tag:blogger.com,1999:blog-15630813221686514562024-02-21T01:39:36.589-08:00WirausahaPersadaICThttp://www.blogger.com/profile/02912856917667725302noreply@blogger.comBlogger193125tag:blogger.com,1999:blog-1563081322168651456.post-7224875321329902932013-02-26T22:27:00.000-08:002013-03-03T14:43:25.467-08:00Pebisnis Pemula Waspadai 5 Kesalahan Ini !<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgo7Z6Y_iEwLCMpcWrnTdZ6acsLnAutL9foHiOBEdqNi4U3V-uGoitw2QMpm9rh_S8PihMN0nv8sxeYxFC3AbRBzVq_3LLQ3ljj4UcNZMUrb0iV3r11reKUjORqsFiqU5bSu7tL7SuHlLO8/s1600/mistake.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgo7Z6Y_iEwLCMpcWrnTdZ6acsLnAutL9foHiOBEdqNi4U3V-uGoitw2QMpm9rh_S8PihMN0nv8sxeYxFC3AbRBzVq_3LLQ3ljj4UcNZMUrb0iV3r11reKUjORqsFiqU5bSu7tL7SuHlLO8/s320/mistake.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Seorang wirausaha dikenal memiliki banyak sisi yang berkaitan dengan kualitas. Dari ketekunan, keterampilan, kepemimpinan, perilaku yang baik, dan banyak aset, akan membimbing mereka menjadi sukses.<br /><br />Namun, beberapa pengusaha sukses pun tak luput dari kesalahan, bahkan tak jarang membuat mereka terpuruk. Wirausahawan sejati akan kembali bangkit dari keterpurukan itu dan kembali sukses.</div><a name='more'></a><br /><br />Penulis "<em>How They Did It: Billion Dollar Insights from the Heart of America</em>," Robert Jordan, telah mempelajari berbagai perilaku wirausahawan. Ia mencatat, ada lima kesalahan para pebisnis pemula. Berikut lima catatan kesalahan para wirausahawan dalam mengembangkan bisnis, seperti dilansir <em>Blackenterprise</em>:<br /><strong><br />1. Takut untuk mengambil alih.</strong><br /><br />Beberapa orang saat pertama kali berbisnis menganggap hal tersebut sebagai bisnis sampingan. Saat titik tertentu, Anda harus memutuskan untuk terjun penuh ke dalam bisnis. <br /><strong><br />2. Mempekerjakan orang yang salah.</strong><br /><br />Mengembangkan bisnis bukan merupakan pekerjaan satu orang. Anda harus membentuk tim kerja yang solid, dengan manajemen yang solid pula. "Bahkan, seorang pendiri tunggal juga mencari mitra," katanya.<br /><strong><br />3. Tidak ingin menyerahkan kontrol.</strong><br /><br />Ada dua jenis kontrol, ekuitas dan operasional. Kadang, para pebisnis pemula terlalu semangat dalam mengembangkan bisnis, dan hal tersebut membuat mereka sulit untuk memberikan tanggung jawab ke orang lain untuk mengontrol. <br /><br />"Akan ada suatu titik ketika Anda harus membiarkan orang-orang yang lebih baik dari Anda, untuk diserahi pekerjaan pada hal-hal tertentu," katanya.<br /><strong><br />4. Cepat puas diri.</strong><br />Beberapa pebisnis pemula percaya bahwa mereka telah mencapai titik keberhasilan, titik aman, dan zona nyaman. Namun, orang yang memiliki jiwa wirausaha tidak akan melakukannya, dan terus berinovasi.<br /><strong><br />5. Gagal untuk melihat peluang baru.</strong><br /><br />Banyak pebisnis pemula meremehkan dan cenderung mengabaikan hal-hal yang menjadi peluang mereka, seperti memenuhi kebutuhan orang lain. Sedikit orang yang mengerti hal tersebut. Hanya orang-orang yang memiliki jiwa wirausaha yang dapat melihat peluang tersebut dengan cara lain.<br /><br />Bagaimana dengan kita ? <br /><br /><a href="http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/390510-5-kesalahan-yang-sering-dilakukan-pebisnis-pemula" target="_blank">SUMBER</a><br />PersadaICThttp://www.blogger.com/profile/02912856917667725302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1563081322168651456.post-85116598458050356942013-02-26T22:08:00.000-08:002013-03-03T14:43:25.492-08:004 Alasan Salah Menjadi Pebisnis<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjV7862uMJcEUHbTwLhKm6V1cPcDA48kzvXlRjpGi8EVVn6Oe3Q2MM9-5eyrl9McVAkPf83OYbwGQ4rXopIp-w_8H1e7wWi_OZ2drotiDhBXYFIEWPAweXJ3_m6XIXAqp0LOaqxEuI-ugCa/s1600/gagal.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjV7862uMJcEUHbTwLhKm6V1cPcDA48kzvXlRjpGi8EVVn6Oe3Q2MM9-5eyrl9McVAkPf83OYbwGQ4rXopIp-w_8H1e7wWi_OZ2drotiDhBXYFIEWPAweXJ3_m6XIXAqp0LOaqxEuI-ugCa/s320/gagal.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Setiap orang bermimpi sukses dengan memiliki usaha sendiri. Tidak semua berhasil mewujudkan mimpi tersebut, banyak yang gagal. Ada empat "penyakit" yang akan menjangkiti setiap wirausaha, kenali, dan hindari "penyakit" tersebut.<br /><br />Dilansir dari <em>Inc</em>, pemilik Evernote, Phil Libin, mengatakan banyak orang bermimpi sukses dengan berwirausaha, namun banyak juga yang gagal. Kegagalan dapat dideteksi dari awal, yaitu lewat tujuan berwirausaha.</div><a name='more'></a><br /><br />Jika salah satu alasan seseorang berwirausaha ada di bawah ini, sebaiknya dia tidak memulai untuk berbisnis. Berikut empat alasan penyebab bisnis seseorang gagal:<br /><strong><br />1. Anda ingin menjadi bos.</strong><br /><br />Jika dari awal cenderung bersikap layaknya "bos" dalam usaha dan hanya minta dilayani staf, sebaiknya urungkan niat Anda berwirausaha. Setiap wirausahawan harus memahami, pekerjaan nomor satu adalah memastikan orang-orang di bawah ikut sukses. <br /><br />Berwirausaha bukan berarti menjadi bos, melainkan menolong para staf untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Langkah yang harus dilakukan adalah menghapus hambatan mereka, sehingga dapat mengerjakan tugas dengan baik. Kerja sama antara Anda dan staf harus saling menguntungkan.<br /><strong><br />2. Anda ingin waktu luang.</strong><br /><br />Ada pemikiran yang berkembang, dengan memiliki perusahaan sendiri, seseorang bisa bebas sesukanya. Jika Anda ingin mempunyai waktu luang, sebaiknya tidak usah menjadi pengusaha. Anda hidup dan bernapas dengan bisnis. Anda tidak bisa memikirkan hal lain selain bisnis.<br /><strong><br />3. Anda ingin mendapatkan uang melimpah dalam semalam.</strong><br /><br />Tidak ada satu pun usaha yang langsung besar dalam semalam. Sebagus apa pun model bisnis Anda, akan memerlukan waktu untuk tumbuh secara masuk akal. <br /><strong><br />4. Tak bisa menerima kegagalan.</strong><br /><br />Jika ingin memulai bisnis, harus siapkan mental untuk kehilangan segalanya. Bila cukup beruntung, Anda cuma kehilangan investasi. Namun, jika gagal, Anda akan kehilangan tempat tidur. Pastikan berwirausaha secara tepat, agar tidak mengalami risiko kerugian yang besar.<br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kira-kira, kesalahan mana yang mendominasi ? </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><a href="http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/393480-empat-tujuan-penyebab-kegagalan-wirausaha?utm_source=dlvr.it&utm_medium=facebook" target="_blank">SUMBER </a></div>PersadaICThttp://www.blogger.com/profile/02912856917667725302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1563081322168651456.post-35702394984406876922013-02-26T08:05:00.000-08:002013-03-03T14:43:25.499-08:00Melihat Tanpa Mata, Mendengar Tanpa Kuping <div style="text-align: justify;">Malam ini hujan rintik-rintik di kota Medan tempat saya tinggal untuk sementara. Kebetulan, sambil makan malam, saya buka salah satu program acara TV yaitu Rumah Perubahan dengan host nya <a href="https://twitter.com/Rhenald_Kasali" target="_blank">Pak Rhenald Kasali</a>. </div><a name='more'></a><br />Topik yang dibahas menarik. Dengan bintang tamu pengusaha ekspor hasil laut dan penerbangan Susi Air, ibu <a href="http://www.indonesiaberprestasi.web.id/kisah-motivasi/kisah-susi-pudjiastuti-pemilik-susi-air/" target="_blank">Susi </a><span class="st"><a href="http://www.indonesiaberprestasi.web.id/kisah-motivasi/kisah-susi-pudjiastuti-pemilik-susi-air/" target="_blank">Pudjiastuti</a>, pembahasan tentang cita-cita yang tak kesampaian tapi berbuah manis menjadi topik paradoks yang merayu saya untuk menonton acaranya. Maklum, saya juga pemilik cita-cita yang tak kesampaian kok :) <br /><br />So, apa yang menjadi top mind advice oleh seorang ibu Susi ? Berikut ini menjadi inspirasi untuk kita semua : <br /><br /><b>Sekolah vs Berpendidikan</b><br />Sering kita mendengar bahwa untuk sukses, maka kita harus sekolah. Faktanya, kebanyakan orang yang tak mulus jalur pendidikannya, seperti ibu Susi yang notabene cuma lulus kelas 2 SMA, bisa mendulang sukses diluar perkiraan kebanyakan orang. Namun juga banyak orang yang berpendidikan juga sukses dengan bisnis dan juga karirnya. </span><br /><div style="text-align: justify;"><span class="st"></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="st"><br />Apa yang menjadi benang merah paradoks tak mulus berpendidikan namun sukses luar biasa? <br /><br />Era modern saat ini, ada namanya sekolah gratis, super lengkap dan bisa diakses kapan saja dan dimana saja untuk sharing pengetahuan sesuai dengan kebutuhan, yaitu Google University atau lebih dikenal dengan mbah gugel. Dengan dipadu dengan mempertajam bahasa Inggris, terus berpikir untuk meningkatkan kelas kualitas diri, menjadi senjata ampuh untuk meraih sukses walau dengan latar belakang sekolah yang tak tamat. <br /><br />Teknologi sudah sedemikian friendly user dengan siapa saja, maka pergunakanlah untuk meningkatkan pengetahuan secara praktis, mudah dan gratis. It's so simple :)</span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span class="st"></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5GnKk1uiTNUhFxC4eqwmnCdU_QpP1AHSTSd_SNI2waMU3QQshy7ZsMO76rsDfBnfVCSBIE3lHZeAqn1hzIztQtkltBW-scV_Ti9lQ1xNSkxaR7Hg7Ycq0DbmOQFaBHZVjaGu706fSJ_Q4/s1600/3-kiat-sukses-belajar-keterampilan-baru.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5GnKk1uiTNUhFxC4eqwmnCdU_QpP1AHSTSd_SNI2waMU3QQshy7ZsMO76rsDfBnfVCSBIE3lHZeAqn1hzIztQtkltBW-scV_Ti9lQ1xNSkxaR7Hg7Ycq0DbmOQFaBHZVjaGu706fSJ_Q4/s320/3-kiat-sukses-belajar-keterampilan-baru.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><span class="st"><br /><br /><b>Melatih Intuisi</b><br />Sebagai pemain kecil di bisnis transportasi penerbangan, maka menjadi suicide jika harus berkompetisi dengan pemain besar penerbangan sekelas Garuda. Ada ceruk pasar yang sangat dinanti konsumen di daerah-daerah yang sulit mendapat akses transportasi udara. Nah, Susi Air menjawab kebutuhan tersebut sehingga Susi Air dikenal dengan penerbangan perintisnya seantero Nusantara. Dengan 40-an unit pesawat muatan kecil, seakan menjadi oase bagi ceruk pasar di kawasan yang sulit akan kebutuhan transportasi yang cepat dan tepat di daerah terpencil. <br /><br />Nah, disinilah intuisi bermain. Integrasi antara intuisi bisnis yang giat diasah dipadu dengan kemampuan analisis yang mumpuni, begitu bisnis sudah dipromosikan, menarik konsumen menjadi sangatlah mudah. <br /><br />Tools untuk mencari ceruk pasar dalam bisnis salah satunya adalah intuisi. Semakin intuisi mendominasi, maka disitu ada peluang emas. Maka advice yang menarik dari seorang Ibu Susi Pudjiastuti adalah :</span><span class="st">" Melihat Tanpa Mata, Mendengar Tanpa Kuping"</span><br /><span class="st"></span><span class="st"><br />Kira-kira, adakah pelajaran entrepreneur yang lain yang bisa kita petik dari pemilik Susi Air ? <br /><br />Untuk melatih intuisi bisnis bagi pemula, silahkan baca <a href="http://www.enterpreneuruniversity.net/melatih-intuisi-bisnis-entrepreneur/" target="_blank">situs ini</a><br /><br />My Proud For <a href="http://www.rumahperubahan.com/" target="_blank">Rumah Perubahan</a> </span></div>PersadaICThttp://www.blogger.com/profile/02912856917667725302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1563081322168651456.post-43981839351716061382013-02-26T01:02:00.000-08:002013-03-03T14:43:25.506-08:00The Zero <div style="text-align: justify;">Pernahkah Anda diajarkan oleh guru/ dosen tentang nilai kegagalan ? Saya pikir kita semua dituntut untuk mencari sendiri nilai kegagalan dari berbagai media untuk mempelajarinya. Berikut <a href="http://www.yuswohady.com/" target="_blank">Mas Yuswohady</a> berbagi tentang arti kegagalan.</div><a name='more'></a><br />Kegagalan, apalagi jika kegagalan itu adalah keterpurukan hingga di titik terbawah, seringkali kita sikapi sebagai malapetaka, sebagai akhir segalanya. <b>Keterpurukan di titik nol</b> seringkali menjadikan kita ciut hati, undermotivated, dan berat memulai lagi dari bawah. Akibatnya, keterpurukan menjadikan kita makin terpuruk. Kita kian terjebak dalam pusaran keterpurukan.<br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tapi kenapa kita tidak berpikir sebaliknya? Kenapa kita tidak menjadikan posisi terpuruk di titik nol sebagai sebuah <b>energi luar biasa</b> untuk bangkit. Kenapa kita tidak menjadikan keterpurukan di titik nol sebagai sinyal bahwa kita harus membangun <b>sense of crisis</b>, sinyal untuk mengetatkan ikat pinggang. Kenapa keterpurukan di titik nol tidak menjadikan kita <b>ringan </b>melenggang menggapai capapian-capaian luar biasa di depan. Kenapa keterpurukan di titik nol tidak kita jadikan momentum untuk change the world.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya melihat keterpurukan di titik nol adalah “<b>harta karun</b>” bagi kesuksesan kita karena ia menyimpan begitu banyak pelajaran, keutamaan, dan wisdom luar biasa. Karena itu, bahkan ketika kita tidak sedang terpuruk, kita harus menciptakan <b>mindset</b> keterpurukan di titik nol agar kita tidak ponggah, tidak sombong, tidak sok tahu, tidak malas, tidak terjebak di zona nyaman.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bicara mengenai keterpurukan di titik nol, role model saya adalah <b>Steve Jobs</b>. Banyak orang mengagumi Steve karena kepiawaiannya mencipta inovasi hebat: Mac, iPod, iPhone, iPad. Saya justru mengagumi dia karena kemampuannya bangkit dari keterpurukan di titik nol.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span id="more-1078"></span></div><div style="text-align: justify;"><b>Belajar dari Steve Jobs</b><br />Saya adalah Steve Jobs fans. Karena itu saya sangat senang ketika Jumat (11/11) lalu saya diminta hadir di teman-teman XL, berbicara mengenai, “<b>Steve Jobs… what we can learn from him</b>.” Di kantin kantor pusat operator seluler kedua terbesar Tanah Air ini saya gayeng berdiskusi dengan seratusan orang mengenai seluk-beluk kualitas personal seorang Steve Jobs. Dari sekian banyak pelajaran hidup yang bisa kita ambil dari dia, ada satu yang sangat mempengaruhi saya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya katakan di situ bahwa Steve adalah <b>the real hero</b>. Seorang the real hero tak hanya mengecap kesuksesan semata. Ia juga pernah gagal, bahkan kegagalan di titik terbawah dan terpuruk. Namun di tengah keterpurukan di titik nol, the real hero bisa bangkit lagi dan menuai kejayaannya kembali.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Steve mengalami kegagalan fatal saat dia dipecat dari Apple oleh CEO nya waktu itu, <b>John Sculley</b>. Pemecatan ini menyakitkan karena justru Steve lah yang merekrut dan membawa masuk John Sculley untuk mengurusi pemasaran Macintosh. Seperti kita tahu, sepeninggal Steve waktu itu, nasib Apple menjadi makin runyam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Menjadi Pemula</b><br />Apa komentar Steve mengenai pemecatan yang menyakitkan tersebut? “…getting fired from Apple was the best thing that could have ever happened to me. The heaviness of being successful was replaced by the lightness of being a beginner again, less sure about everything. It freed me to enter one of the most creative periods of my life.”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hebatnya Steve, ia tidak menyikapi pemecatannya secara negatif dan pesimistik sebagai sebuah kekalahan dan akhir segalanya, tapi justru sebaliknya membebaskannya memasuki masa-masa terkreatif dan terproduktif dalam perjalanan hidupnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yang menarik, memulai kembali di titik nol justru menjadikan Steve punya energi luar biasa untuk berkreasi yang kita tahu akhirnya mengantarkannya untuk mencipta produk-produk paling kreatif dalam sejarah umat manusia: iPod, iPhone, iPad. Kondisi serba keterbatasan di titik nol ini justru memberikan spirit luar biasa untuk merengkuh kesuksesan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yang paling saya suka adalah penyataan Steve bahwa kondisi di titik nol menjadikannya ringan melangkah sebagai seorang pemula. Ya, karena ketika Anda berada di puncak kesuksesan maka setiap langkah Anda akan disorot orang lain, sehingga kita merasakan beratnya langkah kita. Sebaliknya, ketika kita terpuruk di titik nol, maka kita tidak lagi dianggap, kita tidak lagi diperhitungkan orang lain. Karena tidak diperhitungkan, maka langkah kita jadi ringan, plong melakukan dan berkreasi apapun.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yang juga saya suka dari pernyataan Steve adalah bahwa kondisi di titik nol menciptakan ketidakpastian dan ketidakmenentuan. Ketidak pastian dan ketidakmenentuan menjadikannya berpikir 1000% lebih keras, bekerja 1000% lebih keras, berkreasi 1000% lebih keras. Ketidakpastian dan ketidakmenentuan menjadikannya keluar dari zona nyaman. Kalau meminjam kata-kata <b>Andy Grove</b> pendiri Intel, ketidakpastian dan ketidakmenentuan menjadikan kita paranoid. Dan kata dia, “<b>Only the paranoid survive!!!</b>”.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Musuh Kesuksesan</b><br /><b>Musuh kesuksesan adalah kesuksesan itu sendiri</b>. Itulah pelajaran yang kita petik dari keterpurukan Nokia. Kesuksesan memang menciptakan kondisi enak, nyaman, dipuja-puji, disanjung-sanjung, ditiru-tiru, dijadikan role model, dianggap paling hebat. Kondisi serba enak dan nyaman ini seringkali menjadikan kita lupa. Kondisi paling parah adalah kalau kesuksesan menjadikan kita malas berpikir keras, malas bekerja keras, malas berkreasi keras, malas belajar keras. Ketika itu terjadi maka kiamat di depan mata.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu, justru ketika kita sedang merayap ke atas mendaki kesuksesan; mindset berpikir kita harus berjalan ke arah yang <b>sebaliknya</b>, merayap menuju ke posisi keterpurukan di titik nol. Itu artinya, saat kita sudah menggapai di titik terpuncak kesuksesan, saat itu juga mindset berpikir kita harus sudah ada di posisi keterpurukan di titik nol.