga orang pintar. Apakah Tata Nano dipersepsikan konsumen sebagai produk untuk kelas masyarakat menengah ke bawah ? Tentu itu berkorelasi erat dengan harga. Apakah harga yang ditawarkan sepadan dengan fasilitas yang diberikan sesuai dengan harapan konsumen? Saya pikir, konsumen tetap lah makhluk yang serakah untuk memberikan kompensasi sekecil-kecilnya untuk mendapatkan kepuasan sebesar-besarnya. Namun, dengan perkembangan era digital, memunculkan konsumen yang dedicated dan rasional.

Dengan dukungan program pemerintah low cost green car, peluang makin terbuka lebar.

Saya pikir, Tata muncul disaat waktu yang tepat dengan kondisi yang tepat pula.

Bagaimana dengan Anda menilai Tata sebagai pendatang baru di pasar otomotif Indonesia? Berikut video Tata Nano dengan versi teranyarnya yaitu Tata Pixel dan Tata Megapixel. Saya yakin, Anda terkagum kagum dengan mobil -kacang goreng- Tata dan kemungkinan besar Anda akan sangat bernafsu untuk memilikinya segera .

Let's check it out!

 

 

 

Menarik sekali video yang ditampilkan. Bisa saja muncul pernyataan yang merakyat seperti berikut ini :
"Ketimbang naik kereta kena panas dan hujan, lebih baik naik mobil Tata Nano/ Pixel / Mega Pixel." hehehehehe

Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda.


















Senin, 24 September 2012

Hukum 10:90

Kenapa saya sebut “10:90 (ten-ninety) Marketing”? Karena marketing kini tak lagi dimonopoli marketer. Dulu memang marketing 100% dilakukan oleh marketer, konsumen mendapat jatah 0%. Marketer melakukan semuanya: membuat produk unggul, menyewa agensi untuk membuat iklan, dan kemudian mem-broadcast iklan tersebut ke seluruh penjuru tanah air menggunakan TV, radio, atau koran. Sementara si konsumen hanya pasif menerima pesan-pesan iklan si marketer, sambil tentu saja dongkol karena tontonan liga Inggris kesukaannya diacak-acak.

Kini marketing berubah drastis. Marketer cukup mengerjakan 10% saja, lalu sisanya 90% dikerjakan oleh konsumen. Itu makanya saya sebut “10:90”. Marketer cukup mencipta authentic brand story, lalu menaruhnya di Youtube atau memicu percakapan di Twitter/Facebook, that’s it. Lalu konsumen lah yang bekerja keras membesarkan dan menyebarkan gelembung viral dari authentic brand story tersebut ke konsumen lain di seantero tanah air. Dalam “10:90 Marketing” yang bekerja super keras memasarkan produk bukanlah marketer, tapi konsumen.

Ada satu hukum dasar yang berlaku di dalam marketing gaya baru ini. Bunyinya sebagai berikut: “Semakin dominan campur tangan marketer dalam memasarkan produk/merek, maka semakin tumpul dampak marketing yang tercipta. Sebaliknya, semakin banyak keterlibatan konsumen, maka sukses pemasaran yang dicapai akan semakin powerful. Karena hukum itu maka “10:90 Marketing” pasti lebih ampuh dari “30:70 Marketing”. Dan “30:70 Marketing” pasti lebih powerful dari “60:40 Marketing”. Ingat: “Your most powerful marketer is your customers.”

Anda pasti masih bingung. Oke, agar lebih gampang memahaminya, coba kita lihat dua kasus pemasaran super hebat yang terjadi minggu ini. Pertama adalah kemenangan Jokowi di Pemilu DKI. Kedua adalah heboh viral Gangnam Style yang kini menjangkiti dunia.

Jokowi

Jokowi menang dari Foke karena kekuatan “10:90 Marketing”. Yang dilakukan Jokowi dan tim suksesnya sesungguhnya sederhana saja: pertama, membangun “produk unggul”; kedua, menciptakan “authentic brand story”, that’s it. Sisanya, masa pemilihlah yang bekerja keras memenangkan Jokowi. Bekal dua  hal itu sudah lebih dari cukup untuk menggerakkan “laskar WOM” (“word of mouth” maksudnya) yang mengarahkan para pemilih untuk mencoblos no.3 di hari pemungutan suara.

Apa “produk unggul” Jokowi? Prestasi Jokowi selama menjadi walikota Solo mulai dari kampanye city branding “Solo: The Spirit of Java”, relokasi pasar yang manusiawi, hingga dukungan terhadap mobil Esemka yang meroketkan namanya di kancah politik nasional.

Lalu apa “authentic brand story” Jokowi? Jokowi menjadi ikon pemimpin yang merakyat, hobi turun ke lapangan, mendengar keluh-kesah masyarakat, sosok pribadi yang sederhana dan apa adanya. Siapa yang “mengarang” seluruh cerita di seputar keikonan Jokowi? Yang membuat cerita tak lain adalah masyarakat (baca: konsumen) melalui cerita dari mulut ke mulut (WOM) secara natural dan otentik di kalangan tukang becak, obrolan di warung Tegal, hingga diskusi-diskusi di kampus (yup, cocreate your brand story!). 

Inilah yang dalam teori pemasaran WOM disebut wisdom of crowd. Awalnya adalah cerita dari mulut ke mulut, tapi karena menyebar dan diterima secara luas, maka kemudian dianggap sebagai kebenaran.
Dengan modal prestasi masa lalu dan cerita otentik itu, viral keikonan Jokowi merambat cepat ke seluruh penjuru tanah air menjelang hari H pencoblosan. Di sinilah massa pemilih bekerja keras menyebarkan cerita-cerita keikonan Jokowi baik secara offline (dari mulut ke mulut) maupun secara online (melalui ranah internet). Media sosial seperti YouTube, blog, Facebook, Twitter, Youtube, hingga BBM menjadi tools ampuh yang memungkinkan massa pemilih demikian gampang menyebarkan cerita mengenai keikonan Jokowi.

