Selasa, 21 Februari 2012

Powerfull Religion




Membaca judulnya semakin Anda membuat penasaran bukan ? Artikel ini tidak menjurus kepada persoalan SARA melainkan membicarakan topik marketing/ pemasaran.

Strategi pemasaran semakin menunjukkan dinamika radikal di era digital sekarang ini. Pemilik brand-brand ternama semakin selektif dalam menentukan strategi memasarkan brand/ produk.

Era periklanan yang memakan biaya luar biasa besar untuk tampil di media massa seperti di televisi, koran, majalah, Billboard dan Umbul-umbul yang mana kesemuanya itu merupakan sesuatu yang bullshit (menurut kebanyakan orang-termasuk saya juga-)

Nah, saya mengajak Anda untuk berpikir sejenak tentang agama. Bagaimana agama dipasarkan? Apakah agama dipasarkan dengan cara beriklan konvensional melalui media yang saya sebutkan tadi ? Mmm, tentu aneh bukan jika agama dipasarkan seperti itu untuk “merekrut” berbagai macam hamba ? *just share :)

Menurut hemat saya, strategi agama di pasarkan tentu dengan strategi word of mouth dari orang ke orang dan menyentuh sisi needs yang fundamental “konsumen”nya. Dari fenomena tersebut dapat memberikan kita pelajaran bahwa word of mouth merupakan strategi jitu karena terbentuknya story. Dari story yang menarik itulah menjadi trending topic dapat menyebar bak virus menular. Karena sudah menjadi sifat alami manusia untuk mendengarkan story ketimbang melihat iklan.

Makanya jangan heran sebenarnya word of mouth merupakan strategi pemasaran zaman dulu yang sifatnya universal, jitu dan low cost karena agama/ religion sudah lebih dulu menerapkannya untuk berdakwah kesemua manusia yang akan menjadi hamba dari agama tersebut. Cobalah tiru strategi brand Anda seperti yang dilakukan agama. Powerfull ! (disadur dari buku RIP Advertising)---SMART FM Medan 101.8 FM

0 komentar:

Posting Komentar