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mindset keterpurukan di titik nol adalah harta karun kita untuk mencapai sukses berkesinambungan. Ia memberikan pelajaran, kebajikan, dan wisdom luar biasa. Ia membantu kita keluar dari penyakit kronis kemapanan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJXCwNjPCS4Xu6OmjSGsHTVLzoQ883FGrk24xq9M41Pwzr5Cuen29XdorC0eKqJwbigLqSafFoBEaK367sAaPRClJRX3hySWvEWTVSctcuv5uyGQQROdsT1XPLwxBHg-9P_faaXjsj1ier/s1600/Pacman_zero_to_Hero.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="165" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJXCwNjPCS4Xu6OmjSGsHTVLzoQ883FGrk24xq9M41Pwzr5Cuen29XdorC0eKqJwbigLqSafFoBEaK367sAaPRClJRX3hySWvEWTVSctcuv5uyGQQROdsT1XPLwxBHg-9P_faaXjsj1ier/s320/Pacman_zero_to_Hero.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Life begins at the end of comfort zone.”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><a href="http://www.yuswohady.com/2011/11/12/titik-nol/" target="_blank">SUMBER </a></div>PersadaICThttp://www.blogger.com/profile/02912856917667725302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1563081322168651456.post-77920774761992975722013-02-24T08:06:00.000-08:002013-03-03T14:43:25.513-08:00Setiap Bits Adalah Brand Gardener<div style="text-align: justify;"><a href="http://brandgardener.net/" target="_blank"></a></div><div style="text-align: justify;"><a href="http://www.yuswohady.com/wp-content/uploads/2012/04/Brand-Gardener-Book-Foto.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" class="alignleft size-medium wp-image-1188" height="300" src="http://www.yuswohady.com/wp-content/uploads/2012/04/Brand-Gardener-Book-Foto-293x300.jpg" title="Brand Gardener Book" width="293" /></a></div><div style="text-align: justify;">Kodak tutup. Bangkrut! Nokia bingung. Kehilangan pijakan. Starbucks jualan bir: “beyond coffee” kilahnya. Operator telco tambun limbung, digembosi Google atau Skype. Bank kebat-kebit karena tren “The death of cash”.Long tail champions seperti kanker menggerogoti irrelevant incumbents. Outliers seperti Zipcar atau Groupon marak layaknya jamur di musim hujan.</div><a name='more'></a><br /><br /><div style="text-align: justify;">Bisnis kini menjadi kian sulit. Bisnis menjadi kian suram… bagi mereka-mereka yang picik dan bebal. Sebaliknya, Bisnis begitu moncer bagi visionaries. Bisnis begitu gilang-gemilang bagi para whitespace inventor.<br /></div><div style="text-align: justify;">Kini kita memasuki era yang luar biasa, “the era of billions of opportunities”. Landskap bisnis mengalami gempa tektonik yang memporak-porandakan, persis seperti digambarkan dalam film kiamat: 2012. Creative destruction terjadi di hampir seluruh industri. Killer apps bergentayangan terus mengintai mangsanya. Model bisnis lama hancur dibilas dengan bisnis model baru yang lebih cool. Dalam lanskap yang baru ini inovasi model bisnis bukan lagi kemewahan, tapi sudah menjadi mainstream.</div><div style="text-align: justify;"><br /><span id="more-1187"></span></div><div style="text-align: justify;">Berikut ini adalah tiga creative destruction yang bakal memporak-porandakan bisnis Anda kini dan seterusnya. Creative destruction itu akan menjadi asset bagi Anda yang memilih menjadi pemenang, tapi menjadi liabilities bagi Anda yang memilih menjadi pecundang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><b></b><div style="text-align: justify;"><b>Customers Are Connected</b><br />Untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia, setelah ditemukannya social technologies konsumen menjadi terhubung satu sama lain membentuk jejaring (customer network). Jejaring konsumen ini berelaborasi menjadi cluster-cluster konsumen karena adanya satu minat atau tujuan yang sama (common interest) sehingga membentuk komunitas. Dengan medium jejaring sosial (social network) komunitas ini tumbuh demikian subur di mana antar anggota komunitas berinteraksi satu sama lain (melakukan conversation, engagement, cocreation).<br /><br /></div><div style="text-align: justify;">Kalau sudah begini, maka Internet akan berisi jutaan bahkan miliaran komunitas konsumen yang saling terkoneksi dan berinteraksi satu sama lain secara natural tanpa satu pun instiusi yang bisa mengatur dan mengontrolnya. Mereka akan menjadi sebuah kekuatan massif yang sangat powerful dalam berhadapan dengan pemilik merek. Kasus “Dell Hell”, “Koin Untuk Prita”, hastag #25Jan atau #Suez dalam revolusi rakyat di Mesir, adalah sinyal-sinyal awal betapa konsumen menjadi demikian digdaya karena adanya social technologies.<br /><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena customer metamorphosis ini, saya confidentmengatakan bahwa: “the future of marketing is community marketing”. Ketika kita berbicara community marketing maka rumus-rumus marketing secara fundamental akan berubah: dari “vertical” ke “horizontal”; dari “one to many” ke “many to many”; dari “selling” ke “facilitating”; dari “broadcasting” ke “participating”; dari “exploitative” ke “cocreative”; dari “selfish” ke “giving”.<br /><br /><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Consumption Becomes Collaborative</b><br />Jakarta macet karena setiap orang membeli mobil. Jakarta pekat asap hitam karena setiap orang memiliki mobil. Kenapa tidak memiliki hanya satu mobil yang dipakai secara beramai-ramai (sharing) di antara katakan 10 atau 15 warga Jakarta secara bergantian. Kalau ini bisa dilakukan, maka populasi mobil di Jakarta akan kecil, kepulan asap yang disemburkan knalpot akan kecil, jalanan Jakarta lebih nggak macet. Dan kalau kemacetan dan polusi bisa dipangkas, maka manfaat sosial yang dihasilkan akan luar biasa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Itulah ide dasar di balik apa yang disebut collaborative consumption. Ketika konsumen terkoneksi satu sama lain dan social technologies telah tersedia, maka “konsumsi berjamaah” yang dijalankan dalam peer-to-peer platform ini dimungkinkan. Model bisnis inilah yang melandasi operasi perusahaan-perusahaan masa depan seperti Zipcar, Zilok, atau Freecycle.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan collaborative consumption kita tak perlu memiliki produk yang kita konsumsi: “What’s mine is ours”. Itu sebabnya model bisnis ini sangat menghemat sumber daya. Dan karena hemat sumber daya, ia menjadi solusi luar biasa bagi bumi yang kian pucat dan kurus. Collaborative consumption tak hanya berlaku untuk mobil, tapi berlaku produk dan layanan apapun. Saya meramalkan bisnis-bisnis dengan platform collaborative consumption akan menjadi deadly business model yang akan meruntuhkan banyak model bisnis tradisional yang usang dan tak relevan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Bits Is the Killer App</b><br />Transformasi terbesar yang dihadapi umat manusia di abad 21 ini adalah revolusi dari “atoms” ke “bits”. Revolusi itu seperti tornado yang menyapu bersih apapun yang dilewati. Tornado itu membumihanguskan pecundang, sekaligus menyisakan pemenang. Google dan Facebook menjadi raksasa baru dalam waktu superkilat karena kesigapannya melalui revolusi atoms ke bits. Sebaliknya, Kodak terpaksa tutup karena tak berdaya melewati revolusi atoms ke bits. Kodak tak mulus menjalani transisi dari fotografi analog ke fotografi digital.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bits is the killer app. Banyak korban berjatuhan karenanya. Borders “dibunuh” oleh Amazon. Toko CD “dibunuh” oleh iTunes. Penerbit “dibunuh” oleh Lulu.com. Layanan interlokal “dibunuh” oleh Skype. Ensiklopedia Britanica “dibunuh” oleh Wikipedia. Koran dan majalah “dibunuh” oleh blog.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketika informasi dipaket dalam bentuk bits, maka informasi kemudian tersedia secara berlimpah (abundant), begitu mudah didapatkan dan dicari (findable/searchable), dan yang terpenting ia menjadi grastis (free). Ketika pengetahuan dipaket dalam bentuk bits, maka ia kemudian menjadi seperti O2 yang tersedia secara berlimpah dan gratis. “Once something becomes bits, it inevitably becomes free.” Ini memicu terciptanya model bisnis paling mematikan saat ini yaitu “free business model”.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tiga fenomena di atas merupakan persoalan besar di depan mata yang harus dibereskan setiap marketer. Tiga pertanyaan tersebut tak gampang dicari jawabannya karena melibatkan perubahan rule of the game pemasaran yang begitu fundamental. Untuk melakukannya marketer harus menciptakan inner sense of urgency. Ia harus berani keluar dari zona nyaman dan berani membalas creative destruction yang menimpa industri dengan creative destruction dalam paradigma dan pendekatan pemasaran yang digunakan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Persoalan pelik yang selalu mengiringi sebuah perubahan paradigma adalah begitu perkasanya legacy masa lampau dalam mengungkung pikiran kita. Legacy inilah yang membuat otak kita beku. Dengan beku otak kita akan menganggap resep-resep mujarap masa lalu sebagai yang terbaik dan terbenar; sementara paradigma dan pendekatan baru adalah teroris yang sedari dini harus ditumpas. Di tengah kebekuan, otak kita memerlukan rebooting untuk menjadi kanvas putih-bersih.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hanya dengan terus belajar dan paranoid terhadap setiap perubahan kita akan menjadi brand gardener yang hebat. Kuncinya sederhana: “Janganlah menjadi Kodak!!!”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><a href="http://www.yuswohady.com/2012/04/13/jangan-menjadi-kodak/#more-1187" target="_blank">SUMBER</a> </div>PersadaICThttp://www.blogger.com/profile/02912856917667725302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1563081322168651456.post-63377307796770385192013-02-24T07:14:00.000-08:002013-03-03T14:43:25.533-08:00Againts The Giant<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;">Indonesia sering dianggap sebagai “<b>gadis molek</b>” yang dilirik oleh investor dan perusahaan manapun di seluruh dunia. Jumlah penduduk yang besar, pendapatan perkapita yang telah menembus angka ambang <b>US$3000</b>, dan basis konsumen kelas menengah (<b>consumer 3000</b>) yang siknifikan, menjadikan Indonesia sebagai pasar yang atraktif bagi perusahaan-perusahaan global dari manapun di seluruh dunia.</span></span><br /><a name='more'></a><br /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;">Tak heran jika rating Indonesia oleh lembaga-lembaga pemeringkat bergengsi seperti <b>S&P</b>, <b>Moody’s</b> atau <b>Fitch</b> naik secara meyakinkan dalam setahun terakhir ke level investment grade. Kinerja ekonomi yang menyakinkan akan menjadikan Indonesia sebagai “<b>save heaven country</b>” yang akan mendorong investor asing (sektor keuangan maupun investasi asing langsung) mengalir deras ke tanah air.</span></span><br /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;">Kondisi ini menjadi momentum luar biasa bagi merek-merek global untuk masuk dan semakin mengukuhkan dominasinya di pasar Indonesia. Pertanyaannya, bagaimana merek-merek lokal bertahan dan membangun daya saing menghadapi gempuran merek-merek global tersebut?</span></span><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><a href="http://www.yuswohady.com/wp-content/uploads/2012/11/Beat-the-Giant.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-medium wp-image-1484" height="612" src="http://www.yuswohady.com/wp-content/uploads/2012/11/Beat-the-Giant-300x287.jpg" title="Beat the Giant" width="640" /></a></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;">Matriks ini tersusun dari dua parameter yang terwakili oleh sumbu vertikal dan horisontal. Parameter pertama (di sumbu vertikal) mencerminkan tingkat kepemilikan terhadap keunggulan lokal (<b>local advantages</b>). Local advantages ini bisa bermacam-macam bentuknya, seperti: pengetahuan mendalam terhadap pasar lokal; kompetensi lokal yang unik; pemahaman terhadap karakteristik budaya lokal; relasi bisnis yang unik dengan partner lokal; dan sebagainya. Di sini merek lokal dapat kita petakan menjadi dua jenis yaitu pemain dengan keunggulan lokal yang tinggi (high local advantage) dan rendah (low local advantage).<br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;">Parameter kedua (di sumbu horisontal) mencerminkan kemampuan merek lokal dalam mencapai kapasitas (di bidang manajemen, keuangan, teknologi, dll.) yang setara dengan perusahaan global (biasa disebut “<b>global best practice</b>”). Merek lokal yang sudah memiliki kapasitas global best practice tinggi, artinya mereka sudah memiliki modal dan teknologi yang menyamai merek global atau menjalankan praktek manajemen modern seperti menerapkan Balanced Socrecard, pengelolaan SDM berbasis kompetensi (competency-based HRM), atau mengadopsi modern brand management dalam pengelolaan produk.<br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;">Dengan mengacu matriks tersebut maka kita dapat memetakan empat jenis merek lokal berikut strategi generik yang harus mereka kembangkan dalam menghadapi merek global di pasar domestik. Coba kita lihat satu-persatu.</span></span><br /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><b>Die-Hard Flanker</b> adalah merek lokal yang tidak memiliki local advantage maupun kemampuan mencapai global best practices yang kokoh. Merek lokal di posisi ini umumnya dikelola secara tradisional dan produknya tidak memiliki keunikan lokal. Karena itu mereka dihadapkan pada pilihan pelik untuk menyingkir (<b>flank</b>) dalam menghadapi merek global dan mencari niche market di mana ia masih bisa menguasainya. Jadi, merek lokal di posisi ini harus membangun keunggulan di pasar-pasar yang diabaikan oleh merek-merek global.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><b>Local Challenger</b> adalah merek lokal yang memiliki keunikan lokal tapi masih dikelola secara tradisional sehingga tidak mampu menyamai merek global dalam hal manajemen, teknologi, keuangan, dll. Pemain lokal seperti <b>Martha Tilaar, Hotel Santika, Batik Keris, Viva, Pegadaian, Khong Guan</b>, dll. ada di posisi ini. Pilihan strategi yang bisa mereka ambil adalah membangun keunggulan bersaing melalui keunggulan lokal yang dimilikinya. <b>Martha Tilaar</b> misalnya, membangun keunggulan lokal melawan raksasa kosmetik global dengan mengembangkan produk yang berbasis kekayaan alam dan budaya (local wisdom) Indonesia.</span></span><br /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><b>Global Chaser</b> adalah pemain lokal yang by-default tidak memiliki keunikan lokal, tapi memiliki kapasitas manajemen, teknologi, dan keuangan sejajar dengan merek-merek global. Pemain-pemain lokal seperti <b>Polygon, Polytron, Telkom, Pertamina Pelumas, Biofarma, Semen Gresik, Bank Mandiri</b> ada di posisi ini. Pilihan strategi yang bisa mereka ambil adalah terus mengejar kapasitas global best practices dan kalau perlu membangun daya saing dengan masuk ke pasar-pasar regional/global. Global chasers seperti <b>Biofarma, Polygon</b>, atau<b> Pertamina Pelumas</b> misalnya, mulai agresif membangun daya saing dengan memasuki pasar Asia, Eropa, dan Amerika.</span></span><br /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><b>National Champion</b> adalah pemain yang memiliki keunikan lokal, sekaligus memiliki kapasitas setara dengan global best practices. Pemain-pemain lokal seperti <b>Garuda Indonesia, BRI, Sosro, BCA, Indomaret, Alfamart, Indofood</b>, atau <b>Garuda Food</b> ada di posisi ini. Merek-merek lokal di posisi ini paling siap dalam menghadapi merek global secara head-to-head dengan cara membangun <b>local differentiation</b>. Garuda Indonesia misalnya, membangun local differentiation dengan menggunakan identitas Indonesia dalam strategi branding-nya. Garuda Indonesia juga mengembangkan “<b>Indonesia experience</b>” dalam inflight services-nya melalui sight, sound, scent, taste, touch yang bernuansa kekayaan budaya Indonesia.</span></span><br /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;">Merek Anda masuk di posisi mana? So, kini Anda tahu apa yang harus dilakukan!</span></span></div><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><a href="http://www.yuswohady.com/category/corporate-strategy/" target="_blank">SUMBER</a></span></span><br /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>PersadaICThttp://www.blogger.com/profile/02912856917667725302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1563081322168651456.post-87293945417937487922013-02-24T06:47:00.000-08:002013-03-03T14:43:25.541-08:00Berbisnis Layaknya Mbah Google<div style="text-align: justify;">Google sepertinya patut dijadikan<i> inspiring lesson about being a good businessman</i>. Tulisan ini membantu menginspirasi kita semua bagaimana strategi bisnis konvensional saat ini paradoks dengan strategi yang google jalankan saat ini :)</div><a name='more'></a><br /><br /><br /><div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjK0bSBDNJTlH8mdjXzn5o5vOGeNrGlVYfJkY9DClTZjjCFAbUtbQBB3uU3Iu92HGDgYIFpP6wpXa1-LWk-mLUx9tNYhZgyWcKDTctANMZnfCjJK-TjTPs2pZ3xcZ5VMSTAqpcqgxy6FyIC/s1600/where-do-google-doodles-come-from--ff2932470c.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjK0bSBDNJTlH8mdjXzn5o5vOGeNrGlVYfJkY9DClTZjjCFAbUtbQBB3uU3Iu92HGDgYIFpP6wpXa1-LWk-mLUx9tNYhZgyWcKDTctANMZnfCjJK-TjTPs2pZ3xcZ5VMSTAqpcqgxy6FyIC/s320/where-do-google-doodles-come-from--ff2932470c.jpg" width="320" /></a><b>#1. Be a Platform; Not Only Product</b><br />Google bukanlah sekedar produk; tapi ”platform”. Seperti halnya Facebook, eBay, atau Foursquare, Google menawarkan platform yang memungkinkan konsumen membangun produk, bisnis, komunitas, dan network. Jika Anda menawarkan platform, maka Anda tidak berbisnis sendirian, tapi ditopang oleh para konsumen Anda melalui hubungan bisnis win-win yang saling menguatkan. Semakin si konsumen berkembang bisnisnya, maka semakin berkembang pula bisnis pemilik platform. Google punya banyak platform: Blogger untuk penerbitan konten; Google Docs untuk office collaboration; YouTube untuk video sharing; Picasa untuk photo sharing; Google Group untuk komunitas; atau Google AdSense untuk berbisnis via online ads.<br /><br /><span id="more-666"></span></div><div style="text-align: justify;">Ambil contoh Blogger yang diperoleh Google melalui akuisisi. Blogger merupakan sebuah platform karena memberikan “wadah” bagi para bloggers untuk memproduksi dan mempublikasikan konten yang mereka miliki. Dari blog yang dibangun di Blogger.com para blogger meng-create value melalui konten-konten menarik yang mereka publikasikan; yang kemudian bisa mendatangkan massa pembaca dan pengiklan. Menariknya, ketika para blogger tersebut create value, maka dengan sendirinya mereka akan add value ke platform Blogger.com. Jadi, semakin besar value diciptakan oleh si konsumen, maka semakin besar pula value yang ditambahkan oleh si konsumen tersebut kepada platformnya. Inilah hebatnya platform, Anda akan bekerja bersama-sama dengan si konsumen untuk membesarkan platform tersebut.