Singkatnya, sebagian besar pemasaran Jokowi di Pilkada DKI bukanlah dilakukan Jokowi dan tim suksesnya, tapi dilakukan secara voluntir, natural, dan otentik oleh massa pemilihnya melalui penyebaran WOM yang powerful. Jokowi melakukan 10% pekerjaan, sisanya 90% dilakukan oleh massa pemilihnya.

Gangnam Style

Fenomena demam Gangnam Style setali tiga uang. Lagu dan gaya tari yang dirilis pertengahan Juli 2012 ini mencapai sukses pemasaran luar biasa di seluruh dunia karena keampuhan “10:90 Marketing”. Gaya tari baru asal Korea yang digagas rapper Psy ini kini memecahkan Guiness World Record sebagai The the Most ‘Liked’ Video in YouTube History yang hingga minggu ini ditonton 235 juta kali. Seperti halnya Jokowi, pemain utama pemasaran Gangnam Style bukanlah Psy atau label rekaman yang mengusungnya, tapi para penikmat tarian baru itu di lima penjuru benua.

Apa “produk unggul” Gangnam Style? Tak lain adalah lagu yang nge-beat dan jenaka; juga tentu tarian Gangnam Style (tari gaya “menunggang kuda”) yang unik, fresh, dan agak nyleneh dari tarian yang selama ini ada. Lalu apa “authentic brand story” dari Gangnam Style? Tak lain adalah cerita-cerita yang melingkupi tarian ini: mulai dari cerita mengenai distrik Gangnam (kawasan Baverly Hills-nya Seoul); satire gaya hidup konsumtif yang menjadi tema lagu/tari ini; hingga tampang Psy yang “anti K-pop idol” alias berlawanan dengan umumnya sosok K-pop ikon yang keren dan imut.

Kunci sukses pemasaran Gangnam Style adalah peran massif dari para laskar WOM di seluruh dunia. Diawali dari kalangan powerful influencers yaitu para selebriti dunia seperti Robbie Williams, T-Pain, Katy Perry, Tom Cruise, Britney Spears hingga Nelly Furtado. Para selebriti yang sangat powerful di media sosial dan media konvensional inilah viral deman Gangnam Style dipicu.

Aksi early influencers ini kemudian disusul dengan aksi laskar WOM yang secara voluntir dan genuine mempromosikan tarian ini. Aksinya macam-macam. Bisa melalui cuit-cuit di Twitter dan Facebook, meng-upload video Gangnam Style tiruan dan versi parodi, atau membikin aksi flash mob (termasuk flah mob Gangnam Style di Bunderan HI yang melibatkan 800-an orang beberapa waktu lalu). Seperti halnya Jokowi, Psy dan timnya melakukan 10% pekerjaan, sisanya 90% dilakukan oleh massa konsumennya di seluruh dunia.

bingkaiberita.com

Jadilah marketer cerdas seperti Jokowi dan Psy. Mereka begitu cantik dan piawai memperalat konsumennya (yup, community of evangelists) untuk memasarkan diri dan produk mereka. Ingat hukumnya: marketer cerdas cukup kerja 10%; 90% sisanya diserahkan ke konsumen.


Social Media Engineering Ala Jokowi-Ahok

Pertarungan dua kubu, Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama, dalam memperebutkan suara warga dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta tidak hanya terjadi di dunia nyata. Di dunia online, pertarungan juga terjadi dan tidak kalah seru.

Pertarungan keduanya seolah menjadi pertarungan dua brand yang berbeda. Sebelum memasuki pentas pemilihan kepala daerah DKI Jakarta,Fauzi Bowo (Foke) dan Joko Widodo (Jokowi) merupakan dua brand yang memiliki penetrasi di medan yang berbeda-beda. Jokowi, dengan latar belakang daerah, otomatis tak begitu dikenal luas seperti halnya Foke yang sudah akrab di telinga warga ibu kota Jakarta.

Namun, dalam rentang dua bulan terakhir, brand Jokowi justru berada di atas brand Foke. Seperti halnya, hasil hitung cepat perolehan suara Pilkada Jakarta putaran II, pasangan Jokowi-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengungguli pasangan Foke-Nachrowi Ramli (Nara).

Fenomena ini dengan mudah bisa dicatat oleh berbagai situs pemeringkat kompetisi brand melalui pelacakan rekam jejak percakapan terkait dengan dua nama yang berkompetisi itu di jagat internet.

Menurut laman web analytics.topsy.com, salah satu situs yang menyediakan pelacakan percakapan brand, terutama di jejaring sosial Twitter, sejak 24 Agustus 2012, kata kunci Jokowi terus memimpin melawan Foke hingga 21 September, sehari setelah pemungutan suara. Jokowi rata-rata dibicarakan 15.000-30.000 kali tiap hari.

Dari grafis yang dihasilkan Topsy, banyaknya mention atau penyebutan terhadap brand Jokowi ataupun Foke berbanding lurus dengan berita yang ada di media massa.

Nama Jokowi di dunia maya terutama melonjak dibicarakan orang pada 16 September, dipicu berita di sebuah media massa berjudul ”Foke Pertanyakan Motivasi Jokowi Jadi Cagub”.

Berita itu tampaknya lebih condong mengekspos nilai negatif dari Jokowi, tetapi kenyataannya justru memberi umpan balik atau sentimen positif terhadap Jokowi dengan menghasilkan sebanyak 88.441 percakapan di Twitter. Pada hari sama, percakapan terhadap brand Foke menghasilkan 58.511 kali, dengan berita ”Inilah ’Positifnya’ Jokowi di Mata Foke”.

”Fokoke Jokowi”

Jelang hari-H pencoblosan, ada satu tulisan unik bernada humor yang mengatrol pembicaraan positif mengenai Jokowi. Tulisan itu remeh-temeh dan tidak didesain untuk kepentingan kampanye serius, hanya berupa kelakar. Judulnya, ”Baru dapat kabar, Jokowi akhirnya berkoalisi dgn Foke. Namanya Fokoke Jokowi”.

Humor itu ternyata menjadi titik tertinggi untuk meroketkan brand Jokowi dengan total pembicaraan di media sosial naik tajam dari 51.727 menjadi 315.920 kali. Pada hari yang sama, brand Foke juga menanjak, dari 30.458 menjadi 128.561 kali dengan dipicu berita ”7 Janji Foke”.