<br /><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>#2. It’s Not Destination… It’s a Mean</b><br />Banyak perusahaan berpikir bahwa konsumen harus datang ke website mereka. Kalau mereka datang, maka traffic website tersebut akan tinggi, dan dari situ pemasang iklan akan mau membayar mahal untuk iklan-iklan yang dipajang di situ. Google berpikir sebaliknya. Ia menjadikan home page-nya bukan sebagai “tujuan akhir”, tapi “alat” yang akan membawa Anda ke tempat yang Anda inginkan. Alih-alih minta didatangi, Google justru “menyambangi” konsumennya. Akibatnya, jutaan jalan bisa Anda tempuh untuk mengakses Google. “<b>Google democratize its channels</b>”. Search box-nya Google bisa Anda pakai dan hadir di situs manapun di internet. Anda juga bisa menggunakan Google AdSense atau YouTube di blog dan website Anda. Ketika Anda begitu gampang diakses, bisa dipastikan jutaan peluang akan menghampiri Anda. Ini pelajaran penting dari Google!!!<br /><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>#3. Democratize Resources; Don’t Control!!!</b><br />Teori bisnis sebelumnya mengatakan: “Kuasailah sumber daya terbatas dan krusial (di bidang produksi, distribusi, marketing, paten, dsb.), maka Anda akan menuai keuntungan premium sesuai dengan hukum supply & demand. Google justru berpikir sebaliknya. Alih-alih menguasai dan mengontrol produksi, distribusi, pemasaran, atau paten; Google justru sejauh mungkin menyerahkan ke pihak lain untuk kemudian diajak berkolaborasi. Umumnya perusahaan menggunakan logika “<b>scarcity economy</b>”; Google menggunakan logika “<b>abundance economy</b>”. Ambil contoh Google AdSense. AdSense merupakan platform untuk “mendistribusikan” bisnis iklan Google ke para pemilik blog atau website di manapun di internet. Jadi Google tidak rakus memakan bisnis iklannya sendiri, tapi mengajak “distributor’-nya yaitu para pemiliki blog dan website untuk berkolaborasi menciptakan dan membagun bisnis secara bersama-sama. Tak heran jika pemilik blog dan website tersebut kemudian menjadi evangelist fanatik bagi Google.<br /><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>#4. Never STOP Improving… Involve Customers</b><br />Hampir semua produk yang dibikin Google meluncur dengan label “Beta”. Versi Beta berarti produk tersebut masih dalam proses testing dan eksperimen; masih dalam proses perbaikan; atau masih dalam proses penyempurnaan. Cara seperti ini bertentangan denga conventional wisdom yang berlaku sebelumnya, bahwa produk harus sempurna begitu meluncur di pasar. Inilah cara Google untuk mengatakan kepada konsumennya: “Kami memang masih jauh dari sempurna; marilah kita sempurnakan bersama-sama.” Itulah cara Google untuk melibatkan konsumen menyempurnakan produk. Harus diingat, konsumen lah yang paling tahu apa kebutuhannya; karena itu konsumen lah yang paling layak menyempurnakan produk yang dibutuhkannya.<br /><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>#5. “Don’t Be Evil”</b><br />“Don’t be evil” adalah motto yang diungkapkan oleh Paul Buchheit dan Amit Patel pencipta Gmail. Melalui motto yang sangat spiritual tersebut mereka ingin mengatakan bahwa ketika informasi konsumen sudah ada di Google maka data itu bisa dieksploitasi dan rekayasa sedemikian rupa untuk kepentingan apapun, termasuk untuk kepentingan yang jahat. Karena itu, motto tersebut menjadi semacam “pagar-pagar etika” bagi setiap Googlers agar tidak berperilaku dan berbisnis jahat. Poin ke-6 dari corporate philosophy mengatakan: “<b>You can make money without doing evil</b>”. Sehebat apapun strategi dan model bisnis Anda; semua itu tak ada artinya tanpa adanya landasan moral dan etik yang kokoh.<br /><br /></div><div style="text-align: justify;">Berbeda dari kebanyakan perusahaan konvensional yang bersifat vertikal; Google unik dan revolusioner karena menggunakan pendekatan dan logika bisnis yang <b>horisontal</b>.<br /><br /><a href="http://www.yuswohady.com/2010/08/17/model-bisnis-horisontal-ala-google/#more-666" target="_blank">SUMBER</a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div>PersadaICThttp://www.blogger.com/profile/02912856917667725302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1563081322168651456.post-31442793704342733922013-02-24T06:14:00.000-08:002013-03-03T14:43:25.548-08:00Jadulnya "Marketing Is Liar"<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgu1QnCDkea0rrZYSVkooO9k7anmnhLuBQF0OoTvlowzlb2XJ1ZHQ9_x5zhysD7poelaBZ1oaB5rJd0LP51EVudh6TdlvAce68T5IUc01eYL7_6_dNK3fmCpb5zEtbhj2qIR9rBy5EkzTCC/s1600/All_Marketers_Are_Liars.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgu1QnCDkea0rrZYSVkooO9k7anmnhLuBQF0OoTvlowzlb2XJ1ZHQ9_x5zhysD7poelaBZ1oaB5rJd0LP51EVudh6TdlvAce68T5IUc01eYL7_6_dNK3fmCpb5zEtbhj2qIR9rBy5EkzTCC/s320/All_Marketers_Are_Liars.jpg" width="213" /></a></span></span></div><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Membaca buku marketing jadul memang masih asik untuk dibahas, makanya saya pilih topik ringan ini di hari libur nan indah hari minggu ini :). Berikut ulasan tentang marketing is liar ala <a href="http://www.yuswohady.com/" target="_blank">Mas Yuswohady</a></span></span><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br />Membangun merek adalah meracik dan menyebarkan cerita!</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br />Anda ingin merek atau produk Anda sukses bukan kepalang? Raciklah cerita-cerita yang indah dan sebarkanlah ke sebanyak mungkin prospek Anda.<br /><br />Bisa cerita itu beneran. Bisa juga cerita itu boong-boongan...ups! [...setidaknya menurut Seth Goddin—baca buku kocaknya: All Marketers Are Liars!].<br /><br />Produk atau merek sesungguhnya tak lebih dari sekedar CERITA! Dan karenanya, jualan merek atau produk tak lain adalah JUALAN CERITA. <br /><br />Nggak percaya?<br />Jualan BreadTalk tak lebih dari jualan cerita-cerita mengenai ”roti yang bisa berkisah”. Jualan Starbucks tak lebih dari jualan cerita-cerita mengenai ”ngopi sambil cuci mata dan mejeng—”see and to be seen”. Jualan Harley Davidson tak lebih dari jualan cerita-cerita mengenai “naik motor keren, macho, dan Amrik abis. Jualan A Mild adalah jualan cerita-cerita bahwa seharusnya Anda menjadi manusia merdeka, tak terkungkung oleh stigma sosial bernama ”basa basi”.<br /><br />Apakah betul BreadTalk roti yang bisa berkisah? Apakah betul Harley Davidson macho dan Amrik abis? Apakah betul ngopi di Starbuck Sun Plaza Medan Anda tambah keren dan menjadi pusat perhatian banyak orang? [Setidaknya bagi saya...] itu semua bullshit!!! Kebetulan saya bukanlah tipe orang yang suka dikibuli dengan trik-trik pemasaran... brand story-lah, brand personality-lah, brand identity-lah, brand-essence-lah, dsb-dsb.<br /><br />Di dunia ini banyak orang seperti saya, yang nggak peduli dengan buzzword dan trik-trik pemasaran. Cuma..., banyak juga orang yang nggak seperti saya. Banyak orang yang suka romantis, suka dihipnotis, suka dibohongi, suka dikibuli. Itu sebabnya BradTalk sukses bukan main... itu sebabnya Starbuck sukses bukan main.<br /><br />Dalam hal ini saya percaya dengan Godin, bahwa semua marketer adalah pembohong besar. All Marketers Are Liars! Tapi tunggu dulu... marketer pembohong besar bukannya tanpa sebab. Sumbernya justru ada di si pelanggan. Karena si pelanggan memang SUKA dibohongi. Customers love to be cheated. Jadi semua kebohongan ini bukan semata-mata salahnya si marketer. Si pelanggan lah pihak yang paling bertanggung jawab kenapa marketers harus menjadi pembohong besar...<br /><br />Apakah cerita BreadTalk sahih? Apakah cerita Harley indah menentramkan jiwa? Cerita A Mild benar adanya? Itu semua tergantung kita pelanggan. Kalau kita percaya bahwa cerita itu benar, ya jadinya benar. Tapi kalau kita percaya [seperti saya] cerita itu bullshit, ya jadinya cerita itu tak lebih dari sekedar bullshit belaka. <br /><br />Ingat satu hal ini!<br />Pelanggan paling SUKA di-bullshit-in.<br />Pelanggan paling SUKA dibohongi.<br />Pelanggan paling SUKA membohongi diri sendiri.<br />Pelanggan tak butuh NEEDS, dia butuh WANTS—“Kutahu yang kumau”.<br />Itu sebabnya marketer [memang harus] menjadi pembohong besar!<br />Marketer menjadi pembohong besar karena pelanggan suka dibohongi... itulah esensi terdalam dari apa yang disebut CUSTOMER-CENTRIC.<br /><br />Kesimpulannya...<br />Marketer dan pelanggan telah terperosok ke dalam l-i-n-g-k-a-r-a-n kebohongan yang tak berujung. Lingkaran kebohongan yang mutualistik, yang win-win, yang membawa NIKMAT. Nikmat bagi si marketer. Nikmat bagi si pelanggan. Kalau sudah begini, so what gitu lho... Apa jeleknya marketer menjadi pembohong besar?<br />Nggak ada jeleknya. Justru sebaliknya, [persis seperti kata Seth Godin] untuk menjadi marketer Anda harus menjadi pembohong kampiun. Good Marketer is good liar!<br /><br />Awas!!! <br />Barangkali penulis adalah marketer yang sedang membohongi Anda semua para pembaca... </span></span><br /><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><a href="http://yuswohady.blogspot.com/" target="_blank">SUMBER</a></span></span><br /><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></span></div><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/AZnYRaQfjK4" width="420"></iframe></span></span>PersadaICThttp://www.blogger.com/profile/02912856917667725302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1563081322168651456.post-25092197893913051272013-02-08T00:45:00.000-08:002013-03-03T14:43:25.554-08:00Menjadi Story Teller Presentator<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWzx6d5_oZkhQhpikhhlpFMPqvJyD1hICksnxkEtOqdHm38hilQqZzJpaB_W2OHDcjbwsg_c6XtczXdveP7_t1VMUUz_Dy76Juinvg47YuZYwrzuV4_AYS5spLw2rwNzvNCtaMYf3gg8BC/s1600/presentation.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="286" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWzx6d5_oZkhQhpikhhlpFMPqvJyD1hICksnxkEtOqdHm38hilQqZzJpaB_W2OHDcjbwsg_c6XtczXdveP7_t1VMUUz_Dy76Juinvg47YuZYwrzuV4_AYS5spLw2rwNzvNCtaMYf3gg8BC/s320/presentation.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Dalam dunia bisnis, kemampuan untuk menyampaikan ide adalah hal yang sangat penting. Untuk mewujudkan ide-ide kreatif menjadi bisnis besar yang sukses, entrepreneur harus dapat meyakinkan investor bahwa idenya layak dijual. Oleh karena itu, skill untuk menyampaikan ide melalui presentasi harus dimiliki oleh setiap orang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Melakukan presentasi dengan persuasif tidak mudah dilakukan. Selain skill berbicara di depan umum, kemampuan untuk mendesain materi presentasi juga penting untuk diperhatikan. Hal ini tidak hanya berlaku bagi para pebisnis pemula yang baru buka usaha. Orang-orang dengan jabatan CEO sekalipun masih membutuhkan kemampuan presentasi yang baik untuk menyukseskan proyek dan berbagai kesepakatan strategis perusahaan.</div><div style="text-align: justify;"><br /><a name='more'></a><br /></div><div style="text-align: justify;">Chris Norris, Presiden dan CEO pada Alta Devices membagi pengalamannya dalam membuat presentasi yang persuasif. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip storytelling dalam presentasi. Ada dua hal dari pendengar yang harus bisa disentuh oleh seorang presenter, yaitu emotional appeal dan analytical appeal. Seperti apa penjelasannya, simak dalam video berikut:</div><br /><br /><br /><iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/mkTGYPy0MBo" width="560"></iframe> Almarhum Steve Jobs termasuk sebagai presenter yang kelas dunia yang menerapkannya. Bagaimana dengan kita ? <br /><br /><a href="http://the-marketeers.com/archives/cara-wujudkan-bisnis-lewat-presentasi.html" target="_blank">SUMBER </a><br /><br />PersadaICThttp://www.blogger.com/profile/02912856917667725302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1563081322168651456.post-61350289928860862122013-02-08T00:27:00.000-08:002013-03-03T14:43:25.559-08:00Perbanyak Teman, Bukan Sekedar Jualan !<div style="text-align: justify;">"Teman adalah uang"</div><div style="text-align: justify;">By : Anonym </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGT6lEBJ-kCGFzi-xrayk_zrpkHyB87mVeMVNTx0JyplBNLdtkrpogKKPDREMgWil2oK2PcmPN81nI3xVLXvmMwM0bX4uBztBnlUvyMrAMjiyBQeOyyu_CBrrh2CMEKjjJHSVVV5AZwNWI/s1600/cover-februari-2013.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGT6lEBJ-kCGFzi-xrayk_zrpkHyB87mVeMVNTx0JyplBNLdtkrpogKKPDREMgWil2oK2PcmPN81nI3xVLXvmMwM0bX4uBztBnlUvyMrAMjiyBQeOyyu_CBrrh2CMEKjjJHSVVV5AZwNWI/s320/cover-februari-2013.png" width="254" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><a name='more'></a><br /><br /><div style="text-align: justify;">Mungkin pepatah di atas representatif dengan dunia bisnis. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kita ingat cerita Joe Girard, super salesman yang selama 15 tahun jualan 13.000 mobil Chevrolet di Amerika Serikat (AS). Dari era keemasannya, tahun 1963 hingga 1978, Girard jualan rata-rata 6 mobil per hari, jauh lebih unggul ketimbang para koleganya yang rata-rata hanya jualan 3 mobil per bulan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Cerita legendarisnya hingga sekarang masih sering dijadikan bahan omongan para salesman, terutama di dunia otomotif. Girard hingga sekarang didaulat sebagai <em>The World’s Greatest Salesman</em> dari The Guinness Book of World Record. Bahkan hingga sekarang rekor ini belum terpecahkan oleh siapapun.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apa resep sakti seorang Joe Girard? <em>Knowledge</em>, <em>skills</em> dan <em>attitude</em> memang penting. Namun yang lebih penting dari kesuksesan seorang Joe Girard adalah kemampuan membangun <em>network</em> yang efektif.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada yang dinamakan Hukum Girard 250. Menurut Girard, <em>network</em> mesti dibangun dari lingkungan sekitar atau orang-orang yang paling dekat dengan kita. Girard terinspirasi dari banyaknya jumlah pelayat yang menghantarkan jenazah seseorang di sebuah pemakaman. Menurut pengamatannya, biasanya ada 250 orang! Nah angka 250 ini adalah modal awal yang <em>kudu</em> dikembangkan dan dibina untuk membangun <em>network</em> yang lebih luas lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Network adalah aset dan modal utama kesuksesan seorang salesman. Anda mungkin terpikir, di era yang serba ter-<em>Connect</em>! seperti sekarang, semestinya banyak yang bisa seperti Joe Girard. Bahkan bisa jadi lebih hebat! Bagaimana tidak, platform atau alat untuk <em>social networking</em>, toh sudah banyak sekali. Contohnya Facebook, Twitter, Google+, LinkedIn, Path, dan sebagainya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Punya puluhan circles di Google+, ratusan teman di Facebook, atau ribuan follower di Twitter tentu merupakan aset. Namun aset itu tidak ada gunanya apabila kita tidak menjalin komunikasi rutin dengan mereka dan <em>network</em> di sekeliling mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagaimana yang sering kami utarakan di Marketeers, seorang salesman harus punya kemampuan untuk memetakan dan membangun <em>network</em> yang efektif dalam mendukung proses penjualan. Dan tak hanya itu, <em>network</em> tersebut harus dioptimalkan untuk mendapatkan penjualan melalui rekomendasi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Intinya bukan jualan, namun bagaimana kita meng-<em>commercialize</em> atau me-<em>monetize</em><em>network</em> yang kita miliki</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><a href="http://the-marketeers.com/archives/make-friends-not-sales.html" target="_blank">SUMBER</a> </div>PersadaICThttp://www.blogger.com/profile/02912856917667725302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1563081322168651456.post-34023713955697116872013-01-27T08:57:00.000-08:002013-03-03T14:43:25.564-08:00Narkoba Raffi Ahmad Dan Marketing<div style="text-align: justify;">Dunia marketing memang sangat dekat dengan pekerjaan memahami kebutuhan pasien, ups, pasar maksud saya. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEix2EqivpXNMYtosad3FUcO4i7nSGU8XNwOKBgECDopdUaU_6ucRqVReO0CVq3999F5tnQi4vv6zUwcaucDsmRUHKcJO_q5g3JOEWC2jbDvJagdbZeA6f1hGKlea4BBiQjUnq4rJdN8I7O_/s1600/kaos-narkoba.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEix2EqivpXNMYtosad3FUcO4i7nSGU8XNwOKBgECDopdUaU_6ucRqVReO0CVq3999F5tnQi4vv6zUwcaucDsmRUHKcJO_q5g3JOEWC2jbDvJagdbZeA6f1hGKlea4BBiQjUnq4rJdN8I7O_/s320/kaos-narkoba.jpg" width="316" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hari ini atensi saya lagi-lagi terusik dengan penggerebekan rumah artis kenamaan Raffi Ahmad atas sangkaan pesta narkoba dengan beberapa artis yang juga ikut dalam pesta tersebut dari berbagai media massa yang saya peroleh. Saya sempat berpikir, apakah masih kurang dengan materi yang sudah dengan susah payah mereka peroleh, harus ditambah lagi dengan barang yang namanya narkoba untuk memuaskan "want" yang selama ini kurang terpenuhi ? </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya tidak berbicara soal kronologi penggerebekan, tapi fokus saya adalah jagonya sang marketer narkoba menggaet pasar papan atas. Bagaimana sih kok bisa ? </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kembali lagi kita membahas rahasia marketer sukses :</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">1. Kemampuan yang tidak boleh tidak dimiliki para marketer adalah memahami peluang / kebutuhan / keinginan pasar. Jeli melihat peluang adalah syarat mutlak marketer. Para marketer narkoba (yang kemudian saya singkat MN) adalah ahli dibidangnya. Pasar artis adalah pasar yang dinamis dengan gaya hidup dunia gemerlap, beban kerja ekstrim sebagai seorang artis, sehingga dengan kondisi seperti itu, psikis pasar ini sangat gampang untuk goyah dan biasanya membutuhkan suatu pelarian. Pelarian itulah oleh para MN merekayasa pasar ini untuk menaikkan omset produk narkoba. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">2. Teknik promosi yang below the line ala MN cukup memiliki proses. Di mulai dari pendekatan awal lewat mengikuti gaya hidup pasar ini, kemudian mempenetrasi pasar lewat promosi lewat <i>mouth of marketing</i> dibumbui dengan teknik komunikasi persuasif. Logikanya, karena produk yang dipasarkan adalah barang sangat terlarang, maka tentu tidak mungkin menggunakan promosi terang-terangan misal lewat brosur, billboard dan bahan promo eksplisit lainnya (wong edan kalau ada MN yang buat promosi terang-terangan) </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">3. Membangun jaringan distribusi yang kuat dan tanpa diketahui oleh siapapun untuk memasok narkoba adalah kunci sukses bisnis ini. Konsumen narkoba adalah <i>over demand mind</i>. Artinya dengan kondisi apapun, konsumen akan "sangat memaksakan diri" untuk memenuhi kebutuhannya dengan barang haram itu, maka perlu jaringan distribusi yang sangat kuat dan diam-diam (stealth) </div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ke-3 hal sederhana di atas adalah keseharian para marketer produk apapun itu. Biar bagaimanapun, selama ada pasar, ada manusia yang lain memanfaatkan peluang pasar, selama itu pula lah bisnis berjalan dan para marketer yang menjadikan produk yang dihasilkan sampai ke tahap penikmatan produkoleh konsumen. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nah, dengan kasus ini, kebetulan juga saya sangat menjauhi barang haram narkoba, maka strategi untuk mematikan bisnis ini adalah menyerang pasar atau mematikan produsen narkoba itu sendiri. Propaganda anti narkoba tidaklah cukup seperti yang sering kita lihat melalui plang jalan anti narkoba dan <i>mass media</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jikalau bisa, justru dengan peluang pasar seperti ini, mungkin berbagai bisnis yang sifatnya jasa untuk menampung "pelarian" para artis ini seperti bisnis outbound, jasa terapi pijat, atau jasa dekat dengan Tuhan melalui ustad, pendeta dan para pemuka agama juga bakal laku melihat behaviour pasar artis seperti ini adalah mereka yang tak taat lagi dengan Tuhannya kali ya ? </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Makanya, bisnis tandingan narkoba yang berperan sebagai "good" juga harus gencar melakukan kegiatan marketing layaknya para MN dong :-) </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Note:</div><div style="text-align: justify;">Tulisan ini hanyalah opini marketing semata. Penulis mendukung 100% gerakan anti narkoba selamatkan bangsa Indonesia dari kehancuran.</div><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />PersadaICThttp://www.blogger.com/profile/02912856917667725302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1563081322168651456.post-56594564819847189732013-01-24T21:10:00.000-08:002013-03-03T14:43:25.657-08:00Proyeksi Pemasaran 2013<div style="text-align: justify;">Salam semangat :)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kesibukan dengan aktivitas kerja sempat membuat saya merindukan blog pribadi ini. Lama sudah tak dipermak, tak pula di isi kontent-nya. Tapi seperti jargon aktor Terminator Mr. Arnold Schwarzenegger katakan : " <i>I'm Back."</i><br /><br />Kembali kita ke topik resolusi marketing di tahun 2013. Bagi UKM ada beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan bagi Anda untuk keputusan <i>marketing campaign</i> yang akan Anda implementasikan di tahun 2013 ini dengan segenap dinamika perkembangan dunia digital dalam hal ini erat kaitannya dengan <i>social media. </i>Berikut kutipan yang saya ambil dari artikel <a href="http://marketing.co.id/">marketing.co.id</a> :</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>1: Tidak lebih statis, website yang membosankan </b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebuah website statis yang hanya bercerita tentang Anda tidak lagi menjadi alat pemasaran yang berguna. Tidak seorang pun memiliki waktu untuk membaca tentang betapa hebatnya Anda jika mereka tidak tahu apa yang dapat Anda lakukan untuk mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagai gantinya, ubahlah website Anda menjadi sebuah perangkat yang berguna untuk membantu prospek Anda memahami siapa diri Anda dan apa yang dapat Anda lakukan untuk mereka sambil membuat lebih mudah bagi mereka untuk menghubungi Anda.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Untuk melakukan transformasi ini, tambahkan konten untuk rencana pemasaran Anda. Menciptakan kualitas konten yang relevan, menarik perhatian target pasar Anda dan posisi Anda sebagai ahli dalam industri Anda. Apakah Anda ingin menghasilkan konten atau tidak, Anda harus menemukan cara untuk membuat informasi yang membantu pelanggan Anda. Bagaimana Anda memberikan informasi ini akan bergantung pada audiens target Anda. Anda hanya perlu membuatnya semudah mungkin bagi mereka ingin mengkonsumsi atau memperoleh konten Anda.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan membantu memberikan konten, Anda:</div><ul style="text-align: justify;"><li>Mendidik prospek anda</li><li><span style="text-align: justify;">Menarik perhatian mereka</span></li><li><span style="text-align: justify;">Mendapatkan rasa hormat dari mereka</span></li><li><span style="text-align: justify;">Mendapatkan kepercayaan mereka</span></li></ul><div style="text-align: justify;">Ketika seseorang sudah tahu dan mereka ingin bekerja sama dengan perusahaan Anda, respon dengan cepat permintaan inbound mereka. Hal ini akan terus meningkatkan hubungan dengan mereka dan Anda memulainya dengan konten Anda.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>2: Konten baru merupakan keharusan untuk kelangsungan hidup pemasaran online</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebuah rencana konten dan kalender editorial akan membantu Anda membuat sebuah <i>road</i> <i>map</i> untuk apa konten Anda akan berkembang selama beberapa waktu. Apakah Anda merencanakan untuk 12 bulan atau beberapa minggu, membuat perencanaan ke depan akan membantu Anda untuk tidak membuang-buang waktu untuk mencoba mencari tahu dan memproduksi konten apa dan dengan media apa – teks, video atau audio. Anda mungkin ingin memeriksa kalender Editorial plugin WordPress untuk merencanakan posting Anda.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>3</b>: <b>SEO merupakan tanggung jawab si pemilik bisnis kecil</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan adanya perubahan terhadap algoritma pencarian Google selama setahun terakhir ini, SEO gaya lama tak lagi berfungsi, dan pada kenyataannya masih banyak teknik SEO lama yang di pakai yang justru bisa mematikan visibilitas Anda.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah sedikit mempelajari tentang SEO, apa yang berfungsi dan mana yang tidak. Dengan begitu, Anda dapat menentukan apakah harus merekrut sebuah perusahaan pemasaran lokal terpercaya untuk membantu Anda atau melakukannya sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mulailah dengan <i>on</i>-<i>page</i> SEO untuk website WordPress Anda. Menginstal <i>plugin</i> yang disebut WordPress SEO dan meluangkan beberapa waktu untuk mempelajari bagaimana menggunakannya. <i>Plugin</i> ini akan membantu Anda berjalan melalui proses SEO untuk setiap halaman atau memposting di website Anda.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>4: Dukungan pengunjung seluler</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Handphone adalah cara orang menggunakan Internet sekarang. Pastikan website Anda mendukung akses mobile juga sehingga Anda tidak kehilangan peluang ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kebanyakan bisnis kecil kesulitan untuk memiliki dua situs web browser dan situs web mobile yang dirancang dan dikembangkan. Jika Anda ingin melakukan pengalihan website Anda ke tema responsif, maka Anda mampu mendukung semua perangkat dengan mudah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Desain web responsif menanggapi ukuran dari perangkat yang sedang digunakan. Ada banyak tema WordPress responsive gratis maupun yang premium yang tersedia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Meskipun tema responsif mungkin bukan pilihan yang tepat untuk semua situs web, keuntungan dari desain tema responsif lebih besar daripada negatifnya. Oleh karena itu, kemungkinan besar ini akan menjadi solusi yang paling populer bagi bisnis kecil untuk dukungan mobile.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>5: pemasaran Email belum mati</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apakah Anda mengembangkan daftar <i>opt</i>-<i>in</i> email untuk bisnis Anda? Pemasaran email melengkapi keberadaan online Anda. Hal ini memungkinkan Anda untuk menjangkau orang-orang yang telah menunjukan ketertarikan mereka pada Anda.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Buatlah bagian dari rencana konten Anda untuk menciptakan produk yang berharga seperti alat ebook, whitepaper, atau yang berguna lainnya. Berikan secara gratis ketika mereka mendaftar untuk daftar email Anda.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"> Kemudian mengembangkan strategi konten yang berlanjut hingga Anda dapat membantu permasalahan yang mereka hadapi. Hal ini akan terus mengembangkan hubungan dengan pelanggan dan menarik perhatian mereka yang tertarik dengan bisnis Anda.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>6: Kehadiran optimasi Web adalah masa depan</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adanya pengoptimalan web akan membantu Anda secara konsisten meningkatkan jejak digital bagi bisnis Anda dan memperluas kehadiran Anda ke situs media sosial yang tepat:</div><ul style="text-align: justify;"><li>Menciptakan visibilitas lebih untuk merek anda</li><li><span style="text-align: justify;">Memungkinkan Anda untuk berkomunikasi dengan orang-orang online selain Offline</span></li></ul><div style="text-align: justify;">Menarik perhatian klien ideal Anda melalui informasi yang berguna dan alat-alat yang membantu mereka memecahkan masalah tertentu. Tinjau terus keberadaan Anda di situs media sosial untuk memastikan apakah Anda perlu memusatkan sedikit perhatian atau memperluas kehadiran Anda ke platform lainnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Situs baru seperti Pinterest, menawarkan bisnis secara visual dengan cara mudah untuk berbagi pekerjaan mereka melalui akun bisnis Pinterest.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Dapatkah pelanggan menemukan bisnis online Anda di masa depan?</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Evaluasilah bisnis Anda berdasarkan pada enam tren pemasaran bisnis kecil ini untuk memastikan apakah Anda harus melakukan sesuatu yang berbeda secara drastis.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika Anda terjebak dalam kebiasaan pemasaran online dengan satu Website, tidak mendukung mobile, atau tidak ada konten baru untuk membantu prospek Anda memecahkan masalah, maka sudah saatnya bagi Anda untuk mengambil kendali.<br /><br />Infographic ini akan membantu Anda menentukan strategi pemasaran UKM ke depan.<br /><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="http://bootcampdigital.com/being-social-savvy-in-2013-an-infographic-by-boot-camp-digital/" target="_blank"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv2qUU-FIcQuWgwxxnNgta7_QKW4c9raXr6fXB0p79g6r8Xm3zjzPDNL74R4pUuBzC9aUQDM3j15fr2fjtHitQU7hTMPWoTumFtP8-KL5XRR3D6kqe-zkWKaZlCOW9s0mlO_sDW8MgbZAJ/s1600/Being-Social-Savvy-in-2013-Infographic-by-Boot-Camp-Digital.png" /></a></div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semoga bermanfaat :)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div>PersadaICThttp://www.blogger.com/profile/02912856917667725302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1563081322168651456.post-74283336821553799292012-11-28T17:25:00.000-08:002013-03-03T14:43:25.751-08:00Pelanggan Yang Loyal <div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6DEDsv_6830sQs1AWp7rhLX2BBfweyUmqlrxOn6D6W2umpZdrz4-iG7mBzcOH_DSvlJIcaBoUmJ4sFc8puF0b3ftRrcoeutHg6K-u8cAG87RcXDw3_5MQyettLkPykGWK6IVNPMPmMfwp/s1600/Loyaltysign_249.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6DEDsv_6830sQs1AWp7rhLX2BBfweyUmqlrxOn6D6W2umpZdrz4-iG7mBzcOH_DSvlJIcaBoUmJ4sFc8puF0b3ftRrcoeutHg6K-u8cAG87RcXDw3_5MQyettLkPykGWK6IVNPMPmMfwp/s1600/Loyaltysign_249.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Apa arti penting sebuah pelayanan ? Begitu kita sudah melakukan aktivitas jual beli sebagai pelanggan, apakah ada rasa kepuasan yang diperoleh atas bentuk pelayanan yang diberikan? </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pelayanan yang memuaskan (excellent service) adalah bagian dari aktivitas bisnis. Tanpa pelanggan yang puas terhadap pelayanan yang diberikan niscaya bisnis yang dijalankan akan runtuh. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yang menjadi pertanyaan, karena keterbatasan kreatifitas kita untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan, lantas apa yang bisa diperbuat untuk pelanggan kita? Video ini memberikan inspirasi:</div><div style="text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: center;"><iframe allowfullscreen="allowfullscreen" frameborder="0" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/tDrmFolx2wc" width="420"></iframe></div><div style="text-align: justify;"><br /></div>Dari contoh yang ditayangkan oleh video tadi, jelas sudah bahwa pelayanan yang unik tidak memerlukan biaya yang besar. Selain diperlukan ketulusan hati memberikan pelayanan, prinsip "memberi" mutlak diperlukan, konsistensi juga jangan dilupakan. <br /><br />Semoga hari ini kita memberikan senyuman yang tulus kepada pelanggan, orang tua, kekasih, anak dan teman-teman kita ya ;) <br /><br /><br /><br /><br />PersadaICThttp://www.blogger.com/profile/02912856917667725302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1563081322168651456.post-80785950331379838402012-11-28T16:51:00.000-08:002013-03-03T14:43:25.845-08:0010 Hal Dasar Tentang Pemasaran Di Social Media <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglFLrSV0Vh0pENEH5vVTNhPFI06H4Mz6cLi7JYrS7T_QTALW5lN_vwjOvQOut-HnYZia3r7NF82Alol72rYIjFj1r-qMMpfQzU9v15T5HLxJQtWIsBXA_8WYMWeEmJnyalMKYbH5NpTurW/s1600/Top-10-Multi-Level-Marketing.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglFLrSV0Vh0pENEH5vVTNhPFI06H4Mz6cLi7JYrS7T_QTALW5lN_vwjOvQOut-HnYZia3r7NF82Alol72rYIjFj1r-qMMpfQzU9v15T5HLxJQtWIsBXA_8WYMWeEmJnyalMKYbH5NpTurW/s320/Top-10-Multi-Level-Marketing.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Saat ini, banyak merek sudah terjun ke media-media percakapan, seperti Twitter dan Facebook. Aktivitas pemasaran pun melebar ke kanal-kanal sosial tersebut. Diyakini, dan sebagian sudah terbukti, bahwa membangun kekuatan konten dan social media marketing bisa membantu merek mengelola basis pelanggannya dengan lebih gampang.<br /><br />Namun, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh pengelola merek ketika terjun ke media sosial. Tidak boleh disamaratakan dengan aktivitas di offline, meskipun keduanya saat ini terintegrasi.<br /><br /> </span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"> Susan Gunelius, kolumnis Entrepreneur.com, memaparkan ada 10 hal yang mendasar tentang praktik Social Media Marketing. <br /><br />Berikut sadurannya:<br /><br /><b>1. Prinsip Mendengarkan</b><br />Dalam media sosial, percakapan harus diutamakan. Percakapan adalah proses interaktif antara pemilik merek dan audiensnya. Dalam percakapan, hal paling penting adalah mendengarkan. Di sini, diharapkan pemilik merek lebih banyak mendengarkan ketimbang lebih banyak bicara. Membaca apa yang menjadi topik utama pembicaraan di kalangan audiens cukup penting dan baru kemudian bergabung dengan percakapan mereka.<br /><br /><b>2. Prinsip Fokus</b><br />Lebih baik menunjukkan spesialisasi tertentu ketimbang ingin memberikan banyak hal tapi tidak fokus. Dengan demikian, posisi merek akan semakin kuat. Konten yang disajikan juga harus fokus.<br /><br /><b>3. Prinsip Kualitas</b><br />Kualitas lebih penting daripada kuantitas. Lebih baik bila memiliki 1.000 koneksi yang membaca, membagi, dan membincangkan konten Anda dengan audiens mereka daripada 10.000 koneksi yang kemudian menghilang setelah kontak dengan Anda untuk pertama kalinya.<br /><br /><b>4. Prinsip Kesabaran</b><br />Kesuksesan konten pemasaran dan media sosial tidaklah dibangun dalam semalam. Butuh kesabaran. Tidak boleh juga melakukan langkah-langkah instan, seperti mendapatkan follower banyak dalam sekejap karena hal itu akan bersifat kontraproduktif. Membangun relasi yang mendalam dengan koneksi tidaklah mudah dan butuh waktu untuk berproses.<br /><br /><b>5. Prinsip Integrasi</b><br />Bila Anda mempublikasikan sesuatu yang berkualitas, menarik, dan kemudian membuat audiens Anda membagikannya kepada audiensnya masing-masing, hal ini sangat menguntungkan. Apalagi mereka akan membagikannya di kanal-kanal sosial lainnya, seperti Twitter, Facebook, LinkedIn, blog, dan sebagainya. Dengan banyaknya sharing dari audiens dan juga diskusi tentang konten tersebut, membuat konten Anda memiliki keterbacaan lebih tinggi di mesin pencari, seperti Google.<br /><br /><b>6. Prinsip Pengaruh</b><br />Anda harus bisa dengan telaten memilih audiens yang memiliki daya pengaruh besar bagi audiens lainnya. Ini yang disebut dengan influencers. Perlu meluangkan waktu untuk menemukan mereka yang sungguh peduli dan minat pada produk, layanan, maupun bisnis Anda. Bangun komunikasi kontinu dengan mereka.<br /><br /><b>7. Prinsip Nilai</b><br />Bila Anda hanya membincangkan soal produk dan layanan Anda di media sosial, para audiens Anda kemungkinan besar akan meninggalkan Anda, cepat maupun lambat. Anda harus bisa memberikan nilai tambah dalam setiap percakapan. Jadikan akun Anda di media sosial sebagai sumber nilai bagi audiens Anda, apa pun jenis nilainya. Jangan lupa menggandeng para influencer Anda untuk memasarkan nilai-nilai tersebut.<br /><br /><b>8. Prinsip Pengakuan</b><br />Pengakuan itu penting dalam relasi di era media sosial seperti sekarang. Sebab itu, agar bisa diakui dalam komunitas online, Anda juga harus bisa memberikan kepercayaan kepada mereka. Selain itu, jangan sungkan-sungkan juga memberi pengakuan kepada siapa saja yang berhubungan dengan Anda di media sosial.