”Fokoke Jokowi” adalah contoh pengolahan slogan yang kreatif, yang pada malam sebelum pencobloson seolah bergerak menjadi ribuan pasukan yang menghampiri para calon pencoblos via Twitter, Facebook, blog, pesan singkat SMS, juga pesan Blackberry Messenger (BBM). Slogan itu telah menjadi viral marketing, pemasaran gratis yang menyebar bak virus online.

Ikon lain yang berhasil menjadi duta media sosial melawan Foke adalah gambar dengan teks nyentil, ”Jakarta will be OK without F”. Slogan ringan dan menggelitik ini hampir tak terjadi pada kubu Foke.

Isu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) yang bergulir dominan, untuk kelas menengah di perkotaan, ternyata tidak didistribusikan sebagai virus online.

Dengan menggunakan tools atau peralatan analisis lain, bisa dilacak percakapan Foke sebenarnya bukan kalah populer. Hanya saja, sentimen positif lebih lari ke percakapan Jokowi. Hal ini bisa dilihat di socialmention.com, salah satu laman web yang menganalisis kata kunci di berbagai situs jejaring sosial.

Di Social Mention, brand Jokowi memiliki kekuatan 26 persen, sedangkan Foke 21 persen. Kekuatan ini adalah angka unik dari socialmention.com yang diukur berdasarkan jumlah diskusi terhadap brand di media sosial.

Perbandingan sentimen positif terhadap sentimen negatif pada kubu Jokowi adalah 8:1, sedangkan untuk Foke 2:1. Tampak bahwa kubu Jokowi diuntungkan dengan sentimen positif ini.

Unik juga untuk dicatat, brand Jokowi secara konsisten frekuensinya lebih sering dibicarakan dibandingkan dengan Foke, yaitu rata-rata tiap 28 detik sekali untuk Jokowi dan 1 menit sekali untuk Foke.

Howsociable.com menguatkan pernyataan itu dengan memberi skor magnitudo untuk percakapan Jokowi sebesar 6,4, sedangkan Foke 6,1.

Jokowi unggul di semua situs jejaring sosial, misalnya di Twitter, Facebook, Youtube, Google plus, Tumblr, dan Yfrog.

Partisipasi kelas menengah

Analis pemasaran internet yang juga CEO Virtual Consulting, Nukman Luthfie, memaparkan, kampanye di media sosial dalam Pilkada DKI Jakarta merupakan contoh paling bagus untuk melihat bagaimana media sosial bekerja.

”Jakarta adalah pusat penggunaan media sosial di Indonesia, pengguna Twitter di Jakarta paling banyak, akibatnya pembicaraan Pilkada DKI di Twitter ramai,” katanya.

Kampanye di media sosial telah menjadi perang terbuka bagi para pendukung. Bahkan, perang itu juga melibatkan orang luar daerah mengingat Jokowi dan Ahok berasal dari luar daerah. Uniknya, justru latar belakang calon yang luas itu memicu penyebaran pembicaraan hingga luar Jakarta, mereka ikut membangun pencitraan untuk kubu Jokowi-Ahok.

”Orang-orang yang tadinya tidak antusias menjadi antusias membahas Pilkada Jakarta. Perbincangan di kelas menengah, terutama di Twitter, menjadi kencang,” kata Nukman.

Mereka lebih memilih perang lewat Twitter, bukan lewat Facebook. Perang ”140 karakter” lewat Twitter kini lebih disukai masyarakat perkotaan dibandingkan dengan di Facebook.

Perilaku ini khas berasal dari generasi melek Twitter. Dengan demikian, mereka ini adalah generasi baru yang memasuki ranah politik. ”Inilah awal dari partisipasi masyarakat kelas menengah di bidang politik,” kata Nukman.

Lalu, mengapa Jokowi dalam percaturan media sosial unggul dibandingkan dengan Foke?

”Jokowi muncul karena perlawanan, orang sudah capai dengan wajah lama. Foke sudah 35 tahun di pemerintahan Jakarta,” kata Nukman. Terlebih lagi, Jokowi ternyata lebih dekat dan lebih ramah dengan blogger dan pengguna Twitter.

Bukan berarti kubu Foke tak mengerahkan kekuatan media sosial. Kata Nukman, kubu Foke justru merekrut orang-orang profesional yang hidupnya memang berasal dari jualan kampanye di media sosial. Sebaliknya, kubu Jokowi lebih mengandalkan sukarelawan, bahkan banyak di antaranya tak dibayar.

Hal menarik lain dalam perang media sosial, pada putaran kedua media sosial lebih banyak digunakan sebagai black campaign.

”Jika pada putaran pertama lebih ke perang program, pada putaran kedua ini digunakan untuk kampanye hitam, saling menjatuhkan satu sama lainnya,” kata Nukman.

Beberapa kampanye hitam itu ditengarai berhasil mendongkrak perolehan suara Foke, terutama dari masyarakat kalangan bawah. Hanya saja, Jokowi akhirnya memenangi pertandingan ini karena faktor orang-orang Jakarta yang ingin melihat perubahan.

Pantas diapresiasi

Satu hal yang pantas diapresiasi dari perang 140 karakter ini, kata Nukman, adalah meskipun pertengkaran dan perselisihan pendapat tinggi di tingkat media sosial, di dunia nyata tak pecah pertikaian.

”Calon petahana juga fair dalam menanggapi hasil perhitungan cepat. Dari kubu yang menang sementara versi hitung cepat juga tidak arogan menghina. Tim sukses juga tidak saling berantem, inilah contoh penggunaan media sosial yang baik untuk daerah lain,” ujarnya.

Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pers dan Pembangunan (LSPP) Ignatius Haryanto memiliki penilaian senada. Menurut dia, kedua kubu sama-sama menggunakan media sosial dengan intens. Kedua pihak menyadari media sosial sangat membantu dalam hal pembentukan citra para kandidat, menyampaikan pesan kampanye, serta visi-misi-program para kandidat.

”Sejak awal kita melihat para simpatisan Jokowi, yang merupakan paduan dari tim yang dibentuk tim sukses serta para sukarelawan, ikut berkontribusi pada pembentukan citra positif Jokowi-Ahok,” kata Haryanto.