<br /><br /><b>9.Prinsip Aksesibilitas</b><br />Aksesibilitas penting sebagai bukti Anda benar-benar hadir dalam komunitas audiens Anda. Jangan pernah mempublikasikan suatu konten lalu Anda menghilang. Tunjukkan dengan respons dan komunikasi interaktif dengan mereka. Selain itu, Anda harus bisa hadir dan menunjukkan<br /><br /><b>10. Prinsip Timbal Balik</b><br />Percakapan harus interaktif di media sosial. Saling mendengarkan dan berbagi. Percakapan tidak bisa lagi dilakukan secara satu arah seperti layaknya iklan-iklan di televisi. Interaksi menjadi penanda bahwa Anda peduli dengan audiens Anda dan tidak hanya memikirkan merek maupun bisnis Anda sendiri.<br /><br /><a href="http://the-marketeers.com/archives/10-prinsip-social-media-marketing.html" target="_blank"><b>SUMBER</b></a></span></div>PersadaICThttp://www.blogger.com/profile/02912856917667725302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1563081322168651456.post-17521065465032999662012-11-16T06:33:00.000-08:002013-03-03T14:43:25.939-08:00Empati, Mi Instan & Harapan <div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-qYpEU5fk1-UrJ-_BmvEV6_Mx7gO9_ZQTKY5nPqpGiBUyK_DHDXUuLRpTBJmjc7nrRLv59hDMW7zrIVSvuxeWESzpbHxNIs5bgpBWY-fiHNUjaxsLS2q1LIQqd74DSdzKfWDSvpxh3PjE/s1600/Mie-Instan-tidak-Baik-Bagi-Ibu-Hamil-dan-Balita.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-qYpEU5fk1-UrJ-_BmvEV6_Mx7gO9_ZQTKY5nPqpGiBUyK_DHDXUuLRpTBJmjc7nrRLv59hDMW7zrIVSvuxeWESzpbHxNIs5bgpBWY-fiHNUjaxsLS2q1LIQqd74DSdzKfWDSvpxh3PjE/s320/Mie-Instan-tidak-Baik-Bagi-Ibu-Hamil-dan-Balita.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><i>"Hidup tak selezat mi instan..." - Anonym</i><br /><br />Siapa yang tak suka dengan hal yang instan ? Contohnya, kaya mendadak karena lotre, dapat warisan entah darimana datangnya, atau menjadi artis idola lewat jalur kompetisi dan hal-hal instan lainnya yang tak bisa disebutkan semuanya.<br /><br /> Semua hal instan tersebutselain dapat menghemat waktu, tenaga, materi dan lain-lain, memang sudah menjadi bagian dari sifat manusia untuk menyukai proses instan. <br /><br />Nah, siapa yang suka mi instan ? Saya juga suka kok. Selain mudah penyajiannya, aroma yang menggoda dan rasanya yang lezat memang sengaja dirancang agar membuat kita puas dengan mi instan. Tahukah Anda informasi kesehatan tentang min instan yang biasa beredar di pasaran ? <br /><br />Saya pastikan Anda juga bisa mencari artikel tentang bahaya dari memakan mi instan secara intens. Dampaknya bisa memicu kanker, usus di potong, dan lain sebagainya. <br /><br />Tapi di beberapa lapisan masyarakat khususnya ekonomi lemah, mi instan justru menjadi pelipur lara perut yang kosong. Bayangkan, dengan uang seribu Rupiah saja sudah bisa menikmati seporsi mi instan setara dengan sepiring nasi untuk mengganjal perut. Layaknya, mi instan hanyalah sebagai makanan darurat saja sebagai pengganti makanan utama.<br /><br /><b>Empati</b><br /><br />Tidak bisa dipungkiri, sebenarnya mi instan lebih di asosiasikan dengan makanan si jelata. Jelata bagi keluarga kurang mampu, mahasiswa berkantong tipis, dan seperti saya yang harus berhemat untuk biaya hidup setelah akad nikah, hehehehehehe...<br /><br />Mari kita berhitung dulu ya. Jika dalam sehari kita makan 3 kali sehari dengan hitungan per sekali makan habis uang Rp 10.000/ porsi/sekali makan dengan minum hanya air putih masak, maka dalam sebulan habis biaya makan hingga rata-rata Rp 900.000/bulan. <br /><br />Jika dengan makan mi instan hanya habis biaya Rp2.500/ porsi/ sekali makan dengan asumsi sehari 3 kali makan dan minum air putih masak, maka dalam sebulan hanya habis Rp 225.000/ bulan. Bandingkan perbedaan angka 900.000 dengan 225.000. Perbedaan angka yang fantastis jika dilihat dari sisi rakyat jelata. <br /><br /><b>Harapan</b><br /><br />Bukan tanpa alasan memindahkan kebiasaan sehat menjadi makan-makanan instan yang murah. Saya setuju dengan Anda dengan jawaban alasan PENGHEMATAN. Alasan klasik seperti gaji tanggal 1 sudah koma alias gaji sudah tak cukup untuk menutupi kebutuhan pokok padahal baru tanggal muda, alasan menabung untuk investasi masa depan, atau alasan-alasan yang lain. <br /><br />Bukan berarti para mahasiswa harus dipaksa untuk tidak makan mi instan kalau toh juga biaya pendidikan makin mahal. Tapi itulah korelasinya jika biaya pendidikan makin tinggi, sudah seharusnya makin mengencangkan ikat pinggang dan memberi isi perut dengan mi instan. <br /><br />Bukan berarti dengan paksaan ekonomi makin banyak warga pinggiran makin memfavoritkan makan mi instan dan traditional dry rice ( nasi aking) sebagai dampak makin sulitnya mendapatkan penghidupan yang layak di negeri sendiri.<br /><br /><b>Empati & Harapan</b><br /><br />Apakah arti empati bagi kita semua jika ada tetangga di sebelah masih harus menahan lapar? Apakah kita masih sanggup menggantungkan harapan dari berseliwerannya mobil box mi instan yang sedang mendistribusikan mi instannya ? Atau, masihkah kita harus miskin dengan makanan pokok mi instan ? <br /><br />Ditengah saudara-saudara kita yang masih mengkonsumsi pangan mi instan, masih ada harapan untuk perjuangan penghidupan layak , seperti pendidikan yang terjangkau, menjadi pasangan yang harmonis yang tak cekcok dengan masalah dapur keuangan, dan kesehatan yang layak walaupun menapaki proses yang tak instan pula akan cita-cita masing-masing individu dan kolektif. <br /><br />"Tulisan ini sebagai renungan sebelum liburan"<br /><br /><br /><br /> </div>PersadaICThttp://www.blogger.com/profile/02912856917667725302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1563081322168651456.post-18576529070322014142012-11-05T08:34:00.000-08:002013-03-03T14:43:26.033-08:00Secercah Kemandirian <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><a href="http://www.bankmandiri.co.id/" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;" target="_blank"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-GCXDmd6z2m927HowTzqn3RU2XckqA_QWdT8YENxk2YHN9O6blPY2hy5Jp7KiWoZM_M1I1KsAFY1nfdQDCKbTKBIvy6jVQ-x2p0Kg-PqjLDBgS3XqKS8C3lm-pytPZ-dO8TxNF7fZrGIf/s1600/596_390168174386124_313726119_n.jpg" /></a></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Hari ini saya masih diberi kesempatan untuk menulis blog kesayangan yang satu ini. Alhamdulillah ya,hehehehe...</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sudah 26 tahun saya masih numpang di planet bernama bumi hanya untuk sekedar mencari pembenaran salah satu hal penting dalam hidup kita yaitu makna kemandirian.<br /><br />Kita ambil contoh sederhana, seseorang yang rela untuk meninggalkan kampung halaman untuk merantau ke daerah lain untuk penghidupan yang layak bisa dipastikan akan lebih terpacu semangat bertahan hidup misal bekerja dengan sungguh-sungguh karena pekerjaan tersebut yang menjadi sumber penghidupan satu-satunya. <br /><br />Apakah kita harus menjadi perantauan agar terbentuk mental mandiri ? <br /><br />Tidak juga. Contoh lain seperti berusaha menjadi pedagang/ pengusaha di bumi tempat kaki berpijak juga termasuk langkah menuju kemandirian kok. Mandiri dalam hal finansial lho.<br /><br />Terus, <i>gimana</i> <i>dong</i> supaya menjadi mandiri ? "Malu <i>dong</i> kalau mandi <i>aja</i> masih di <i>mandiin ama emak</i>.." celoteh anak-anak zaman sekarang. Makanya, baca terus artikel saya ini ya. <br /><br /><b>Menjadi Mandiri</b><br /><br />Sedikit berbagi pengalaman saya berbincang dengan tukang becak bermotor langganan. Kita sebut saja pak Marbun namanya. Beliau semasa masih remaja sudah berprofesi menjadi tukang becak dayung. 30 tahun kemudian becaknya sudah memiliki mesin sehingga berprofesilah menjadi tukang becak motor yang setia mengantarkan para penumpangnya menuju alamat yang ditujukan. Ya, sekarang beliau di usia senja masih setia dengan profesinya sebagai veteran tukang becak ditemani seorang istri yang selalu setia dengan pak Marbun. Sampai sekarang tetap setia untuk menyisihkan sebagian pendapatan untuk pembangunan gereja ditempat pak Marbun biasa beribadah walaupun dalam nominal sangat kecil. <br /><br />Cerita lainnya adalah kawan saya yang sudah bekerja sebagai pegawai swasta dengan posisi yang layak dan mendapatkan gaji yang pas untuk menghidupi dirinya sendiri, tapi masih terus saja mengeluh dengan setumpuk masalah kerjaan kantoran yang selalu mengganggu psikisnya dan terus menerus merasa tidak puas dengan gaji yang diterimanya tiap bulan. Alhasil, gajinya pun habis untuk sekedar entertainment/ liburan. <br /><br />Ada juga seorang teman saya juga yang ditinggal meninggal kedua orang tuanya, kemudian terpuruk dalam kemiskinan. Berkat kemampuannya untuk bangkit dari keterpurukan mental, akhirnya sekarang sukses menjalani bisnis ponsel di kotanya, walaupun semasa masih merintis usaha ponselnya, saudara-saudaranya menganggap sebelah mata karena teman saya ini dianggap tidak kompeten berbisnis. Nyatanya, beliau sekarang termasuk dalam jajaran pengusaha yang patut diacungi jempol oleh berbagai kompetisi wirausaha seperti wirausaha muda mandiri. Setiap hari terus dibiasakannya untuk bersedeqah kepada yang berhak sebagai wujud empati susahnya hidup seperti yang pernah ia rasakan juga.<br /><br /><i>Nah</i>, apa arti kemandirian dari ketiga cerita tadi ? Menurut saya adalah : <br /><br />1. Totalitas<br /><br />Totalitas / kesungguhan kita menjadikan diri sebagai pribadi yang sangat pantas akan profesi yang kita jalani saat ini adalah salah satu kunci utama kemandirian. Totalitas muncul jika kita mencintai pekerjaan/ kehidupan kita. Kesungguhan kita dengan pekerjaan saat ini, menunjukkan kita mandiri secara persepsi bahwa kita bekerja seolah-olah pekerjaan tersebut adalah perjuangan hidup dan mati. Andaikan besok Anda akan mati, tentunya hari ini Anda akan sangat bersungguh sungguh berbuat baik dengan sesama dan begitu khusyuk beribadah, bukan ? Dengan totalitas, kita dianggap loyal dan berdedikasi lho. <br /><br />2. Persepsi yang benar <br /><br />Pada cerita pegawai swasta di atas, menunjukkan bahwa dia mandiri secara finansial, tapi masih bermanja-manja dengan entertainment (hura-hura) sebagai pelampiasan ketidak puasan dengan kondisinya saat itu. Kita tidak harus menjadi mandiri semudah membalikkan telapak tangan. Perlu proses pembelajaran agar memiliki pandangan hidup (persepsi) yang benar seperti semula mandiri secara finansial, kemudian mandiri secara kejiwaan, naik tingkat lagi menjadi mandiri dalam hal berpikir objektif sehingga tercapai kemandirian secara utuh. Terus membenahi cara berpikir juga termasuk proses menuju kemandirian berpikir.<br /><br />3. Berpikir cerdas<br /><br />Pikiran adalah pelita harapan. Semboyan ini benar adanya. Bayangkan apabila suatu pekerjaan dikerjaan ala orang bodoh. Tentu hasilnya buruk bukan ? Meningkatkan kualitas diri melalui membaca, mengikuti forum diskusi hingga menjadikan diri pribadi yang layak disebut mandiri secara intelejensia. <br /><br />4. Syukur<br /><br />Nilai tertinggi bahkan (menurut saya) tidak semua orang bisa melakukannya adalah syukur. Lihatlah kekayaan alam Indonesia yang melimpah ruah tapi rakyatnya masih miskin. Ini adalah tanda kita masih belum mandiri karena kurang bersyukur kepada Tuhan yang Maha Memiliki. Arti syukur adalah kita mampu dekat dengan Tuhan seperti taat dengan aturan yang digariskan Tuhan sehingga apapun kehidupan yang dijalani tentunya menunjukkan kemandirian secara spiritual. Syukur juga dapat membentengi diri dari sikap gampang menyerah, karena dengan bersyukur kita menjadi optimis besok akan lebih baik daripada hari ini. Sudahkah kita bersyukur untuk hari ini karena masih diberi kesempatan membaca artikel blog saya ini ? hehehehehe<br /><br /><b>Kesimpulan </b><br /><br />Menjadi pribadi yang mandiri adalah dambaan bagi orang-orang pemberani, dinamis dan siap menerima kesuksesan. Tak lagi berpangku tangan, mampu bekerja sendiri adalah definisi kuno tentang arti kemandirian. Mandiri adalah serangkaian sistem pendukungnya yang bekerja secara harmoni seperti totalitas, berpikir cerdas, memiliki persepsi hidup yang tepat dan rasa syukur. <br /><br />Ini adalah definisi mandiri menurut saya. Bagaimana dengan Anda ? <br /><br /><span>"Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari <a href="http://www.bankmandiri.co.id/"><span style="color: orange;">http://www.bankmandiri.co.id</span></a> dalam rangka memperingati HUT Bank Mandiri ke-14. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan.“</span><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /></span></div>PersadaICThttp://www.blogger.com/profile/02912856917667725302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1563081322168651456.post-82492410174874617372012-10-06T07:00:00.000-07:002013-03-03T14:43:26.127-08:00Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEUOCN8SyTdmjRwQZwG8eRYypjHNPQHtlhzoVbD2cDcltt_p-QNyF2NSVqdHpRplP8_f2IOav7mIVIK3YO0LHEDwVXNY-d1T1nlA-PCwyUzojcWa0ATc3gC4bB_rzr6MYuivX2cNEkydJ-/s1600/kpk.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="176" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEUOCN8SyTdmjRwQZwG8eRYypjHNPQHtlhzoVbD2cDcltt_p-QNyF2NSVqdHpRplP8_f2IOav7mIVIK3YO0LHEDwVXNY-d1T1nlA-PCwyUzojcWa0ATc3gC4bB_rzr6MYuivX2cNEkydJ-/s320/kpk.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Wong namanya juga negara masih berkembang di Indonesia, suatu saat yang lalu saya membaca sebuah artikel tentang bagaimana tingkatan korupsi di berbagai negara. Perhatian saya tertuju pada bagaimana keadaan suatu negara yang korup dapat dilihat dari siapa pihak yang paling korup dan dominan dalam korupsi. <br /><br />Berikut ulasannya :<br /><span class="userContent"> </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="userContent">1. Negara paling miskin yang korup adalah para penguasa lokal yg miliki senjata. Contoh negaranya adalah Afrika pedalaman.<br /> <br /> 2. Negara terbelakang maka yang korup adalah rejim mi</span>liternya seperti Korea Utara.</div><div class="text_exposed_show" style="text-align: justify;"> <br /> 3. Negara sedang membangun maka yang korup itu rejim kepolisian, aparat hukumnya. Indonesia lebih berada di titik ini.<br /> <br /> 4. Negara yang sudah berkembang maka yang korup adalah para politisinya. Negara Eropa Barat diluar Jerman, Skandinavia berada di titik ini seperti Italia atau Spanyol.<br /> <br /> 5. Negara maju maka yang korup adalah para top eksekutif MNC (Multi National Corporation), investment Banker serta pemilik pemilik modal greedy. Jerman, AS, Jepang ada di titik ini.</div><div class="text_exposed_show" style="text-align: justify;"> </div><div class="text_exposed_show" style="text-align: justify;">Nah, super power aparat kepolisian yang kabarnya dari Polda Bengkulu dan Metro Jaya lagi-lagi menunjukkan aksi "solidaritas" sangat salah arah dengan akan menangkap Wakil Ketua Satuan Tugas Penyidik Kasus Simulator SIM KPK, Kompol Novel Baswedan dan Yuri Siahaan, keduanya berasal dari POLRI. Kasus ini menyeret perwira tinggi POLRI, mantan Dirlantas Mabes POLRI, Irjen Djoko Susanto. (<a href="http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=16795899" target="_blank">sumber</a>)</div><div class="text_exposed_show" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="text_exposed_show" style="text-align: justify;">Bukankah penanganan kasus korupsi sudah menjadi wewenang KPK? Dan bukan rahasia umum lagi jika korupsi di tubuh kepolisian RI sangat mudah ditemukan mulai dari level jalanan raya, pengurusan SIM, surat menyurat, dan lain lainnya?</div><div class="text_exposed_show" style="text-align: justify;"></div><div class="text_exposed_show" style="text-align: justify;"></div><div class="text_exposed_show" style="text-align: justify;"></div><div class="text_exposed_show" style="text-align: justify;"><br />#saveKPK sudah menjadi trending topic di twitter. Kekuatan netizen menunjukkan tajinya bahwasanya kebenaran akan fakta/ isu akan mudah menyebar melalui social media. Dan ini (lagi-lagi) menjadi bumerang kepolisian RI. <br /><br />Social media memiliki peran penting untuk mendukung penuh jihad KPK melawan korupsi. <br /><br />Selamatkan KPK. Hidup mulia dengan memberantas korupsi.<br /><br /></div><div class="text_exposed_show" style="text-align: justify;"></div><div class="text_exposed_show" style="text-align: justify;"><br /><br /><br /> </div><div style="text-align: justify;"></div>PersadaICThttp://www.blogger.com/profile/02912856917667725302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1563081322168651456.post-42622664107186380592012-09-28T22:57:00.000-07:002013-03-03T14:43:26.221-08:00Tips Dunia Ekspor (Bagian 1)<div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgi9Zn_6cHmgtOC_EtTP2Twjn7t7Z2SXZsahJ5Rw-aCm-hB-KkqsQlW0CmKKjiHi5NwlwT5sNO1WYmPeaqxjHn-bqy0uczBncoLnuLx3WBM6F4A__W603qmYYYvSzmTmK0TmNgDZe2M2GP0/s1600/pemberitahuan-ekspor-barang.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgi9Zn_6cHmgtOC_EtTP2Twjn7t7Z2SXZsahJ5Rw-aCm-hB-KkqsQlW0CmKKjiHi5NwlwT5sNO1WYmPeaqxjHn-bqy0uczBncoLnuLx3WBM6F4A__W603qmYYYvSzmTmK0TmNgDZe2M2GP0/s320/pemberitahuan-ekspor-barang.jpg" width="320" /></a><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Pasar internasional adalah peluang sangat besar meraih untung setinggi-tingginya dari komoditi yang diperjual belikan. Yuk kita belajar ekspor dari blog saya ya ^^<br /><br /><br /><br /><br />Berikut tips dasar : <br /><br /><span style="color: red;"><b>1. Setiap komodity untuk pasar ekspor, usahakan kualitas baik dan di jaga.</b></span></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="color: red;"><b><br />2. Usahakan kemasan juga harus menarik penampilannya dan tidak mudah pecah/ sobek.</b></span></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="color: red;"><b><br />3. Setiap komodity yang ingin di pasarkan untuk ekspor harus mempunyai hasil Lab Analisa dari institusi terpercaya , misalnya dari : SUCOFINDO, dan lain lain.</b></span></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="color: red;"><b><br />4. Calon Eksportir Sudah mempunyai perhitungan modal + profit = harga jual.</b></span></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="color: red;"><b><br />5. Calon Exportir sedikit banyak menguasai teknis/ cara pembuatan/ jenis/ dan lain lain dari barang yang akan di <span style="font-size: large;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="color: red;"><b>ekspor</b></span></span></span></b></span></span></span><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">. <br /><br /><a href="http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=13256529" target="_blank">SUMBER</a></span></span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nantikan tips ekspor berikutnya ya ^^</div>PersadaICThttp://www.blogger.com/profile/02912856917667725302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1563081322168651456.post-6351434879794249822012-09-26T02:56:00.000-07:002013-03-03T14:43:26.315-08:00Pendatang Baru Bernama Tata Motor Indonesia <div style="text-align: justify;">Sudah terobesi punya mobil baru tapi dana masih mencekik ? Mmm...jangankan Anda, saya pun juga punya keinginan memiliki mobil yang harganya sangat murah namun tetap berkualitas tinggi, ramah lingkungan, layanan purna jual yang mendukung dan sangat hemat bahan bakar. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya bisa memberikan alternatif mobil tersebut bisa dijawab oleh Tata Motor Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pasar otomotif mobil di Indonesia memang sangat ketat. Apalagi saat ini masih dipegang kuat oleh beberapa merk ternama yang merupakan pemain lama seperti Toyota, Daihatsu, Mitsubishi, Suzuki, Mercedez Benz, BMW, KIA, Hyundai dan sebagainya. Kehadiran brand baru seperti Tata Motor dengan merk ternama mereka -Tata- pasti menambah sengit perang di pasar otomotif Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kita sebut saja produk andalan mereka yang menjadi ikon mobil termurah di dunia yaitu Tata Nano.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan spesifikasi :</div><br /><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQp2xb8kMpwrECm5FTwiTLFOBs2KyAGHSr4V2b8_05kQeH06ilcylllPPsBxhkXW315-NKB1xJsJuljcktYJCLbk_8Y-nvv3gyH5y2ivxz1XaohUTS8jJlaDaxtAfbTuPVhr9q1FaHxGdE/s1600/Tata_nano.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQp2xb8kMpwrECm5FTwiTLFOBs2KyAGHSr4V2b8_05kQeH06ilcylllPPsBxhkXW315-NKB1xJsJuljcktYJCLbk_8Y-nvv3gyH5y2ivxz1XaohUTS8jJlaDaxtAfbTuPVhr9q1FaHxGdE/s320/Tata_nano.jpg" width="320" /></a></div><br /><br /><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJZpvL1ZMp6qCwXVFxfgBzSFKEBH20q5FVolquccdB8xi4y7hDcrkCmk9Ul0jITi7QZNY5gAoLEyhHzhUtsU10w8Bnq_Zfw8mO2DYLsKzjn9d5S0YWZrxMfB2gw-Ik4AT4N0-PUYf8GM2y/s1600/Tata_Nano_Europa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="232" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJZpvL1ZMp6qCwXVFxfgBzSFKEBH20q5FVolquccdB8xi4y7hDcrkCmk9Ul0jITi7QZNY5gAoLEyhHzhUtsU10w8Bnq_Zfw8mO2DYLsKzjn9d5S0YWZrxMfB2gw-Ik4AT4N0-PUYf8GM2y/s320/Tata_Nano_Europa.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhh30LflmzQCp-jbYNvZofa_8kCrnIDXjMaM6ouAP7HESyKDbvUgzyG6IkApjArICkNCk7RrtHWW5C9KJrsf1LHkypsil4ileKfwJHtm5cHrbUsSV0tXxmdTpwreI6chz-G4mqTWu9P5o5F/s1600/mobil+interior+tata+nano.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhh30LflmzQCp-jbYNvZofa_8kCrnIDXjMaM6ouAP7HESyKDbvUgzyG6IkApjArICkNCk7RrtHWW5C9KJrsf1LHkypsil4ileKfwJHtm5cHrbUsSV0tXxmdTpwreI6chz-G4mqTWu9P5o5F/s320/mobil+interior+tata+nano.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsLJ-xZhRS-7fWLpfM7qjaxhcoTWoHHm38QYvGwL215Nj0A0NZbUZ9qhosl89vs5X3CQhFsiVhDyh45_yEM-5yo-TAG_rc2wyiXUY6J0L_WYyZmUDDKAA_Aoi9kDkBsFnU5rdWXJV90PdL/s1600/14.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsLJ-xZhRS-7fWLpfM7qjaxhcoTWoHHm38QYvGwL215Nj0A0NZbUZ9qhosl89vs5X3CQhFsiVhDyh45_yEM-5yo-TAG_rc2wyiXUY6J0L_WYyZmUDDKAA_Aoi9kDkBsFnU5rdWXJV90PdL/s320/14.jpg" width="320" /></a></div><br /><br /><br />Dimensi<br /><br />Panjang keseluruhan 3.099 mm<br />Lebar 1.495 mm<br />Tinggi 1.652 mm<br />Wheelbase 2.230 mm<br />Ground clearance 180 mm<br />Kapasitas 4 orang<br />Berat 600-635 kg<br /><br />Mesin<br /><br />Tipe: 624 cc, 2 silinder, MPFI<br />Daya maksimum 35 hp pada 5.200 RPM<br />Torsi maksimum 48 Nm pada 3.000-3.500 RPM<br />Kecepatan maksimum 105 km/h<br />Konsumsi BBM 23,6 km per liter<br /><br />Suspensi<br /><br />Depan Independent, lower wishbone, McPherson Strut<br />Belakang, Independent, Semi Trailing arm with coil spring Ban<br />Ukuran ban depan 135/70 R 12<br />Ukuran ban belakang 155/65 R 12 <br />(<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tata_Nano" target="_blank">sumber</a>)<br /><br />Diperkirakan harga jual on the road sekitar 30 jutaan (<a href="http://id.berita.yahoo.com/yoyo-padi-bangga-sang-anak-mulai-belajar-puasa-025100330.html" target="_blank">sumber</a>)<br /><br />Bagaimana respon masyarakat terhadap mobil ini ? Tentu beragam tanggapan di lontarkan seperti yang dilaporkan salah satu portal berita di ajang IIMS 2012 (silahkan <a href="http://otomotif.kompas.com/read/2012/09/25/4358/Nih.Kata.Pengunjung.IIMS.tentang.Tata.Nano" target="_blank">klik</a>)<br /><br /><div style="text-align: justify;"><b>Strategi Tata<br /></b>Menilik dari pernyataan Mr. Biswadev Sengupta, president director Tata Motors Indonesia sebagai berikut : </div><div style="text-align: justify;"><br />"<span style="font-size: small;">Saat ini Tata masih berada pada tahap yang sangat awal. Saat ini kami sedang menyemai untuk menumbuhkan brand image di masyarakat Indonesia. Indonesia adalah pasar besar si kawasan dan berpotensi menjadi pasar utama di dunia. Populasi mobil masih 40 per 1000 penduduk, jauh dibawah Thai yang sudah 150 per 1000 penduduk. Indonesia masih terus akan berkembang. Didukung perkembangan ekonomi yang terus meningkat. Membuat rakyat Indonesia punya uang. Hal itu melahirkan kebutuhan untuk memiliki properti, mobil, perhiasan dan lain sebagainya. Indonesia juga negara besar, bukan cuma jabodetabek. Tata akan mengembangkan pasar ke seluruh Indonesia bukan cuma Jawa. Kami sangat serius untuk masuk Indonesia. Kami lakukan dengan sungguh-sunguh. Dan begitu kami masuk, kantor pusat kami akan benar-benar komitmen. Sebelumnya kami sudah lima tahun menjalankan bisnis di Thailand, kami sudah belajar tradisi bisnis dikawasan ini. " </span>(<a href="http://www.gatra.com/domestik/18234-tata-bukan-cuma-nano" target="_blank">sumber</a> )</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagai pendatang baru, perlu tenaga yang ekstra keras untuk menggerakkan lokomotif Tata di pasar otomotif Indonesia. Apa brand image Tata yang ingin di bangun? Apa pula Authentic Brand Story yang akan dibangun untuk mengakselerasi promosi WOM oleh Tata ? Strategi apa yang akan dibangun mengalahkan Goliath Toyota dan merk-merk lainnya yang sudah lama di Indonesia? Jalur kanal promosi pemasaran manakah yang efektif untuk segera memanen image ? Sudah siapkah sistem produksinya untuk menghindari indent panjang ? Bagaimana kesiapan layanan purna jualnya? dan segenap pertanyaan lainnya yang menghadang di depan Tata Motor Indonesia...<br /><br /><div style="text-align: justify;">Sungguh pertanyaan yang singkat namun patut dipersiapkan langkah-langkah nyata sebagai pendatang baru. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Perlu Segalanya </b></div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><br /></b>Tak bisa dipungkiri, animo masyarakat akan mobil murah, ramah lingkungan dan hemat bahan bakar merupakan sinyal akan ceruk pasar yang sangat potensial untuk digarap. Tata motor mencoba menggarapnya dengan memperkenalkan produk Tata Nano sebagai solusinya. Bagaimana respon masyarakat kedepannya ? Perlu persiapan matang, apalagi pesaing utama Tata Nano kalau di lihat lebih teliti lagi, justru datang dari penjualan mobil bekas dengan sederet produk mobil dari merk-merk yang sudah sangat kuat. </div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keraguan utama kebanyakan konsumen otomotif adalah kualitas. Apakah Tata Motor mampu menghadirkan kualitas produk yang handal layaknya produk Jepang? Saya pikir, perusahaan yang sudah go international seperti Tata Motor sudah menjamin keunggulan produknya. Nah, bagaimana mengubah persepi merk yang selama ini masih menjadi image merk kebanyakan konsumen agar segera beralih ke produk dengan merk Tata ?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kita ambil saja contoh kasus merk sepeda motor dari India, Bajaj Pulsar dengan mengusung teknologi twin spark yang mampu membuat kendaraan menjadi sangat hemat konsumsi bahan bakar fosil (BBM) dibanding sepeda motor merk jepang seperti Honda atau Yamaha. Kualitasnya mampu menyaingi merk-merk Jepang. Layanan purna jualnya juga mantap. Namun lihatlah kenyataan dilapangan, walaupun Bajaj Pulsar yang mampu membuat rekor MURI sebagai kendaraan sport paling hemat masih harus tertatih-tatih melawan gempuran persepsi masyarakat " kalau naik kreta, ya naik Honda aja". </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Begitulah stereotip masyarakat akan brand image. Susah lho mengubahnya untuk memilih merk yang lain. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Angin Segar</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Konsumen Indonesia juga orang pintar. Apakah Tata Nano dipersepsikan konsumen sebagai produk untuk kelas masyarakat menengah ke bawah ? Tentu itu berkorelasi erat dengan harga. Apakah harga yang ditawarkan sepadan dengan fasilitas yang diberikan sesuai dengan harapan konsumen? Saya pikir, konsumen tetap lah makhluk yang serakah untuk memberikan kompensasi sekecil-kecilnya untuk mendapatkan kepuasan sebesar-besarnya. Namun, dengan perkembangan era digital, memunculkan konsumen yang dedicated dan rasional.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan dukungan program pemerintah low cost green car, peluang makin terbuka lebar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya pikir, Tata muncul disaat waktu yang tepat dengan kondisi yang tepat pula. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bagaimana dengan Anda menilai Tata sebagai pendatang baru di pasar otomotif Indonesia? Berikut video Tata Nano dengan versi teranyarnya yaitu Tata Pixel dan Tata Megapixel. Saya yakin, Anda terkagum kagum dengan mobil -kacang goreng- Tata dan kemungkinan besar Anda akan sangat bernafsu untuk memilikinya segera .</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Let's check it out! </div><div style="text-align: justify;"><br /><iframe allowfullscreen="allowfullscreen" frameborder="0" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/dZyVWZuSftI" width="560"></iframe> </div><div style="text-align: justify;"><br /></div> <iframe allowfullscreen="allowfullscreen" frameborder="0" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/lMFrAukWI_0" width="420"></iframe><br /><br /> <iframe allowfullscreen="allowfullscreen" frameborder="0" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/aTrRUwCLrLk" width="560"></iframe> <br /><br />Menarik sekali video yang ditampilkan. Bisa saja muncul pernyataan yang merakyat seperti berikut ini : <br />"Ketimbang naik kereta kena panas dan hujan, lebih baik naik mobil Tata Nano/ Pixel / Mega Pixel." hehehehehe<br /><br />Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><b><br /></b><br /><br /><br />PersadaICThttp://www.blogger.com/profile/02912856917667725302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1563081322168651456.post-53303261791981891892012-09-24T07:23:00.000-07:002013-03-03T14:43:26.409-08:00Hukum 10:90<div style="text-align: justify;">Kenapa saya sebut<strong> “10:90 (ten-ninety) Marketing”</strong>? Karena marketing kini tak lagi dimonopoli marketer. Dulu memang marketing 100% dilakukan oleh marketer, konsumen mendapat jatah 0%. Marketer melakukan semuanya: membuat produk unggul, menyewa agensi untuk membuat iklan, dan kemudian mem-broadcast iklan tersebut ke seluruh penjuru tanah air menggunakan TV, radio, atau koran. Sementara si konsumen hanya pasif menerima pesan-pesan iklan si marketer, sambil tentu saja dongkol karena tontonan liga Inggris kesukaannya diacak-acak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kini marketing berubah drastis. Marketer cukup mengerjakan 10% saja, lalu sisanya 90% dikerjakan oleh konsumen. Itu makanya saya sebut <strong>“10:90”</strong>. Marketer cukup mencipta <strong>authentic brand story</strong>, lalu menaruhnya di Youtube atau memicu percakapan di Twitter/Facebook, that’s it. Lalu konsumen lah yang bekerja keras membesarkan dan menyebarkan gelembung viral dari authentic brand story tersebut ke konsumen lain di seantero tanah air. Dalam “10:90 Marketing” yang bekerja super keras memasarkan produk bukanlah marketer, tapi konsumen.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada satu <strong>hukum dasar</strong> yang berlaku di dalam marketing gaya baru ini. Bunyinya sebagai berikut: “Semakin dominan campur tangan marketer dalam memasarkan produk/merek, maka semakin tumpul dampak marketing yang tercipta. Sebaliknya, semakin banyak keterlibatan konsumen, maka sukses pemasaran yang dicapai akan semakin powerful. Karena hukum itu maka “10:90 Marketing” pasti lebih ampuh dari “30:70 Marketing”. Dan “30:70 Marketing” pasti lebih powerful dari “60:40 Marketing”. Ingat: “<strong>Your most powerful marketer is your customers</strong>.”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Anda pasti masih bingung. Oke, agar lebih gampang memahaminya, coba kita lihat dua kasus pemasaran super hebat yang terjadi minggu ini. Pertama adalah kemenangan <strong>Jokowi</strong> di Pemilu DKI. Kedua adalah heboh viral <strong>Gangnam Style </strong>yang kini menjangkiti dunia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><strong>Jokowi </strong></div><div style="text-align: justify;"><br />Jokowi menang dari Foke karena kekuatan “10:90 Marketing”. Yang dilakukan Jokowi dan tim suksesnya sesungguhnya sederhana saja: pertama, membangun “<strong>produk unggul</strong>”; kedua, menciptakan “<strong>authentic brand story</strong>”, that’s it. Sisanya, masa pemilihlah yang bekerja keras memenangkan Jokowi. Bekal dua hal itu sudah lebih dari cukup untuk menggerakkan “<strong>laskar WOM</strong>” (<strong>“word of mouth</strong>” maksudnya) yang mengarahkan para pemilih untuk mencoblos no.3 di hari pemungutan suara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apa “produk unggul” Jokowi? Prestasi Jokowi selama menjadi walikota Solo mulai dari kampanye city branding “<strong>Solo: The Spirit of Java</strong>”, <strong>relokasi pasar yang manusiawi</strong>, hingga dukungan terhadap mobil <strong>Esemka </strong>yang meroketkan namanya di kancah politik nasional.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lalu apa “authentic brand story” Jokowi? Jokowi menjadi ikon pemimpin yang merakyat, hobi turun ke lapangan, mendengar keluh-kesah masyarakat, sosok pribadi yang sederhana dan apa adanya. Siapa yang “<strong>mengarang</strong>” seluruh cerita di seputar keikonan Jokowi? Yang membuat cerita tak lain adalah masyarakat (baca: konsumen) melalui cerita dari mulut ke mulut (WOM) secara natural dan otentik di kalangan tukang becak, obrolan di warung Tegal, hingga diskusi-diskusi di kampus (yup, <strong>cocreate your brand story</strong>!). </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Inilah yang dalam teori pemasaran WOM disebut <strong>wisdom of crowd</strong>. Awalnya adalah cerita dari mulut ke mulut, tapi karena menyebar dan diterima secara luas, maka kemudian dianggap sebagai kebenaran.</div><div style="text-align: justify;">Dengan modal prestasi masa lalu dan cerita otentik itu, viral keikonan Jokowi merambat cepat ke seluruh penjuru tanah air menjelang hari H pencoblosan. Di sinilah massa pemilih bekerja keras menyebarkan cerita-cerita keikonan Jokowi baik secara <strong>offline</strong> (dari mulut ke mulut) maupun secara <strong>online </strong>(melalui ranah internet). Media sosial seperti YouTube, blog, Facebook, Twitter, Youtube, hingga BBM menjadi tools ampuh yang memungkinkan massa pemilih demikian gampang menyebarkan cerita mengenai keikonan Jokowi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Singkatnya, sebagian besar pemasaran Jokowi di Pilkada DKI bukanlah dilakukan Jokowi dan tim suksesnya, tapi dilakukan secara <strong>voluntir</strong>, <strong>natural</strong>, dan <strong>otentik </strong>oleh massa pemilihnya melalui penyebaran WOM yang powerful. <strong>Jokowi melakukan 10% pekerjaan, sisanya 90% dilakukan oleh massa pemilihnya</strong>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><strong>Gangnam Style</strong></div><div style="text-align: justify;"><br />Fenomena demam Gangnam Style setali tiga uang. Lagu dan gaya tari yang dirilis pertengahan Juli 2012 ini mencapai sukses pemasaran luar biasa di seluruh dunia karena keampuhan “10:90 Marketing”. Gaya tari baru asal Korea yang digagas rapper <strong>Psy</strong> ini kini memecahkan <strong>Guiness World Record</strong> sebagai <strong>The the Most ‘Liked’ Video in YouTube History</strong> yang hingga minggu ini ditonton 235 juta kali. Seperti halnya Jokowi, pemain utama pemasaran Gangnam Style bukanlah Psy atau label rekaman yang mengusungnya, tapi para penikmat tarian baru itu di lima penjuru benua.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apa “<strong>produk unggul</strong>” Gangnam Style? Tak lain adalah lagu yang nge-beat dan jenaka; juga tentu tarian Gangnam Style (tari gaya “menunggang kuda”) yang unik, fresh, dan agak nyleneh dari tarian yang selama ini ada. Lalu apa “<strong>authentic brand story</strong>” dari Gangnam Style? Tak lain adalah cerita-cerita yang melingkupi tarian ini: mulai dari cerita mengenai <strong>distrik Gangnam</strong> (kawasan Baverly Hills-nya Seoul); <strong>satire</strong> gaya hidup konsumtif yang menjadi tema lagu/tari ini; hingga tampang Psy yang “<strong>anti K-pop idol</strong>” alias berlawanan dengan umumnya sosok K-pop ikon yang keren dan imut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kunci sukses pemasaran Gangnam Style adalah peran massif dari para laskar WOM di seluruh dunia. Diawali dari kalangan <strong>powerful influencers</strong> yaitu para selebriti dunia seperti <strong>Robbie Williams, T-Pain, Katy Perry, Tom Cruise, Britney Spears</strong> hingga <strong>Nelly Furtado</strong>. Para selebriti yang sangat powerful di media sosial dan media konvensional inilah viral deman Gangnam Style dipicu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aksi early influencers ini kemudian disusul dengan aksi <strong>laskar WOM</strong> yang secara voluntir dan genuine mempromosikan tarian ini. Aksinya macam-macam. Bisa melalui cuit-cuit di Twitter dan Facebook, meng-upload video Gangnam Style <strong>tiruan </strong>dan versi <strong>parodi</strong>, atau membikin aksi <strong>flash mob</strong> (termasuk flah mob Gangnam Style di Bunderan HI yang melibatkan 800-an orang beberapa waktu lalu). Seperti halnya Jokowi, <strong>Psy dan timnya melakukan 10% pekerjaan, sisanya 90% dilakukan oleh massa konsumennya di seluruh dunia</strong>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzXyXF6ZvjdWyX20bOuEctxvIkngEFmb6eY6xSbsPwXKHlboNDBxiq-w_Dpr8L0em_mZEvr1gtrsJohCuNqcDOeH_0xi6BNdOo14buRFJW_kHugn474Wbn6UGT8BzLlTWVXrchfVUohjcM/s1600/klinik-tongfang2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzXyXF6ZvjdWyX20bOuEctxvIkngEFmb6eY6xSbsPwXKHlboNDBxiq-w_Dpr8L0em_mZEvr1gtrsJohCuNqcDOeH_0xi6BNdOo14buRFJW_kHugn474Wbn6UGT8BzLlTWVXrchfVUohjcM/s320/klinik-tongfang2.