Pertarungan/kampanye tidak hanya melalui baliho dan koran, tetapi juga sampai ke videoklip yang dibuat oleh dua kubu. Kalau mau membandingkan dari sisi video klip, menurut Haryanto, kubu Jokowi-Ahok menawarkan kesegaran dalam penyajian, menyasar anak muda, dan juga massa mengambang.

”Sementara kalau melihat video klip resmi yang dipergunakan Foke-Nara, kelihatan menyasar kelompok menengah bawah dan menonjolkan iming-iming atau janji yang selama ini diklaim sebagai prestasi Foke,” kata Haryanto.

Soal isu SARA, dia juga meyakini bahwa isu tersebut tidak efektif walaupun sudah sedemikian rupa mendiskreditkan Jokowi-Ahok.

”Hingga Kamis (20/9/2012) pagi pun, seorang teman masih menemukan selebaran yang ditumpuk di wilayah Pasar Minggu dan itu tak menggoyahkan perilaku pemilih. Jadi, memang isu SARA tidak menjadi faktor utama. Pendekatan kuno untuk mendiskreditkan begini sudah tak lagi atau tidak akan ’dimakan’ oleh masyarakat umum walau belum seluruhnya. Jika memang ada kedewasaan masyarakat dalam menyikapi hal ini, kampanye hitam apa pun tak kena,” kata Haryanto.

Belajar dari Pilkada DKI ini, terkait dengan pengaturan media oleh negara, sebaiknya hanya dilakukan pada media massa mainstream dan membiarkan dinamika dalam media sosial berjalan dengan sendirinya.

”Pesan negatif yang ada ternyata langsung direspons oleh pesan-pesan positif dari kubu lainnya.
Masyarakat sudah makin dewasa,” ujar Haryanto.

Bandingkan video berikut ini





SUMBER

Karyawan ala Ikan Besar Di Kolam Besar

Apakah Anda tipe karyawan ikan loncat ? Ada informasi berikut ini yang perlu diperhatikan.

Dalam dunia kerja terutama swasta sangat sering dijumpai turn over karyawan (terutama entry level) yang tinggi. Jika ditelaah dari sisi luar sang karyawan mungkin dapat dimungkinkan bisa saja karyawan mempunyai alasan kenapa dia pindah dari tempat bekerjanya. Alasannya sangat sederhana, hanya 3 alasan yang mungkin, yakni:
http://rlv.zcache.com

1. Gaji yang diberikan terlalu kecil
2. Suasana kerja yang tidak nyaman
3. Sudah tidak ada tantangan.

Ada filosofi menarik tentang hal ini. Jika diibaratkan ikan adalah karyawan, dan kolam adalah perusahaan tempat bekerja, maka terdapat suatu filosofi yang menarik dalam dunia kerja. Filosofi ini lebih mengarah pada motif tersebut, yakni kenapa ia ingin berpindah perusahaan. 

Pertama, filosofi yang keliru:

1. Ingin menjadi ikan kecil di kolam besar

Artinya si karyawan memilih perusahaan yang besar dan memberikan fasilitas yang besar, walaupun dia tetap menjadi karyawan level bawah terus, asalkan aman dan terjamin, serta bangga akan statusnya di perusahaan yang besar

2. Ingin menjadi ikan besar di kolam yang kecil

Artinya sang karyawan ingin  menjadi “bos” secara instant di perusahaan yang kecil. Jadi tanpa adanya saingan yang kompetitif, ia sudah bisa menjadi minimal sebagai penyelia.

Kedua filosofi tersebut tidak bisa dipungkiri adalah sebagian motif dari tenaga kerja entry level yang suka berpindah-pindah kerja.

Seharusnya, ada motif ketiga bagi tenaga kerja entry level yang baik dalam langkahnya bekerja, atau memilih pekerjaan yakni:

” Menjadi ikan kecil yang akan terus membesar dan kolamnya akan terus membesar karena keberadaannya”

Artinya, dia akan menjadi karyawan yang dedikatif yang bekerja keras membangun perusahaannya.  Jika alasan ke-tiga ini tidak bisa dilakukan, maka tak ada alasan untuk mempersalahkan sang ikan untuk meloncat ke kolam yang lain.

 
Jika seorang pemilik kolam (baca: pemilik perusahaan) berhasil mendapatkan karyawan bermotif seperti ini, lalu dia mampu menyadari bahwa ikan-ikannya ingin menjadi besar dan meyakinkan bahwa dia bertekad membesarkan ikan dan kolamnya. Maka dapat dipastikan terjadi suatu sinergi yang dahsyat dalam perusahaan itu.

Jadi Bagi sang ikan….luruskan motifmu dan pilihlah kolammu
dan bagi pemilik kolam….rawatlah ikan dan kolammu agar ikan-ikanmu tidak melompat ke kolam sebelah.

Semoga bermanfaat 

Sumber  

Selasa, 11 September 2012

Jurus Pemasaran "Gila" ala PSY -Gangnam Style

Mendiang Andy Warhol pernah bilang  bahwa Anda akan terkenal sedunia hanya dalam 15 menit. Andy mengatakan hal itu jauh sebelum muncul ingar bingar media sosial. Dan, ucapan ini saat ini menjadi kenyataan. Lagi-lagi, YouTube kembali menjadi media bagi yang dulunya bukan apa-apa menjadi apa-apa dan diperbincangkan di seluruh dunia.



http://devorzongallery.com/artists/andywarhol

Contoh paling populernya siapa lagi kalau bukan Gangnam Style! Bahkan, gaya dan gerakan dari K-Pop Single asal Korea Selatan PSY itu ditirukan dengan berbagai gaya dari berbagai negara, termasuk para artis papan atas. Sampai tulisan ini diturunkan, video Gangnam Style mendapatkan lebih dari 143 juta views dengan 1,4 juta likes (11 September 2012 - 23.00WIB)

Kenapa bisa begitu populer bak "virus outbreak" ?  Kunci utamanya ada pada super uniknya video ini, nyeleneh, dan tentu lucu. Psy menjadi sentral dalam hal ini. PSY bisa menyuguhkan sebuah dance dan lagu yang unik, lincah, ritmik, jenaka, sekaligus “gila.” Gerakan dan lagunya sangat simpel dan mudah ditirukan. Sehingga, orang yang menirukannya pun turut senang dan menikmati. Dengan begitu, lagu ini gampang sekali menjadi milik semua orang.

Kunci kedua adalah peran serta social media. Gara-gara social media inilah, orang-orang pun mulai ketularan "gila" nya dance ala Gangnam Style dengan berbagai versi. Mulai dari versi parody, versi Thailand dan sebagainya.



Saking fenomenalnya, Gangnam Style membuat para artis papan atas pun turut kepincut. Nelly Furtado, misalnya, turut manggung dengan menampilkan gerakan dan irama ala Gangnam Style. Bahkan, Katie Perry, Britney Spears, juga turut “terjangkiti virus” Gangnam Style. Dan, Justien Bieber pun dibuat kesengsem dan merekrut Psy menjadi produser Bieber di Amerika Serikat.

Patut kita acungi dua jempol karena inilah viral marketing sesungguhnya. Tapi ingatlah, tidak gampang memulai suatu strategi pemasaran ala viral marketing "Gangnam Style".

Pelajaran yang bisa diambil dari viral marketing ala Gangnam Style adalah mau tidak mau produknya harus unik dan memiliki diferensiasi yang kuat. Ada nasihat di dunia pemasaran bahwa untuk sukses di pasar tidak harus menjadi yang terbaik, tapi menjadi yang berbeda. Sebab itu, diferensiasi ini menjadi kata kunci. Gangnam Style jelas memiliki diferensiasi tersebut. Diferensiasi inilah yang menjadi daya pikat
.
Kedua, simplisitas. Kesederhanaan, dalam banyak hal, menjadi kunci sukses produk bisa diterima dengan mudah oleh konsumennya. Gangnam Style berhasil menyuguhkan video klik yang simpel yang mudah ditirukan oleh banyak orang.

Ketiga, sentuh sisi emosional. Produk dan kampanye marketing yang mampu menyentuh sisi emosional audiensnya, dijamin bakal sukses dan langgeng. Gangnam berhasil merebut hati para penggemarnya. Bahkan, keriangan, kelucuan, kebebasan, yang diusung dalam gerakan Gangnam Style akhirnya menjadi milik bersama. Audiens merasa memiliki gerakan tersebut. Terbukti dengan flash mob dan aneka versi Gangnam Style yang dibuat dan dimunculkan di media sosial. Sentuhan pengalaman dan emosional ini membuat customer memiliki sense of belonging pada produk tersebut.

Keempat, gunakan media sosial. Di era komunikasi horisontal saat ini, media sosial bisa menjadi alat mumpuni berkampanye yang mengusung nilai low budget-high impact. Gangnam Style hampir tak mengeluarkan bujet sepeser pun untuk terkenal seperti sekarang. Sebaliknya, dari media sosial inilah, Gangnam Style malah mendapatkan benefitnya. Dari perbincangan di media sosial, Gangnam Style diangkat jadi perbincangan di media-media kelas dunia, seperti CNN, CBS, Bloomberg Television, The Washington Post, BBC, dan sebagainya.

Indonesia sempat dihebohkan dengan video Udin Sedunia, Briptu Norman, dan yang paling populer adalah Sinta Jojo dengan Keong Racun. Tapi, apa yang membuat Gangnam Style lebih populer ? Padahal sama-sama menunjukkan keunikan, simplisitas, menunjukkan emosional yang kuat, dan sama-sama menggunakan social media seperti YouTube untuk mendongkrak popularitas ?



Mari share disini :)

Sumber

Psikologi Manusia & Strategi Pemasaran

"Zaman sekarang memang harus berjualan dengan cara yang kreatif, kalau tidak pasti kita akan di salip oleh pesaing kita" kata-kata itulah yang terlontar dari mulut teman saya ketika sedang membahas produk marketing yang ampuh, kata-kata singkat inipun selalu terngiang di benak saya sampai sekarang, mungkin banyak yang bertanya sebenarnya strategi marketing seperti apa sih yang di terapkan oleh perusahaan-perusahaan yang sukses menjual produknya?

Pertanyaan inipun sedikit-demi sedikit mulai terjawab di buku yang tidak sengaja saya temukan berjudul Buy-Ology, di dalam buku ini di bahas teknik-teknik marketing yang biasa di pakai oleh perusahaan besar dalam meningkatkan penjualan produknya, teknik marketing yang telah digunakan lalu diuji dengan penelitian ilmiah yang memenfaatkan alat bernama MRI yang dapat memindai aktivitas otak, sehingga peneliti dapat mengetahui bagian otak mana saja yang akan bereaksi terhadap paparan merk produk atau strategi marketing yang dilakukan.

Ada satu bab yang sangat menarik bagi saya dalam buku itu, dimana banyak teknik marketing yang memenfaatkan apa yang di namakan Neuron Cermin, yang mana bagian otak mempunyai kontribusi terhadap sinyal rasa empati maupun keinginan seseorang untuk meniru orang lain.

Mari kita buktikan secara sederhana keberadaan Neuron Cermin dalam otak kita dengan kata Tertawa, atau semua hal yang berhubungan dengan Tertawa, mungkin banyak dari anda yang akan langsung tertawa ataupun merasa ingin tertawa pada saat membaca kata ini, kalau kita perhatikan lebih jauh mungkin kita tertawa bukan karena merasa lucu, tetapi cukup dengan melihat orang di dekat kita tertawa maka seolah-olah kita tertular tertawa dari orang tersebut. betul?

Konsep peniruan inilah yang di manfaatkan para marketing di perusahaan kelas dunia selama ini, saya beri contoh mudah, pernahkan anda jalan-jalan ke mall kemudian sampai pada gerai yang menjual pakaian, di sana terdapat banyak poster besar model yang super cantik dan super sexy, lalu pada suatu waktu anda melihat pakaian yang di kenakan pada manekin yang bertubuh indah dan proporsional, lalu otak anda secara tidak sadar mulai berkata "baju ini pasti juga bagus di pakai olehku seperti dia,tubuhku akan terlihat lebih proporsional dan indah", dan sudah bisa ditebak beberapa menit kemudian anda sudah sampai di kasir dan melakukan pembelian.