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;">bingkaiberita.com</span></div><br /><div style="text-align: justify;">Jadilah marketer cerdas seperti Jokowi dan Psy. Mereka begitu cantik dan piawai memperalat konsumennya (yup, <strong>community of evangelists</strong>) untuk memasarkan diri dan produk mereka. Ingat hukumnya: <strong>marketer cerdas cukup kerja 10%; 90% sisanya diserahkan ke konsumen</strong>.<br /><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><a href="http://yuswohady.blogdetik.com/2012/09/24/1090-marketing/" target="_blank">SUMBER </a></div>PersadaICThttp://www.blogger.com/profile/02912856917667725302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1563081322168651456.post-14880108910174392912012-09-24T06:39:00.000-07:002013-03-03T14:43:26.504-08:00Social Media Engineering Ala Jokowi-Ahok <div style="text-align: justify;">Pertarungan dua kubu, Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama, dalam memperebutkan suara warga dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta tidak hanya terjadi di dunia nyata. Di dunia online, pertarungan juga terjadi dan tidak kalah seru. <br /><br />Pertarungan keduanya seolah menjadi pertarungan dua <i>brand</i> yang berbeda. Sebelum memasuki pentas pemilihan kepala daerah DKI Jakarta,Fauzi Bowo (Foke) dan<a href="http://pilkada.kompas.com/berita/read/2012/09/24/07514375/Jokowi.Tolak.Mobil.Hadiah.dari.Pendukung?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Khlwp"></a> Joko Widodo (Jokowi) merupakan dua <i>brand</i> yang memiliki penetrasi di medan yang berbeda-beda. Jokowi, dengan latar belakang daerah, otomatis tak begitu dikenal luas seperti halnya Foke yang sudah akrab di telinga warga ibu kota Jakarta.<br /><br />Namun, dalam rentang dua bulan terakhir, <i>brand</i> Jokowi justru berada di atas <i>brand</i> Foke. Seperti halnya, hasil hitung cepat perolehan suara Pilkada Jakarta putaran II, pasangan Jokowi-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengungguli pasangan Foke-Nachrowi Ramli (Nara).<br /><br />Fenomena ini dengan mudah bisa dicatat oleh berbagai situs pemeringkat kompetisi <i>brand</i> melalui pelacakan rekam jejak percakapan terkait dengan dua nama yang berkompetisi itu di jagat internet.<br /><br />Menurut laman web analytics.topsy.com, salah satu situs yang menyediakan pelacakan percakapan <i>brand, </i>terutama di jejaring sosial Twitter, sejak 24 Agustus 2012, kata kunci Jokowi terus memimpin melawan Foke hingga 21 September, sehari setelah pemungutan suara. Jokowi rata-rata dibicarakan 15.000-30.000 kali tiap hari.<br /><br />Dari grafis yang dihasilkan Topsy, banyaknya <i>mention</i> atau penyebutan terhadap <i>brand</i> Jokowi ataupun Foke berbanding lurus dengan berita yang ada di media massa.<br /><br />Nama Jokowi di dunia maya terutama melonjak dibicarakan orang pada 16 September, dipicu berita di sebuah media massa berjudul ”Foke Pertanyakan Motivasi Jokowi Jadi Cagub”.<br /><br />Berita itu tampaknya lebih condong mengekspos nilai negatif dari Jokowi, tetapi kenyataannya justru memberi umpan balik atau sentimen positif terhadap Jokowi dengan menghasilkan sebanyak 88.441 percakapan di Twitter. Pada hari sama, percakapan terhadap <i>brand</i> Foke menghasilkan 58.511 kali, dengan berita ”Inilah ’Positifnya’ Jokowi di Mata Foke”.<br /><br /><b>”Fokoke Jokowi”</b><br /><br />Jelang hari-H pencoblosan, ada satu tulisan unik bernada humor yang mengatrol pembicaraan positif mengenai Jokowi. Tulisan itu remeh-temeh dan tidak didesain untuk kepentingan kampanye serius, hanya berupa kelakar. Judulnya, ”Baru dapat kabar, Jokowi akhirnya berkoalisi dgn Foke. Namanya Fokoke Jokowi”.<br /><br />Humor itu ternyata menjadi titik tertinggi untuk meroketkan <i>brand</i> Jokowi dengan total pembicaraan di media sosial naik tajam dari 51.727 menjadi 315.920 kali. Pada hari yang sama, <i>brand</i> Foke juga menanjak, dari 30.458 menjadi 128.561 kali dengan dipicu berita ”7 Janji Foke”.<br /><br />”Fokoke Jokowi” adalah contoh pengolahan slogan yang kreatif, yang pada malam sebelum pencobloson seolah bergerak menjadi ribuan pasukan yang menghampiri para calon pencoblos via Twitter, Facebook, blog, pesan singkat SMS, juga pesan Blackberry Messenger (BBM). Slogan itu telah menjadi viral marketing, pemasaran gratis yang menyebar bak virus <i>online</i>.<br /><br />Ikon lain yang berhasil menjadi duta media sosial melawan Foke adalah gambar dengan teks nyentil, ”Jakarta <i>will be</i> OK <i>without</i> F”. Slogan ringan dan menggelitik ini hampir tak terjadi pada kubu Foke.<br /><br />Isu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) yang bergulir dominan, untuk kelas menengah di perkotaan, ternyata tidak didistribusikan sebagai virus <i>online</i>.<br /><br />Dengan menggunakan <i>tools</i> atau peralatan analisis lain, bisa dilacak percakapan Foke sebenarnya bukan kalah populer. Hanya saja, sentimen positif lebih lari ke percakapan Jokowi. Hal ini bisa dilihat di socialmention.com, salah satu laman web yang menganalisis kata kunci di berbagai situs jejaring sosial.<br /><br />Di Social Mention, <i>brand</i> Jokowi memiliki kekuatan 26 persen, sedangkan Foke 21 persen. Kekuatan ini adalah angka unik dari socialmention.com yang diukur berdasarkan jumlah diskusi terhadap <i>brand</i> di media sosial.<br /><br />Perbandingan sentimen positif terhadap sentimen negatif pada kubu Jokowi adalah 8:1, sedangkan untuk Foke 2:1. Tampak bahwa kubu Jokowi diuntungkan dengan sentimen positif ini.<br /><br />Unik juga untuk dicatat, <i>brand</i> Jokowi secara konsisten frekuensinya lebih sering dibicarakan dibandingkan dengan Foke, yaitu rata-rata tiap 28 detik sekali untuk Jokowi dan 1 menit sekali untuk Foke.<br /><br />Howsociable.com menguatkan pernyataan itu dengan memberi skor magnitudo untuk percakapan Jokowi sebesar 6,4, sedangkan Foke 6,1.<br /><br />Jokowi unggul di semua situs jejaring sosial, misalnya di Twitter, Facebook, Youtube, Google plus, Tumblr, dan Yfrog.<br /><br /><b>Partisipasi kelas menengah</b><br /><br />Analis pemasaran internet yang juga CEO Virtual Consulting, Nukman Luthfie, memaparkan, kampanye di media sosial dalam Pilkada DKI Jakarta merupakan contoh paling bagus untuk melihat bagaimana media sosial bekerja.<br /><br />”Jakarta adalah pusat penggunaan media sosial di Indonesia, pengguna Twitter di Jakarta paling banyak, akibatnya pembicaraan Pilkada DKI di Twitter ramai,” katanya.<br /><br />Kampanye di media sosial telah menjadi perang terbuka bagi para pendukung. Bahkan, perang itu juga melibatkan orang luar daerah mengingat Jokowi dan Ahok berasal dari luar daerah. Uniknya, justru latar belakang calon yang luas itu memicu penyebaran pembicaraan hingga luar Jakarta, mereka ikut membangun pencitraan untuk kubu Jokowi-Ahok.<br /><br />”Orang-orang yang tadinya tidak antusias menjadi antusias membahas Pilkada Jakarta. Perbincangan di kelas menengah, terutama di Twitter, menjadi kencang,” kata Nukman.<br /><br />Mereka lebih memilih perang lewat Twitter, bukan lewat Facebook. Perang ”140 karakter” lewat Twitter kini lebih disukai masyarakat perkotaan dibandingkan dengan di Facebook.<br /><br />Perilaku ini khas berasal dari generasi melek Twitter. Dengan demikian, mereka ini adalah generasi baru yang memasuki ranah politik. ”Inilah awal dari partisipasi masyarakat kelas menengah di bidang politik,” kata Nukman.<br /><br />Lalu, mengapa Jokowi dalam percaturan media sosial unggul dibandingkan dengan Foke?<br /><br />”Jokowi muncul karena perlawanan, orang sudah capai dengan wajah lama. Foke sudah 35 tahun di pemerintahan Jakarta,” kata Nukman. Terlebih lagi, Jokowi ternyata lebih dekat dan lebih ramah dengan blogger dan pengguna Twitter.<br /><br />Bukan berarti kubu Foke tak mengerahkan kekuatan media sosial. Kata Nukman, kubu Foke justru merekrut orang-orang profesional yang hidupnya memang berasal dari jualan kampanye di media sosial. Sebaliknya, kubu Jokowi lebih mengandalkan sukarelawan, bahkan banyak di antaranya tak dibayar.<br /><br />Hal menarik lain dalam perang media sosial, pada putaran kedua media sosial lebih banyak digunakan sebagai black campaign.<br /><br />”Jika pada putaran pertama lebih ke perang program, pada putaran kedua ini digunakan untuk kampanye hitam, saling menjatuhkan satu sama lainnya,” kata Nukman.<br /><br />Beberapa kampanye hitam itu ditengarai berhasil mendongkrak perolehan suara Foke, terutama dari masyarakat kalangan bawah. Hanya saja, Jokowi akhirnya memenangi pertandingan ini karena faktor orang-orang Jakarta yang ingin melihat perubahan.<br /><br /><b>Pantas diapresiasi</b><br /><br />Satu hal yang pantas diapresiasi dari perang 140 karakter ini, kata Nukman, adalah meskipun pertengkaran dan perselisihan pendapat tinggi di tingkat media sosial, di dunia nyata tak pecah pertikaian.<br /><br />”Calon petahana juga <i>fair</i> dalam menanggapi hasil perhitungan cepat. Dari kubu yang menang sementara versi hitung cepat juga tidak arogan menghina. Tim sukses juga tidak saling berantem, inilah contoh penggunaan media sosial yang baik untuk daerah lain,” ujarnya.<br /><br />Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pers dan Pembangunan (LSPP) Ignatius Haryanto memiliki penilaian senada. Menurut dia, kedua kubu sama-sama menggunakan media sosial dengan intens. Kedua pihak menyadari media sosial sangat membantu dalam hal pembentukan citra para kandidat, menyampaikan pesan kampanye, serta visi-misi-program para kandidat.<br /><br />”Sejak awal kita melihat para simpatisan Jokowi, yang merupakan paduan dari tim yang dibentuk tim sukses serta para sukarelawan, ikut berkontribusi pada pembentukan citra positif Jokowi-Ahok,” kata Haryanto.<br /><br />Pertarungan/kampanye tidak hanya melalui baliho dan koran, tetapi juga sampai ke <a href="http://pilkada.kompas.com/berita/read/2012/09/16/09571033/Ribuan.Pasukan.Kotak-Kotak.Flash.Mob.di.Bundaran.HI">videoklip</a> yang dibuat oleh dua kubu. Kalau mau membandingkan dari sisi video klip, menurut Haryanto, kubu Jokowi-Ahok menawarkan kesegaran dalam penyajian, menyasar anak muda, dan juga massa mengambang.<br /><br />”Sementara kalau melihat video klip resmi yang dipergunakan Foke-Nara, kelihatan menyasar kelompok menengah bawah dan menonjolkan iming-iming atau janji yang selama ini diklaim sebagai prestasi Foke,” kata Haryanto.<br /><br />Soal isu SARA, dia juga meyakini bahwa isu tersebut tidak efektif walaupun sudah sedemikian rupa mendiskreditkan Jokowi-Ahok.<br /><br />”Hingga Kamis (20/9/2012) pagi pun, seorang teman masih menemukan selebaran yang ditumpuk di wilayah Pasar Minggu dan itu tak menggoyahkan perilaku pemilih. Jadi, memang isu SARA tidak menjadi faktor utama. Pendekatan kuno untuk mendiskreditkan begini sudah tak lagi atau tidak akan ’dimakan’ oleh masyarakat umum walau belum seluruhnya. Jika memang ada kedewasaan masyarakat dalam menyikapi hal ini, kampanye hitam apa pun tak kena,” kata Haryanto.<br /><br />Belajar dari Pilkada DKI ini, terkait dengan pengaturan media oleh negara, sebaiknya hanya dilakukan pada media massa <i>mainstream</i> dan membiarkan dinamika dalam media sosial berjalan dengan sendirinya.<br /><br />”Pesan negatif yang ada ternyata langsung direspons oleh pesan-pesan positif dari kubu lainnya.<br />Masyarakat sudah makin dewasa,” ujar Haryanto. <br /><br />Bandingkan video berikut ini<br /><br /><br /><iframe allowfullscreen="allowfullscreen" frameborder="0" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/f-zR65eXXPc" width="560"></iframe> <iframe allowfullscreen="allowfullscreen" frameborder="0" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/YHcQs8TlPOM" width="420"></iframe> <br /><br /><br /><a href="http://pilkada.kompas.com/berita/read/2012/09/24/09201148/Fokoke.Jokowi.Mantra.Ampuh.di.Jagat.Maya" target="_blank">SUMBER</a></div>PersadaICThttp://www.blogger.com/profile/02912856917667725302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1563081322168651456.post-6783377860864760562012-09-24T05:26:00.000-07:002013-03-03T14:43:26.599-08:00Karyawan ala Ikan Besar Di Kolam Besar<div style="text-align: justify;">Apakah Anda tipe karyawan ikan loncat ? Ada informasi berikut ini yang perlu diperhatikan. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam dunia kerja terutama swasta sangat sering dijumpai <i>turn over</i> karyawan (terutama <i>entry level</i>) yang tinggi. Jika ditelaah dari sisi luar sang karyawan mungkin dapat dimungkinkan bisa saja karyawan mempunyai alasan kenapa dia pindah dari tempat bekerjanya. Alasannya sangat sederhana, hanya 3 alasan yang mungkin, yakni:</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZe59bUPA6No0y5jsMAdID4f7tiqIP-G3qVezj6jcp5Lu9Xp0vxWwpbNepyXMFbp1AfrtsakrEmJAqI0vW90Fu5Ph3UBJJriPM3EDjK7l8f0I73xwyyyyod_y_isH8J03Nt7kWwAvWIyzI/s1600/funny_fish_mousepad-p144341173236709925envq7_400.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZe59bUPA6No0y5jsMAdID4f7tiqIP-G3qVezj6jcp5Lu9Xp0vxWwpbNepyXMFbp1AfrtsakrEmJAqI0vW90Fu5Ph3UBJJriPM3EDjK7l8f0I73xwyyyyod_y_isH8J03Nt7kWwAvWIyzI/s320/funny_fish_mousepad-p144341173236709925envq7_400.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;">http://rlv.zcache.com</span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">1. Gaji yang diberikan terlalu kecil<br />2. Suasana kerja yang tidak nyaman<br />3. Sudah tidak ada tantangan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada filosofi menarik tentang hal ini. Jika diibaratkan ikan adalah karyawan, dan kolam adalah perusahaan tempat bekerja, maka terdapat suatu filosofi yang menarik dalam dunia kerja. Filosofi ini lebih mengarah pada motif tersebut, yakni kenapa ia ingin berpindah perusahaan. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span id="more-125"></span></div><div style="text-align: justify;">Pertama, filosofi yang keliru:</div><div style="text-align: justify;"><br />1. Ingin menjadi ikan kecil di kolam besar</div><div style="text-align: justify;"><br />Artinya si karyawan memilih perusahaan yang besar dan memberikan fasilitas yang besar, walaupun dia tetap menjadi karyawan level bawah terus, asalkan aman dan terjamin, serta bangga akan statusnya di perusahaan yang besar</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">2. Ingin menjadi ikan besar di kolam yang kecil</div><div style="text-align: justify;"><br />Artinya sang karyawan ingin menjadi “bos” secara instant di perusahaan yang kecil. Jadi tanpa adanya saingan yang kompetitif, ia sudah bisa menjadi minimal sebagai penyelia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kedua filosofi tersebut tidak bisa dipungkiri adalah sebagian motif dari tenaga kerja entry level yang suka berpindah-pindah kerja.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Seharusnya, ada motif ketiga bagi tenaga kerja entry level yang baik dalam langkahnya bekerja, atau memilih pekerjaan yakni:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b>” Menjadi ikan kecil yang akan terus membesar dan kolamnya akan terus membesar karena keberadaannya”</b></span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Artinya, dia akan menjadi karyawan yang dedikatif yang bekerja keras membangun perusahaannya. Jika alasan ke-tiga ini tidak bisa dilakukan, maka tak ada alasan untuk mempersalahkan sang ikan untuk meloncat ke kolam yang lain.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Jika seorang pemilik kolam (baca: pemilik perusahaan) berhasil mendapatkan karyawan bermotif seperti ini, lalu dia mampu menyadari bahwa ikan-ikannya ingin menjadi besar dan meyakinkan bahwa dia bertekad membesarkan ikan dan kolamnya. Maka dapat dipastikan terjadi suatu sinergi yang dahsyat dalam perusahaan itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Jadi Bagi sang ikan….luruskan motifmu dan pilihlah kolammu<br />dan bagi pemilik kolam….rawatlah ikan dan kolammu agar ikan-ikanmu tidak melompat ke kolam sebelah.</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Semoga bermanfaat </span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><a href="http://anung.sunan-ampel.ac.id/?p=125" target="_blank">Sumber</a> </span><b> </b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div>PersadaICThttp://www.blogger.com/profile/02912856917667725302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1563081322168651456.post-88891441907858828122012-09-11T09:31:00.000-07:002013-03-03T14:43:26.694-08:00Jurus Pemasaran "Gila" ala PSY -Gangnam StyleMendiang Andy Warhol pernah bilang bahwa Anda akan terkenal sedunia hanya dalam 15 menit. Andy mengatakan hal itu jauh sebelum muncul ingar bingar media sosial. Dan, ucapan ini saat ini menjadi kenyataan. Lagi-lagi, YouTube kembali menjadi media bagi yang dulunya bukan apa-apa menjadi apa-apa dan diperbincangkan di seluruh dunia.<br /><br /><br /><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-miRk6QA0_6fto8tBmgXNVh5amE6WD-eTL-NFTWC-ViZNJJq5s0eKNpIY2CIoOyN8hgE5cMwRgGTc0WD7buEHidRorxJ3CXPaI95D-I7PZxzaorVV6AtUdSl6RGA2I_Idl4T5BZzZFQKo/s1600/andy-warhol.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-miRk6QA0_6fto8tBmgXNVh5amE6WD-eTL-NFTWC-ViZNJJq5s0eKNpIY2CIoOyN8hgE5cMwRgGTc0WD7buEHidRorxJ3CXPaI95D-I7PZxzaorVV6AtUdSl6RGA2I_Idl4T5BZzZFQKo/s320/andy-warhol.jpg" width="253" /></a></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: xx-small;">http://devorzongallery.com/artists/andywarhol</span></div><div style="text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Contoh paling populernya siapa lagi kalau bukan Gangnam Style! Bahkan, gaya dan gerakan dari K-Pop Single asal Korea Selatan PSY itu ditirukan dengan berbagai gaya dari berbagai negara, termasuk para artis papan atas. Sampai tulisan ini diturunkan, video Gangnam Style mendapatkan lebih dari 143 juta <i>views </i>dengan 1,4 juta <i>likes</i> (11 September 2012 - 23.00WIB) <br /><br />Kenapa bisa begitu populer bak "<i>virus outbreak</i>" ? Kunci utamanya ada pada super uniknya video ini, nyeleneh, dan tentu lucu. Psy menjadi sentral dalam hal ini. PSY bisa menyuguhkan sebuah dance dan lagu yang unik, lincah, ritmik, jenaka, sekaligus “gila.” Gerakan dan lagunya sangat simpel dan mudah ditirukan. Sehingga, orang yang menirukannya pun turut senang dan menikmati. Dengan begitu, lagu ini gampang sekali menjadi milik semua orang.