Atau contoh yang lebih spektakuler yang terjadi belakangan di sekitar kita, siapa sih yang tidak tahu Blackberry. Kalau mau, mari kita jujur, apakah anda membeli ponsel blackberry sangat membutuhkan fungsinya atau ingin terlihat seperti teman-teman anda? mungkin sewaktu anda belum mempunyai Blackberry pada suatu waktu anda melihat teman-teman anda memakai hp itu, dengan di tambah pengaruh-pengaruh pembicaraan tentang "tingkat kasta" para pemakai blackberry akan meningkat apabila menenteng ponsel itu, maka secara tidak sadar otak anda akan berkata "Aku mau itu, aku mau hp Blackberry agar seperti mereka", hal ini tidak hanya terjadi pada anda tetapi juga pada kebanyakan pengguna Blackberry di Indonesia.

Neuron cermin juga sering bereaksi terhadap segala sesuatu yang kita lihat secara online, anda pasti pernah melihat video-video di youtube bagaimana seseorang membuka pembungkus dari barang yang mereka beli, seberti bagaimana seseorang membuka pembungkus ponsel Blackberry untuk pertama kalinya atau bagaimana seorang anak membuka pembungkus dan sedikit mereview XBOX yang baru dibelinya, video seperti ini sedikit banyak mempengaruhi seseorang dalam keputusan membeli suatu barang, dengan banyakya view pada video-video ini menurut seorang direktur agen periklanan hal ini sebagai puncak dari rasa keinginan seseorang terhadap suatu barang, mungkin banyak orang-orang di luar sana yang sangat menginginkan barang tersebut, maka ia akan mencari pemuas terhadap keinginannya dengan menonton video itu.



Hal ini mulai banyak di gunakan oleh marketer sebagai salah satu strategi marketing yang ampuh. Jadi berhati-hatilah anda, karena masa depan periklanan mungkin akan menggunakan teknik ini untuk memaksa otak anda membeli produk yang mereka tawarkan di luar batas penalaran anda maupun batas dompet anda

Lalu bagaimana dengan strategi marketing yang anda lakukan untuk meningkatkan penjualan produk anda? Mungkin strategi ini bisa diterapkan pada produk anda mulai sekarang.


* Sedikit tambahan untuk anda yang mungkin ingin membeli , silakan lihat video tentang produk teranyar Iphone & Samsung Galaxy. Saya yakin Anda begitu bernafsu untuk memilikinya.






Alasan Membeli Produk Anda

Apa yang membuat anda membeli TV Samsung ketimbang Polytron? Dan apabila anda ingin membeli sebuah mobil apa yang anda pikirkan ketika memilih Avanza ketimbang Xenia, padahal kedua mobil itu di sebut-sebut “kembar Identik” baik secara material maupun kualitas, dan apa sih yang membuat anda memilih coklat Toblerone ketimbang Silverqueen? Bagaimana anda membuat keputusan membeli terhadap barang-barang ini?

Percayakah anda bahwa selama ini otak anda di tuntun untuk membeli sebuah produk oleh penanda somatik yang sudah di tanam di otak anda oleh para marketer? dan apa sebenarnya penanda somatik di sini?

Sebelum melangkah ke bahasan selanjutnya mari kita uji sebenarnya penanda somatik itu benar-benar ada atau tidak .  Mari kita kembali pada waktu usia anda masih 8 tahun, pada waktu pulang sekolah sudah terhidang semangkuk kolak panas di meja makan, karena anda lapar anda langsung melahapnya dengan dengan rakus, sesaat kemudian anda baru menyadari kalau kolak itu baru selesai di masak dan masih mendidih, sontak anda menangis dan memuntahkan kolak panas yang ada di mulut anda karena merasa lidah anda terbakar. Sekarang anda pasti sudah tidak bisa mengingat rasa sakit yang pernah anda rasakan pada saat itu, tetapi kalau saya menyuruh anda makan kolak mendidih apakah anda mau? Saja jamin anda pasti tidak akan mau (kecuali anda punya ilmu kebal) karena anda tahu rasa sakitnya apabila melakukan itu.

Rasa sakit itulah yang dinamakan penanda somatik, secara tidak sadar otak anda akan membuat hubungan antara ‘lidah’, ‘kolak panas’ dan ‘rasa sakit yang luar biasa’ yang menurut seorang ilmuan bernama Antonio Domasio, penanda somatik ini ibarat pembatas buku.

Mungkin untuk beberapa barang yang harganya terbilang mahal seperti mobil anda akan berpikir panjang untuk membeli dan melakukan beberapa survei, teetapi bagaimana kalau saya tanya ketika anda belanja di supermarket kenapa anda memilih sambal ABC ketimbang merek lain? Mungkin banyak yang menjawab, ‘suka aja sama merk itu’ atau mungkin hanya menjawab ‘tidak ada alasan khusus tuh’.

Namun tahukah anda proses berpikir yang terjadi di kepala anda pada saat menghadapi situasi pembelian otak anda akan memindai memori, fakta-fakta perasaan lalu menyimpulkannya dalam sebuh respon dalam waktu yang sangat cepat, otak anda akan bergerak dari suatu titik awal menuju titik akhir yang akan menjadi keputusan pembelian anda dalam waktu kurang dari 5 detik mungkin anda sendiri tidak menyadari ini. Nah jalan pintas di otak inilah yang dinamakan penanda somatik yang saat ini telah banyak di gunakan marketer untuk mempromosikan produknya.

Penanda-penanda somatik inilah yang akan muncul setiap kali anda di hadapkan pada situasi pembelian . Para marketer di perusahaan-perusahaan besar mengerti betul penanda somatik ini yang dengan hati-hati menanamkan penanda-penanda somatik di otak anda sehingga dapat menuntun otak anda kepada produk yang mereka tawarkan.