<br /><br />Kunci kedua adalah peran serta social media. Gara-gara social media inilah, orang-orang pun mulai ketularan "gila" nya dance ala Gangnam Style dengan berbagai versi. Mulai dari versi parody, versi Thailand dan sebagainya. <br /><br /><iframe allowfullscreen="allowfullscreen" frameborder="0" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/CZ2hFlLMBg4" width="560"></iframe><br /><br />Saking fenomenalnya, Gangnam Style membuat para artis papan atas pun turut kepincut. Nelly Furtado, misalnya, turut manggung dengan menampilkan gerakan dan irama ala Gangnam Style. Bahkan, Katie Perry, Britney Spears, juga turut “terjangkiti virus” Gangnam Style. Dan, Justien Bieber pun dibuat kesengsem dan merekrut Psy menjadi produser Bieber di Amerika Serikat.<br /><br />Patut kita acungi dua jempol karena inilah viral marketing sesungguhnya. Tapi ingatlah, tidak gampang memulai suatu strategi pemasaran ala viral marketing "Gangnam Style". <br /><br />Pelajaran yang bisa diambil dari viral marketing ala Gangnam Style adalah mau tidak mau produknya harus unik dan memiliki diferensiasi yang kuat. Ada nasihat di dunia pemasaran bahwa untuk sukses di pasar tidak harus menjadi yang terbaik, tapi menjadi yang berbeda. Sebab itu, diferensiasi ini menjadi kata kunci. Gangnam Style jelas memiliki diferensiasi tersebut. Diferensiasi inilah yang menjadi daya pikat<br />.<br />Kedua, simplisitas. Kesederhanaan, dalam banyak hal, menjadi kunci sukses produk bisa diterima dengan mudah oleh konsumennya. Gangnam Style berhasil menyuguhkan video klik yang simpel yang mudah ditirukan oleh banyak orang.<br /><br />Ketiga, sentuh sisi emosional. Produk dan kampanye marketing yang mampu menyentuh sisi emosional audiensnya, dijamin bakal sukses dan langgeng. Gangnam berhasil merebut hati para penggemarnya. Bahkan, keriangan, kelucuan, kebebasan, yang diusung dalam gerakan Gangnam Style akhirnya menjadi milik bersama. Audiens merasa memiliki gerakan tersebut. Terbukti dengan flash mob dan aneka versi Gangnam Style yang dibuat dan dimunculkan di media sosial. Sentuhan pengalaman dan emosional ini membuat <i>customer</i> memiliki <i>sense of belonging</i> pada produk tersebut.<br /><br />Keempat, gunakan media sosial. Di era komunikasi horisontal saat ini, media sosial bisa menjadi alat mumpuni berkampanye yang mengusung nilai <i>low budget-high impact</i>. Gangnam Style hampir tak mengeluarkan bujet sepeser pun untuk terkenal seperti sekarang. Sebaliknya, dari media sosial inilah, Gangnam Style malah mendapatkan benefitnya. Dari perbincangan di media sosial, Gangnam Style diangkat jadi perbincangan di media-media kelas dunia, seperti CNN, CBS, Bloomberg Television, The Washington Post, BBC, dan sebagainya.<br /><br />Indonesia sempat dihebohkan dengan video Udin Sedunia, Briptu Norman, dan yang paling populer adalah Sinta Jojo dengan Keong Racun. Tapi, apa yang membuat Gangnam Style lebih populer ? Padahal sama-sama menunjukkan keunikan, simplisitas, menunjukkan emosional yang kuat, dan sama-sama menggunakan social media seperti YouTube untuk mendongkrak popularitas ? <br /><br /><iframe allowfullscreen="allowfullscreen" frameborder="0" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/9bZkp7q19f0" width="560"></iframe><br /><br />Mari share disini :) <br /><br /><a href="http://the-marketeers.com/archives/viral-marketing-ala-gangnam-style.html#" target="_blank">Sumber</a></div><br />PersadaICThttp://www.blogger.com/profile/02912856917667725302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1563081322168651456.post-45088481480496641362012-09-11T08:21:00.000-07:002013-03-03T14:43:26.788-08:00Psikologi Manusia & Strategi Pemasaran<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">"Zaman sekarang memang harus berjualan dengan cara yang kreatif, kalau tidak pasti kita akan di salip oleh pesaing kita" kata-kata itulah yang terlontar dari mulut teman saya ketika sedang membahas produk marketing yang ampuh, kata-kata singkat inipun selalu terngiang di benak saya sampai sekarang, mungkin banyak yang bertanya sebenarnya strategi marketing seperti apa sih yang di terapkan oleh perusahaan-perusahaan yang sukses menjual produknya?</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Pertanyaan inipun sedikit-demi sedikit mulai terjawab di buku yang tidak sengaja saya temukan berjudul Buy-Ology, di dalam buku ini di bahas teknik-teknik marketing yang biasa di pakai oleh perusahaan besar dalam meningkatkan penjualan produknya, teknik marketing yang telah digunakan lalu diuji dengan penelitian ilmiah yang memenfaatkan alat bernama MRI yang dapat memindai aktivitas otak, sehingga peneliti dapat mengetahui bagian otak mana saja yang akan bereaksi terhadap paparan merk produk atau strategi marketing yang dilakukan.</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHHNhVxS4YdloppRi_TG9KG1J4jCfGKM77hSnkcxxZ8b1WTf558pUoGjaYipidWGt9V4frC0Lpp5ccMgCm-PLyvJiQfQVdTwmim90Xy2UQKyV1ifTr_YE9FPGHS_h6s02HlGJ0xSy9WO2U/s1600/Martin-Lindstrom-Buy.Ology---Martin-Lindstrom-5728-29701-1-product.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHHNhVxS4YdloppRi_TG9KG1J4jCfGKM77hSnkcxxZ8b1WTf558pUoGjaYipidWGt9V4frC0Lpp5ccMgCm-PLyvJiQfQVdTwmim90Xy2UQKyV1ifTr_YE9FPGHS_h6s02HlGJ0xSy9WO2U/s320/Martin-Lindstrom-Buy.Ology---Martin-Lindstrom-5728-29701-1-product.jpg" width="320" /></a></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Ada satu bab yang sangat menarik bagi saya dalam buku itu, dimana banyak teknik marketing yang memenfaatkan apa yang di namakan Neuron Cermin, yang mana bagian otak mempunyai kontribusi terhadap sinyal rasa empati maupun keinginan seseorang untuk meniru orang lain.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Mari kita buktikan secara sederhana keberadaan Neuron Cermin dalam otak kita dengan kata Tertawa, atau semua hal yang berhubungan dengan Tertawa, mungkin banyak dari anda yang akan langsung tertawa ataupun merasa ingin tertawa pada saat membaca kata ini, kalau kita perhatikan lebih jauh mungkin kita tertawa bukan karena merasa lucu, tetapi cukup dengan melihat orang di dekat kita tertawa maka seolah-olah kita tertular tertawa dari orang tersebut. betul?</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Konsep peniruan inilah yang di manfaatkan para marketing di perusahaan kelas dunia selama ini, saya beri contoh mudah, pernahkan anda jalan-jalan ke mall kemudian sampai pada gerai yang menjual pakaian, di sana terdapat banyak poster besar model yang super cantik dan super sexy, lalu pada suatu waktu anda melihat pakaian yang di kenakan pada manekin yang bertubuh indah dan proporsional, lalu otak anda secara tidak sadar mulai berkata "baju ini pasti juga bagus di pakai olehku seperti dia,tubuhku akan terlihat lebih proporsional dan indah", dan sudah bisa ditebak beberapa menit kemudian anda sudah sampai di kasir dan melakukan pembelian.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Atau contoh yang lebih spektakuler yang terjadi belakangan di sekitar kita, siapa sih yang tidak tahu Blackberry. Kalau mau, mari kita jujur, apakah anda membeli ponsel blackberry sangat membutuhkan fungsinya atau ingin terlihat seperti teman-teman anda? mungkin sewaktu anda belum mempunyai Blackberry pada suatu waktu anda melihat teman-teman anda memakai hp itu, dengan di tambah pengaruh-pengaruh pembicaraan tentang "tingkat kasta" para pemakai blackberry akan meningkat apabila menenteng ponsel itu, maka secara tidak sadar otak anda akan berkata "Aku mau itu, aku mau hp Blackberry agar seperti mereka", hal ini tidak hanya terjadi pada anda tetapi juga pada kebanyakan pengguna Blackberry di Indonesia.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Neuron cermin juga sering bereaksi terhadap segala sesuatu yang kita lihat secara online, anda pasti pernah melihat video-video di youtube bagaimana seseorang membuka pembungkus dari barang yang mereka beli, seberti bagaimana seseorang membuka pembungkus ponsel Blackberry untuk pertama kalinya atau bagaimana seorang anak membuka pembungkus dan sedikit mereview XBOX yang baru dibelinya, video seperti ini sedikit banyak mempengaruhi seseorang dalam keputusan membeli suatu barang, dengan banyakya view pada video-video ini menurut seorang direktur agen periklanan hal ini sebagai puncak dari rasa keinginan seseorang terhadap suatu barang, mungkin banyak orang-orang di luar sana yang sangat menginginkan barang tersebut, maka ia akan mencari pemuas terhadap keinginannya dengan menonton video itu.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><iframe allowfullscreen="allowfullscreen" frameborder="0" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/1IS2ub_L2Es" width="560"></iframe><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Hal ini mulai banyak di gunakan oleh marketer sebagai salah satu strategi marketing yang ampuh. Jadi berhati-hatilah anda, karena masa depan periklanan mungkin akan menggunakan teknik ini untuk memaksa otak anda membeli produk yang mereka tawarkan di luar batas penalaran anda maupun batas dompet anda</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Lalu bagaimana dengan strategi marketing yang anda lakukan untuk meningkatkan penjualan produk anda? Mungkin strategi ini bisa diterapkan pada produk anda mulai sekarang.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">* Sedikit tambahan untuk anda yang mungkin ingin membeli , silakan lihat video tentang produk teranyar Iphone & Samsung Galaxy. Saya yakin Anda begitu bernafsu untuk memilikinya. </span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><iframe allowfullscreen="allowfullscreen" frameborder="0" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/KOD7Aq4HTgc" width="560"></iframe><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><iframe allowfullscreen="allowfullscreen" frameborder="0" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/v-JJnie7nUE" width="560"></iframe><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><a href="http://kask.us/12561999" target="_blank">SUMBER</a><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div>PersadaICThttp://www.blogger.com/profile/02912856917667725302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1563081322168651456.post-59431027793573416672012-09-11T07:00:00.000-07:002013-03-03T14:43:26.881-08:00Alasan Membeli Produk Anda<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Apa yang membuat anda membeli TV Samsung ketimbang Polytron? Dan apabila anda ingin membeli sebuah mobil apa yang anda pikirkan ketika memilih Avanza ketimbang Xenia, padahal kedua mobil itu di sebut-sebut “kembar Identik” baik secara material maupun kualitas, dan apa sih yang membuat anda memilih coklat Toblerone ketimbang Silverqueen? Bagaimana anda membuat keputusan membeli terhadap barang-barang ini?</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Percayakah anda bahwa selama ini otak anda di tuntun untuk membeli sebuah produk oleh penanda somatik yang sudah di tanam di otak anda oleh para marketer? dan apa sebenarnya penanda somatik di sini? </span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Sebelum melangkah ke bahasan selanjutnya mari kita uji sebenarnya penanda somatik itu benar-benar ada atau tidak . Mari kita kembali pada waktu usia anda masih 8 tahun, pada waktu pulang sekolah sudah terhidang semangkuk kolak panas di meja makan, karena anda lapar anda langsung melahapnya dengan dengan rakus, sesaat kemudian anda baru menyadari kalau kolak itu baru selesai di masak dan masih mendidih, sontak anda menangis dan memuntahkan kolak panas yang ada di mulut anda karena merasa lidah anda terbakar. Sekarang anda pasti sudah tidak bisa mengingat rasa sakit yang pernah anda rasakan pada saat itu, tetapi kalau saya menyuruh anda makan kolak mendidih apakah anda mau? Saja jamin anda pasti tidak akan mau (kecuali anda punya ilmu kebal) karena anda tahu rasa sakitnya apabila melakukan itu.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Rasa sakit itulah yang dinamakan penanda somatik, secara tidak sadar otak anda akan membuat hubungan antara ‘lidah’, ‘kolak panas’ dan ‘rasa sakit yang luar biasa’ yang menurut seorang ilmuan bernama Antonio Domasio, penanda somatik ini ibarat pembatas buku.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Mungkin untuk beberapa barang yang harganya terbilang mahal seperti mobil anda akan berpikir panjang untuk membeli dan melakukan beberapa survei, teetapi bagaimana kalau saya tanya ketika anda belanja di supermarket kenapa anda memilih sambal ABC ketimbang merek lain? Mungkin banyak yang menjawab, ‘suka aja sama merk itu’ atau mungkin hanya menjawab ‘tidak ada alasan khusus tuh’.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Namun tahukah anda proses berpikir yang terjadi di kepala anda pada saat menghadapi situasi pembelian otak anda akan memindai memori, fakta-fakta perasaan lalu menyimpulkannya dalam sebuh respon dalam waktu yang sangat cepat, otak anda akan bergerak dari suatu titik awal menuju titik akhir yang akan menjadi keputusan pembelian anda dalam waktu kurang dari 5 detik mungkin anda sendiri tidak menyadari ini. Nah jalan pintas di otak inilah yang dinamakan penanda somatik yang saat ini telah banyak di gunakan marketer untuk mempromosikan produknya.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Penanda-penanda somatik inilah yang akan muncul setiap kali anda di hadapkan pada situasi pembelian . Para marketer di perusahaan-perusahaan besar mengerti betul penanda somatik ini yang dengan hati-hati menanamkan penanda-penanda somatik di otak anda sehingga dapat menuntun otak anda kepada produk yang mereka tawarkan.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Mari kita ambil contoh seorang pria bernama Tom Dickson, dia adalah seorang ayah seperti ayah-ayah separuh baya lainnya di daerah pinggiran midwest. Tapi si ayah ini memiliki pekerjaan yang tidak biasa, dia menjual blender. Sebenarnya bukan pekerjaannya yang aneh. Tetapi untuk mempromosikan blendernya dia membuat sebuah klip pendek dan di masukkan ke youtube. Setiap minggu dia mencoba memblender segala sesuatu mulai dari buah-buahan, ikan laut, selang tanaman dan korek api gas, sampai pada Iphone dan Ipad! </span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><iframe allowfullscreen="allowfullscreen" frameborder="0" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/lAl28d6tbko" width="560"></iframe><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Anda akan terkaget-kaget ketika Tom Menghancurkan Ipadnya dengan wajah tanpa dosa dan nantinya anda akan melihat sebuah Ipad berputar-putar di blender hingga menimbulkan suara merdu sampa akhirnya hilang karena telah menjadi sepihan-serpihan kecil. Di sini penonton di buat terkejut dan akan menjadi sebuah pengalaman yang tidak akan terlupakan. Hal inilah yang nantinya akan menjadi penanda-penanda somatik yang pada saat pembeli akan membeli blender ia akan mengingat produk blender yang di jual oleh Tom Dickson ini.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Penanda somatik ini juga telah menjadi salah satu strategi marketing dari perusahaan Starbucks dengan tagline ‘leave your mark’, Starbucks dengan hati hati memberikan penanda di otak pembeli mereka dengan pengalaman-pengalaman dan kenyamanan yang ada di kedai mereka, dengan menggunakan aroma kopi, pelayanan yang bersahabat sampai pada musik pengiring yang akan menjadi penuntun di dalam otak konsumen, pembahasan strategi ini dapat anda baca lebih lanjut di buku starbucks experience.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Penanda-penanda somatik ini juga bekerja lewat penghargaan, sangksi dan rasa takut, oleh sebab itu banyak perusahaan obat yaang juga memanfaatkan penanda ini kita ambil contoh shampo bayi jhonson and jhonson, efek apakah yang di timbulkan dalam iklan ini? Kita semua tahu bahwa shampo yang masuk ke mata akan menimbulkan rasa perih yang menyakitkan, melalui iklan ini jhonson & jonson memberikan penanda yang akan menanggulangi rasa sakit pada mata yang ditimbulkan oleh shampo lain. </span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Demikian beberapa contoh strategi marketing yang menggunakan penanda somatik yang membimbing otak konsumen untuk membeli produk kita, sebuah iklan yang anda buat bukan hanya menjadi kumpulan gambar yang hanya memajang produk anda, tetapi berilah tanda yang bisa menjadi pengingat untuk pembeli. </span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Maka dari itu hati-hatilah menerapkan strategi marketing anda, karena mungkin kompetitor anda sudah mulai menanamkan strategi ini untuk memaksa konsumen membeli produk mereka. Bagaimana dengan strategi marketing yang sudah anda terapkan? mari kita share bersama.. </span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Mau lihat contoh video yang mengena di hati? cek video berikut ini,gimana perasaan anda setelah nonton video ini?</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><iframe allowfullscreen="allowfullscreen" frameborder="0" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/1aZP7V2No-k" width="420"></iframe><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><iframe allowfullscreen="allowfullscreen" frameborder="0" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/38kqFq0llPA" width="420"></iframe><br /></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><iframe allowfullscreen="allowfullscreen" frameborder="0" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/a4wzDdU7GZk" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" width="560"></iframe></span></div><div style="text-align: justify;"><a href="http://kask.us/13169964" target="_blank"><br /></a></div><div style="text-align: justify;"><a href="http://kask.us/13169964" target="_blank">SUMBER</a></div>PersadaICThttp://www.blogger.com/profile/02912856917667725302noreply@blogger.com0