Mari kita ambil contoh seorang pria bernama Tom Dickson, dia adalah seorang ayah seperti ayah-ayah separuh baya lainnya di daerah pinggiran midwest. Tapi si ayah ini memiliki pekerjaan yang tidak biasa, dia menjual blender. Sebenarnya bukan pekerjaannya yang aneh. Tetapi untuk mempromosikan blendernya dia membuat sebuah klip pendek dan di masukkan ke youtube. Setiap minggu dia mencoba memblender segala sesuatu mulai dari buah-buahan, ikan laut, selang tanaman dan korek api gas, sampai pada Iphone dan Ipad!



Anda akan terkaget-kaget ketika Tom Menghancurkan Ipadnya dengan wajah tanpa dosa dan nantinya anda akan melihat sebuah Ipad berputar-putar di blender hingga menimbulkan suara merdu sampa akhirnya hilang karena telah menjadi sepihan-serpihan kecil. Di sini penonton di buat terkejut dan akan menjadi sebuah pengalaman yang tidak akan terlupakan. Hal inilah yang nantinya akan menjadi penanda-penanda somatik yang pada saat pembeli akan membeli blender ia akan mengingat produk blender yang di jual oleh Tom Dickson ini.

Penanda somatik ini juga telah menjadi salah satu strategi marketing dari perusahaan Starbucks dengan tagline ‘leave your mark’, Starbucks dengan hati hati memberikan penanda di otak pembeli mereka dengan pengalaman-pengalaman dan kenyamanan yang ada di kedai mereka, dengan menggunakan aroma kopi, pelayanan yang bersahabat sampai pada musik pengiring yang akan menjadi penuntun di dalam otak konsumen, pembahasan strategi ini dapat anda baca lebih lanjut di buku starbucks experience.

Penanda-penanda somatik ini juga bekerja lewat penghargaan, sangksi dan rasa takut, oleh sebab itu banyak perusahaan obat yaang juga memanfaatkan penanda ini kita ambil contoh shampo bayi jhonson and jhonson, efek apakah yang di timbulkan dalam iklan ini? Kita semua tahu bahwa shampo yang masuk ke mata akan menimbulkan rasa perih yang menyakitkan, melalui iklan ini jhonson & jonson memberikan penanda yang akan menanggulangi rasa sakit pada mata yang ditimbulkan oleh shampo lain.

Demikian beberapa contoh strategi marketing yang menggunakan penanda somatik yang membimbing otak konsumen untuk membeli produk kita, sebuah iklan yang anda buat bukan hanya menjadi kumpulan gambar yang hanya memajang produk anda, tetapi berilah tanda yang bisa menjadi pengingat untuk pembeli.

Maka dari itu hati-hatilah menerapkan strategi marketing anda, karena mungkin kompetitor anda sudah mulai menanamkan strategi ini untuk memaksa konsumen membeli produk mereka. Bagaimana dengan strategi marketing yang sudah anda terapkan? mari kita share bersama..

Mau lihat contoh video yang mengena di hati? cek video berikut ini,gimana perasaan anda setelah nonton video ini?






Jumat, 07 September 2012

Kegiatan Weekend

harianking.blogspot.com


Hari sabtu adalah hari weekend yang dinanti oleh sebagian besar keluarga. Setelah enam hari berkutat dengan kerjaan kantor atau pun bisnis yang tiada habisnya, sudah menjadi hak humanis jika tubuh perlu terlepas dari stress. Bagaimana Anda mengisi liburan weekend ? Berikut pengalaman saya mengisi kegiatan weekend.

1. Merencanakan kegiatan
Apa yang menjadi kegiatan yang paling diminati ? Nah, kalau saya terlebih dahulu merencanakan kegiatan terlebih dahulu berdasarkan kegiatan/ hobi yang saya minati. Karena saya memiliki beberapa kegiatan yang saya sukai seperti menulis artikel, menyalurkan hobi masak, membaca buku kesukaan, bermain video game dan sesekali waktu refreshing keluar kota Medan, maka yang saya lakukan adalah membuat daftar kegiatan. Mengapa saya buat daftar kegiatan weekend yang ada dibenak saya? Agar lebih mudah mengatur kegiatannya toh :) Percayalah.

2. Atur jadwal

Setelah saya membuat daftar kegiatan weekend yang saya sukai, selanjutnya saya coba atur kegiatan santai tersebut sesuai dengan jam yang saya tentukan sendiri. Misalnya, jam olah raga pagi dari jam 5 pagi hingga jam 7 pagi. Selanjutnya bersih-bersih rumah dan cuci pakaian numpuk- eit, jangan salah, kegiatan bersih-bersih rumah dan mencuci pakaian sering mengasyikkan kok asal diselingi dengan lagu-lagu kesukaan Anda :) - . Aturlah jadwal agar hidup ini tertib :)

3. Selanjutnya, eksekusi perencanaan !

Ini yang paling ditunggu, melaksanakan perencanaan. Enjoy lah dengan susunan kegiatan Anda karena Anda sendiri yang merencanakan kegiatan yang membuat diri Anda tenang, lepas dari stress dan membuat Anda bisa bersemangat kembali :)

Kunci utama agar kegiatan weekend Anda bernilai adalah janganlah terlalu boros dengan kegiatan Anda sehingga terhindar dari out of budget. Sesuaikanlah ;)

Heppy weekend :)

Minggu, 29 Juli 2012

Siasat Mengatur Pengeluaran Di Bulan Ramadhan

Pada bulan Ramadan, meski tampak teratur, ternyata pengeluarannya bisa lebih besar dari pada bulan-bulan biasa, terutama untuk urusan makanan, dan juga persiapan lebaran. Sebetulnya, kisah ini tidak harus berulang lho! Yuk, simak tips berikut untuk mensiasati pengeluaran di bulan puasa, agar keuangan tidak carut-marut.



1.     Bagaimana menyiasati pengeluaran di bulan ramadan ini agar tidak menjadi ‘boros’? 
 
Sumber keborosan utama di Bulan Ramadhan adalah “lapar mata” saat berbelanja untuk berbuka dan juga kebutuhan untuk memberikan bingkisan lebaran untuk rekan kerja maupun kolega. Nah, banyak sekali orang yang berani untuk gesek kartu kredit disana-sini, karena merasa akan dapat Tunjangan Hari Raya alias gaji dobel. Sayangnya, gaji dobel tapi pengeluaran bisa sampai tiga kali lipat bulan-bulan biasa!

Oleh karena itu, salah satu cara paling ampuh untuk mensiasatinya adalah membuat anggaran dan menyiapkan uang sesuai anggaran dalam amplop-amplop. Anda hanya akan membuka amplop pada saatnya, yaitu setiap minggu. Jadi, kalau persediaan uang di amplop menipis, Anda tidak punya pilihan selain berhemat. Karena Anda tidak bisa merobek amplop untuk minggu berikutnya. 

2.     Pos-pos pengeluaran seperti apa yang harus dibuat? 

Kebutuhan di bulan Ramadhan dan juga puncaknya saat Lebaran bisa sangat banyak. Daftarnya panjang, antara lain biaya mudik, oleh-oleh atau hadiah buat saudara dan kerabat, renovasi rumah, kue lebaran, baju, sepatu, aksesori dan seterusnya. 
 
Pada saat bulan Ramadhan, usahakan tidak menaikkan uang belanja harian. Jatah makan siang berubah menjadi jatah berbuka, sehingga sisanya tentu tidak ada perubahan.Sedangkan untuk Lebaran itu sendiri, prioritas pertama - kebutuhan terdekat – antara lain misalnya memberikan THR kepada para pekerja di rumah seperti pembantu rumah tangga, supir, pengasuh anak, dan mereka yang telah membantu kita melakukan pekerjaan rumah tangga saat kita bekerja di kantor. Bila kita mendapat THR dari tempat bekerja, mereka yang bekerja untuk kita juga berhak lho mendapatkan THR.

Priotitas kedua tentu saja menyiapkan makanan Lebaran. Bagi yang masih memiliki orang tua atau saudara dekat di kampung halaman, maka anggaran untuk mudik wajib disisihkan. Jangan lupa masukkan juga biaya oleh-oleh dan bantuan untuk sanak saudara. Bila dananya tidak ada, maka Anda dapat mengirimkan saja bantuan dana melalui transfer atau wesel. Mudik ke kampung halaman? Bisa ditunda untuk liburan berikutnya. Selain bebas dari kemacetan, umumnya harga kamar penginapan pun lebih murah saat musim sepi. 
 
Pakaian baru, aksesoris dan hal-hal lain yang sifatnya kemewahan dapat ditunda lho. Bila terpaksa juga harus membeli, prioritaskan untuk keperluan anak-anak karena mereka sulit mengerti bila tidak mendapat barang baru. Nah, kalau dananya memang cukup maka tidak ada salahnya membeli barung baru untuk seluruh anggota keluarga. 

3.  Bagaimana supaya kita tidak ‘lapar mata’ untuk membeli (misalnya makanan yang belum tentu termakan, atau kebutuhan lebaran yang sebetulnya tidak benar-benar diperlukan)? 
 
Wah, ini memang godaan standar orang berpuasa. Cara paling efektif tentu saja dengan metode amplop yang sudah dijelaskan sebelumnya itu. Selain itu, kurangi bepergian ke pusat perbelanjaan dan habiskan waktu untuk mengaji dan beribadah.

4.     Tips untuk ibu-ibu rumah tangga agar bijak mengatur keuangan di bulan Ramadan ini? 

Penting kita ingat bahwa jangan habiskan seluruh uang gaji dan THR hanya untuk kebutuhan jangka pendek! Sisihkan juga minimal 10% untuk tujuan keuangan yang akan jatuh tempo dalam 1 tahun sampai 3 tahun mendatang dan minimal 5% untuk investasi masa depan. 
 
Setiap penghasilan yang diterima, termasuk THR, harus dapat disisihkan untuk;
1.     Zakat atau kegiatan sosial lain,
2.     Assurance dalam bentuk dana darurat dan kebutuhan proteksi,
3.     Present Consumption atau keperluan hidup saat ini (kebutuhan jangka pendek),
4.     Future Spending atau tujuan keuangan jangka menengah,
5.     Investment yaitu investasi masa depan. 

Intinya, kuatkan persepsi perbedaan antara keinginan dengan kebutuhan Anda. Biasanya, selama bulan ramadhan, level keinginan lebih tinggi daripada kebutuhan. Kelemahan Anda inilah yang dimanfaatkan para pelaku bisnis untuk meraup untung sebanyak-banyaknya.

 Ketatkan ikat pinggang biar kantong tak jebol dan masa depan lebih jelas :) 

Selamat berbuka puasa :)  





1. Prioritas kebutuhan Buatlah catatan keperluan-keperluan penting Anda seperti beras, minyak, gula, dll. Jika memungkinkan, beli dalam jumlah banyak sebagai stok untuk memenuhi kebutuhan selama satu bulan agar mendapat harga lebih ringan. 2. Mengatur menu Buatlah daftar dan persiapkan menu-menu yang akan Anda hidangkan untuk sahur dan berbuka agar mengurangi beli makanan diluar. Dengan cara ini, selain lebih hemat, juga lebih sehat. 3. Menabung Pengeluaran anda selama siang hari bisa sebaiknya ditabung. Misal, jika biasanya menghabiskan Rp 20 ribu untuk makan siang, Anda bisa tabung jumlah tersebut untuk keperluan yang mendesak. 4. Jaga hawa nafsu Menjaga perasaan sabar tidak hanya selama menjalani puasa, tetapi juga setelah selesai berpuasa. Maksudnya, umat mayoritas islam cenderung mengeluarkan uang lebih banyak untuk berbuka puasa. Menuruti hawa nafsu yang– sebagian bilang– “cuma lapar mata”. Padahal, berbuka puasa sederhana dengan teh manis dan kurma sudah cukup. 5. Belanja lebih awal Membeli kebutuhan ramadhan dan lebaran di jauh-jauh hari sebelumnya karena semakin dekat hari raya, semakin tinggi biasanya harga-harga melambung.

Read more at: http://ciricara.com/2012/07/23/ciricara-agar-pengeluaran-tak-boros-selama-ramadhan/
Copyright © CiriCara.com